37

641 41 6
                                    


🤯🤯🤯

Ega berlari tergesa-gesa menuju pintu rumah nya. Gadis itu langsung menyelonong masuk dengan menggebrak pintu utama. Hal itu sontak membuat tiga orang yang sedang duduk di sofa tengah terhentak kaget.

Mendapati sosok Eza di depan nya, Ega langsung berlari ke arah kakak nya itu dan langsung memeluknya erat. Eza tersentak ketika Ega memeluknya erat dan menangis di dadanya.

Astaga, ada apa dengan adiknya ini?

Isakan tangis Ega membuat Alexa dan Arthur merasa sangat bersalah. Mereka hanya mampu diam dan melihat kedua anak nya itu berinteraksi

Eza membalas pelukan adiknya dan mengelus punggung nya dengan lembut.

"Ga, Lo kenapa nangis? Huh? Ada yang jahatin Lo?" Tanya Eza lembut

Ega melepaskan pelukan nya dan menatap Eza dengan kesal "Lu goblok apa gimana sih, gue itu khawatir sama Lo. Semalem Lo kemana? Lo tidur dimana hah? Lo buat gue stres tau gak! Gua hampir aja gila karna nyari Lo!" Bentak Ega kesal

Melihat itu Eza memaklumi nya, adiknya memang kasar, tetapi sekadar kasar nya Ega, Eza tahu Ega sangat menyayangi dirinya. Eza pun tersenyum tipis, ia menghargai kekhawatiran adiknya terhadap nya itu

"Gue baik-baik aja ko, Lo jangan khawatir yang penting sekarang gue udah pulang" ucap Eza meyakinkan

Ega menghapus airmata nya dan menatap kedua orang tua nya yang masih saja diam

"Yah, Bun, tolong jelasin semuanya. Kita berdua udah dewasa, tapi kita serasa anak kecil yang di bohongin sama kalian" ucap Ega

"Ega, bunda gak bermaksud bohongin kamu" elak Alexa

"Ya terus apa Bun?" Balas Ega

"Eza, Ega, sebaiknya kalian duduk dulu. Ayah sama bunda akan ceritain semuanya sama kalian" ucap Arsya tegas

Mereka sudah duduk di tempat nya masing- masing. Ega dan Eza menatap kedua orang tuanya penuh tanya. Melihat itu Alexa pun menghela nafas, dan mulai menceritakan semuanya

"Bunda sama Ayah itu menikah karna perjodohan" ucap Alexa

Terlihat dari raut wajah, Eza dan Ega terlihat begitu terkejut mendengar nya. Karna yang ia tahu kedua orang tua nya menikah karna berawal dari berpacaran bukan karna perjodohan

"Waktu itu bunda nakal banget, bunda selalu susah di atur, bunda keras kepala dan bunda selalu mabuk-mabukan. Dan disitu orang tua bunda udah cape sama sikap bunda. Dan mereka menjodohkan bunda sama Ayah. Ayah itu tipikal laki-laki sopan, rajin dan baik"

"Bunda gak setuju karena bunda ga kenal sama Ayah kalian, dan bunda juga udah punya pacar.. yaitu Athur"

Eza dan Ega terdiam,

"Bunda kasih tau Athur tentang perjodohan ini dan dia malah mutusin hubungan kita. Dan disitu bunda sakit hati karna Athur langsung berpacaran sama sahabat bunda, Prisil. Maka dari itu bunda terima perjodohan ini"

"Disaat kami menikah, bun- bunda.....bu-bunda...." Alexa menggantung ucapan nya dengan suara bergetar

Arsya yang mengerti pun langsung merengkuh istrinya itu, "Sudah Alexa, jangan di lanjutkan" ucap nya

Alexa menggeleng kan kepalanya "enggak sya, mereka harus tau semuanya"

Alexa menghela napas kembali "Dan bunda berselingkuh sama Athur dan..dan kami.. kami melakukan hal yang tidak pantas.. pada akhirnya bunda mengandung kamu Eza"

Deg!

Eza merasa dada nya sangat sakit sekali. Ia tidak menyangka akan seperti ini. Ternyata dirinya adalah anak hasil dari hubungan gelap. Eza menunduk menatap lantai di bawah nya dengan tangan mengepal.

Ega menyadari hal itu, ia hanya menatap kepalan tangan Eza yang sangat kencang hingga memerah. Ega tahu, Eza saat ini pasti sedang emosi, sedih bercampur menjadi satu. Ega hanya mampu mengelus bahu Eza, untuk menenangkan.

"Dan bunda minta pertanggung jawaban Athur dan sialnya dia malah gak ngakuin kamu Za, dia malah selingkuh sama Bianca. Dan disitu bunda langsung pergi dan bunda hampir kehilangan akal sehat bunda. Bunda lari ke arah jembatan, bunda berniat mau bunuh diri Za. Karna bunda gatau lagi harus gimana. Dan disitu Ayah kamu Dateng selamatin bunda, dan Bunda Ga-"

"Cukup Bun" potong Ega cepat

Mendengar itu sontak membuat Alexa dan Arsya menoleh ke arahnya

"Gak usah di lanjutin lagi, kami udah paham semuanya" ucap Ega,

Ega terpaksa harus memotong penjelasan bunda nya. Karna ia merasakan apa yang Eza rasakan. Kakak nya itu pasti sangat sakit hati sekali, apalagi pas bunda nya berbicara bahwa Athur tidak mengakui dirinya

Eza berdiri dan langsung melenggang pergi ke kamar tanpa sepatah kata pun.

Melihat itu Alexa pun merasa sangat bersalah "Eza" panggilnya

"Udah Lex, biarin Eza sendiri dulu" ucap Arsya

————

Malam tiba, Eza menghembuskan nafas nya lelah. Ia lelah dengan kenyataan ini, semesta begitu mengejutkan nya. Eza tak tau harus apa sekarang, fikiran nya buntu. Apa ia menghubungi Willy saja? Karna cuma gadis itu yang bisa membuat nya melupakan masalah.

Eza mengambil ponsel nya di kantung jaket nya dan ternyata ponsel nya mati. Ia pun segera mencharger nya. Ponsel nya pun hidup namun batrainya baru 2%

Mata Eza membulat ketika melihat 207 panggilan tak terjawab dan puluhan pesan belum terbaca. Dan semua itu dari Andrea selebihnya dari teman nya dan juga keluarga nya. Mungkin karna kemarin Eza menghilang.

Mata Eza terfokus pada nama yang ia sematkan. Susana tertera nama Andrea. Gadis itu mencoba menghubungi nya namun ponsel nya kemarin mati. Eza membaca seluruh pesan yang Andrea kirim kan dan juga voice note yang gadis itu kirimkan untuk nya

"Hiksss, Eza aku gatau harus gimana. Aku gak ngerti sama semua ini. Aku gapaham hikss, aku sayang sama kamum aku gamau kehilangan kamu. Aku gak perduli walaupun kamu kakak kandung aku, aku tetap cinta sama kamu Za hikss" ucap Andrea di voice not pertama

"Eza kamu kemana? Aku butuh kamu hiks...aku mau mati aja Za, hiksss aku gakuattt... Mamah siksa aku Za.. hiksss. Mamah marah sama aku hikss, aku gakuat Za, aku butuh kamuuu. Aku sengaja kunci pintu kamar aku Za, aku takutt. Tolong bawa pergi aku Za, bawa aku dari sini Za, aku takut hiksss" voice not kedua, suara Andrea sangat pelan dan bergetar, ia terdengar sangat ketakutan

Eza memejamkan matanya ia tidak kuat. Ia pun tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Di sana tersisa dua voice note lagi. Eza masih belum siap mendengar nya. Dada nya terasa sangat sakit mendengar suara isakan Andrea.

Eza merasa bodoh, bisa- bisa nya ia melakukan hal yang tidak pantas pada gadis yang tak lain adalah adik kandung nya sendiri

Arggggggghhhhh!

Eza sangat benci dirinya sendiri!

Eza keluar dari room chat nya dengan Andrea, laku beralih pada sematan kedua yaitu Willy. Gadis itu tak ada menelpon nya atau sekedar mengirim kan nya pesan. Kemanakah gadis itu? Apa Willy sudah tak cinta lagi padanya? Apa dia lebih memilih Evan dari pada dirinya?

Astaga, ngomong- ngomong soal Evan, bukan kah cowok itu sakit. Sakit apa? Mengapa bisa? Eza segera menelpon Bara namun tak di angkat.

Tak ingin lama- lama ia pun beranjak ke kamar adiknya, menanyakan dimanakah keberadaan rumah sakit yang Evan tempati

🤯🤯🤯

Sorry for typo🙏





Elzagar FathurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang