Chapter 1

1.7K 107 5
                                    


Enam bulan kemudian...

Dalam pengepungan markas Black Organization, Gin, Vodka dan Vermouth malah akhirnya memilih bunuh diri. Jenazah mereka dibawa oleh petugas polisi untuk diautopsi sebelum dikremasi. Sisa-sisa anggota ditangkap dan beberapa yang kabur masih ditelusuri pencariannya.

Shinichi yang sudah kembali ke ukuran tubuh normalnya, menjalani kehidupannya di SMA Teitan. Namun Shiho belum menelan antidotenya, ia masih menjalani hari-harinya sebagai Haibara Ai di SD Teitan bersama Detektif Cilik. Edogawa Conan dikabarkan sudah kembali ke rumah orang tuanya di Amerika.

"Tadaima" ucap Haibara yang baru sampai rumah setelah pulang dari sekolah. Ketika baru saja meletakkan tas sekolahnya di sudut ruangan, ia dikejutkan oleh pemandangan di ruang tamu. Akai Shuichi, Jodie Sensei, Masumi, Shinichi dan Profesor Agasa sudah berkumpul menunggunya.

"Okairi Ai-Kun," sambut Profesor Agasa.

Haibara melipat lengannya seraya memejamkan matanya dengan angkuh, "Jadi, kenapa dia di sini?" tanyanya. Yang dimaksud adalah Akai Shuichi.

Jodie Sensei berusaha mencairkan suasana itu, "Ah begini Sherry. Kami datang untuk menawarimu posisi di FBI dan ngomong-ngomong kenapa kau tidak kembali ke tubuh aslimu?"

"Itu urusanku dan aku tidak tertarik pada tawaran FBI," jawab Haibara singkat.

"Aku lebih sering kerja di lapangan daripada di kantor, kau akan jarang bertemu denganku," timpal Akai Shuichi dingin.

"Apapun itu, aku tidak mau," sahut Haibara.

"Jangan begitu Haibara," pinta Shinichi pelan, "Akai-San selama ini telah melindungimu,"

"Aku tak memintanya!" seru Haibara membuat semuanya tersentak.

"Ai-Kun..." Profesor Agasa cemas melihat sikapnya.

"Dia lakukan itu karena dia harus membayarnya! Dia memanfaatkan onee-chan dan aku untuk menyusup organisasi itu! Hasilnya? Onee-Chan mati!" bentak Haibara kepada Akai Shuichi.

"Shiho, Shunee pun menyesali perbuatannya," gumam Masumi.

"Aku tak peduli!"

"Tenangkan dirimu Haibara," pinta Shinichi seraya merengkuh lengannya.

"Jangan dikira..." rintih Haibara dengan mata berkaca-kaca, "Menyelamatkanku akan menghapus dosamu... Kau telah menghilangkan nyawa orang yang satu-satunya kumiliki di dunia ini... Onee-Chan takkan hidup lagi!"

"Kau masih punya kami Shiho," sahut Masumi, "Kau tidak sendiri, kau punya kami sepupumu, keluargamu,"

"Persetan!" kutuk Haibara.

"Haibara..." Shinichi harus memegang dua lengannya untuk mengendalikannya.

"Aku tidak punya sepupu! Aku tidak punya keluarga! Aku hanya punya onee-chan! Dan dia sudah tiada gara-gara kau! Moroboshi Dai! Uhuk..." Haibara terbatuk seraya memegang dadanya.

"Haibara!" Shinichi merengkuhnya, namun batuk Haibara tidak mau berhenti.

"Sebaiknya bawa dia ke kamar Shinichi. Obatnya ada di laci," pinta Profesor Agasa.

Shinichi pun menggendong Haibara ke kamar.

"Gomene," kata Profesor Agasa pada tamunya, "Ai-Kun belum siap saat ini. Biarkan dia tenang dulu. Dia tidak boleh tertekan, aku sungguh khawatir dengan kondisinya,"

"Eh, kami mengerti," sahut Jodie Sensei, "Maaf telah membuat kekacauan ini,"

***

"Haibara!" panggil Shinichi suatu pagi saat berangkat ke sekolah.

Haibara menoleh, "Nani?!" sahutnya galak.

Hup. Shinichi memakaikan topi rajutan ke kepala Haibara.

"Eh?" Haibara bingung.

"Hakase menitipkannya padaku, katanya kau lupa pakai topimu. Ingat kau tidak boleh kedinginan," ujar Shinichi.

Mereka pun jalan bersama.

"Jangan mentang-mentang kau besar dan aku kecil, kau dapat memperlakukan aku seenaknya," gerutu Haibara.

"Karena itu, kenapa kau tidak jadi besar saja? Kan obatnya sudah permanen,"

Haibara tidak menyahut.

"Ayumi, Genta dan Mitsuhiko pasti akan mengerti," Shinichi menebak alasan Haibara tidak mau kembali ke ukuran normal adalah karena anak-anak itu.

"Aku suka begini," sahut Haibara.

"Takuu..."

"Lagipula aku masih mengumpulkan data dan memastikan, kau tidak akan mengalami efek samping jangka panjang,"

Shinichi bergidik, "Serius?"

Haibara membuang wajah, "Aku ingin memastikan paling tidak sampai setahun ke depan. Kalau kau tidak mati, mungkin aku mempertimbangkan untuk menelannya,"

"Oi Oi! Seriuslah Haibara! Jangan menakutiku!" Shinichi merajuk.

"Shinichi!" mendadak terdengar Ran memanggil.

Ran bersama Sonoko dan Masumi menghampiri mereka.

"Oh rupanya kau di sini Shinichi, bersama wanita iblis," sindir Sonoko.

Shinichi mengernyit tidak suka.

"Sonoko!" Ran memperingatkan sahabatnya.

"Maaf Sonoko, bagaimanapun juga Shiho masih sepupuku, tolong hargai," pinta Masumi.

"Hai hai..." sahut Sonoko malas.

"Aku tak minta kau bela," kata Haibara tajam pada Masumi.

"Shiho..." Masumi menatapnya memohon.

"Aku tak merasa punya sepupu,"

Masumi tampak sedih.

"Oi Haibara, jangan marah-marah terus. Ingat paru-parumu," Shinichi mengingatkan.

"Karena itu jangan mengusikku, toh aku hanya wanita iblis,"

"Ai-Chan!" tiba-tiba dari kejauhan Ayumi memanggil sembari melambai. Genta dan Mitsuhiko berdiri di belakangnya.

"Ayo ke sekolah!" teriak Mitsuhiko.

"Hai..." sahut Haibara dengan suara manis lalu mendekati teman-temannya dan mereka jalan bersama ke sekolah.

"Ai-Chan masih tidak ingin kembali?" tanya Ran pada Shinichi.

"Eh," sahut Shinichi, "Entah sampai kapan dia mau begitu," gumam Shinichi yang cemas memikirkan Haibara.

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang