All Might membuka matanya dan melihat dirinya tengah duduk di sebuah kursi.
Saat mencoba beranjak dari kursinya All Might ditahan oleh Dazai yang menyentuh pundaknya.
"Sudah bangun?"
All Might langsung ingin memukul Dazai dengan seluruh kekuatannya merasa ada hal yang aneh. Dia tidak bisa mengaktifkan Quirknya.
"Apa yang terjadi disini?!"
"Tenanglah All Might."
Nezu tiba-tiba datang dari balik pintu dan berusaha menenangkan All Might.
"Kepala sekolah?! Bukankah kau tadi diculik?! Lalu dimana Aizawa?! Dia terluka parah!"
"Aku ada disini.", ucap datar Aizawa.
All Might tidak menyadari kalau Aizawa tepat disampingnya dan pundaknya juga disentuh Dazai.
Nezu memasuki ruangan diikuti oleh Mori yang menggandeng tangan Alice.
Aizawa dan All Might langsung waspada terhadap Mori yang mengeluarkan hawa yang kurang menyenangkan.
"Halo, perkenalkan namaku Ougai Mori, Pemimpin dari Port Mafia. Apakah kalian menikmati penyambutan yang kami adakan?"
"Apa maksudmu orang-orang dan anak-anak yang menyerang kami tadi?", ucap Aizawa berusaha memastikan.
"Tepat sekali.", jawaban Mori diselingi dengan senyuman diwajahnya.
All Might yang tidak terima pun langsung berteriak dan memaki Mori.
"Kau sebut tadi penyambutan?! Rekanku nyaris saja mati! Dan kau memaksa anak-anak untuk bekerja dibawah perintahmu!!! Penjahat tetaplah penjahat!"
Mori hanya diam dan mengabaikan cacian yang dilontarkan oleh All Might.
"Rekanmu nyaris mati? Buktinya di sehat-sehat saja dan tidak ada bekas luka apapun di tubuhnya."
Dengan cepat All Might langsung menoleh kearah Aizawa dan tidak melihat bekas luka apapun.
All Might tersadar dan melihat kearah tubuhnya yang tidak ada satupun bekas luka dan rasanya tubuhnya dalam keadaan sehat dan bugar.
Padahal All Might percaya bahwa tubuhnya tadi hancur karena ledakan bom, tusukan, tertebas pedang, dan berlubang menerima tembakan senapan beruntun.
"Apa yang terjadi pada tubuh kami?! Aku yakin itu bukan halusinasi!"
"Kalian memang diambang kematian jadi kami meminta anggota Agen Detektif Bersenjata untuk menyembuhkan kalian."
Mori pun menyodorkan foto-foto yang berisi All Might dan Aizawa yang sedang dalam keadaan mengenaskan dan nyaris tidak tertolong.
All Might tidak percaya bahwa luka separah itu bisa disembuhkan dengan sempurna.
Dan lagi harga diri All Might sebagai simbol perdamaian dan pahlawan no.1 luntur karena dia bisa dikalahkan dengan mudah.
"Dan bukan aku yang merencanakan pesta penyambutan itu melainkan orang yang saat ini tengah memegang pundak kalian. Aku hanya memberi izin dan aku tidak tahu kalau akan jadi seperti ini."
"Yah walaupun tadi itu tontonan yang cukup menghibur."
All Might mengerutkan keningnya saat Mori mengatakan melihat orang yang hampir mati sebagai tontonan.
"Berapa banyak anak yang kau sekap disini dan berapa banyak anak yang kau pekerjakan?", ucap dingin All Might.
"Menyekap? Sepertinya kau salah mengartikannya."
"Aku cuma memberikan mereka tempat tinggal dan untuk bekerja mereka sendiri yang menawarkan diri untuk menjadi pembunuh."
"Kau membiarkan anak-anak menjadi pembunuh?!", ucap Aizawa yang tidak percaya.
"Sudah kubilang mereka sendiri yang menawarkan diri."
"Dasar tidak punya hati!", teriak All Might.
Mori yang mendengar hal itu langsung memasang ekspresi dingin dan serius.
"Biar kuberi tahu satu hal."
"Penggunaan Quirk dan penggunaan Kemampuan Supranatural itu berbeda. Anak-anak yang memiliki Kemampuan Supranatural dipaksa untuk menerima kenyataan dan bertahan hidup dalam kondisi apapun."
"Mereka menanggung beban yang berat sejak mereka lahir karena Kemampuan Supranatural itu sangt kuat."
"Kami tidak bisa seperti kalian kalian yang memiliki waktu luang untuk mengurus anak yang memiliki Quirk tidak berguna satu persatu."
"Yang bisa kami berikan kepada mereka hanyalah tempat tinggal dan pelatihan untuk bertahan hidup."
"Kalian tetap saja penjahat karena telah memperlakukan mereka seperti itu!!!", protes All Might yang tidak terima.
"Apakah kau akan tetap mengatakan hal seperti itu 10 tahun lagi pada anak-anak yang sekarang apabila mereka melakukan apa yang kami lakukan hari ini?"
All Might pun terdiam dan tidak bisa membalas pertanyaan yang dilontarkan oleh Mori.
"Sejujurnya aku tidak mengerti ideologi para Hero yang membedakan tindakan berdasarkan baik dan buruk.", ucap Dazai yang sedari tadi menyimak pembicaraan.
"Pak tua, bagi kami baik dan buruk hanya dipisahkan oleh garis yang sangat tipis dan bisa di bilang sama saja."
Dazai mengatakan itu dengan nada yang terkesan dingin.
"Saat berada di Yokohama kusarankan buang jauh-jauh ideologi tak berguna mu itu."
"TIDAK ADA YANG MEMBUTUHKANMU DISINI."
Ungkap Dazai dengan penuh penekanan.
Para Hero yang mendengar hal itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Suasana ruangan pun menjadi sunyi.
"Baiklah! Jadi kita akan membahas topik utama.", ucap Mori yang memecah keheningan.
Nezu yang terdiam pun langsung merespon.
"Benar, kita akan membahas tentang kerja sama kan?
Lalu mereka melanjutkan diskusi mereka sampai selesai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Mission At Yuuei Academy
FantasiaDisaat para Hero mengalami konflik dengan para penjahat, kepala sekolah Yuuei yaitu Nezu meminta tolong kepada organisasi mafia yang paling ditakuti dunia yang bernama Port Mafia yang berada di kota Yokohama. Yokohama sendiri adalah kota yang penuh...