Shiho membalut lengan Shinichi ketika sudah selesai mengeluarkan pelurunya. Mereka tengah berada di salah satu ruang ganti di ballroom, berdua saja. Shiho memerlukan konsentrasi ketika melakukan operasi kecil itu.
"Untunglah pelurunya tidak dalam," gumam Shiho, "Aku bisa membuatkan resep penahan sakit untukmu,"
"Arigatou Shiho," ucap Shinichi.
Shiho menunduk muram, "Kau melindungiku lagi... Kau tahu kau bisa tewas..." bisiknya gemetar, airmatanya mengalir lagi.
"Dan kau tahu, aku tak mungkin membiarkanmu terluka..."
"Baka,"
Shinichi menghapus airmata Shiho dengan ibu jarinya, "Yang penting kan sekarang aku baik-baik saja..."
Shinichi mengenakan kemejanya kembali. Kemudian ia dan Shiho keluar dari ruangan itu untuk menemui para penyidik.
"Shinichi," Ran memanggil cemas ketika melihat Shinichi keluar.
"Kau baik-baik saja Kudo-Kun?" tanya Inspektur Megure.
"Eh," sahut Shinichi, "Shiho mengeluarkan pelurunya dan memberiku beberapa jahitan,"
Shiho menyerahkan selembar catatan kepada Ran, "Ini resep untuk penahan sakit dan mencegah infeksi. Berikan padanya sesuai dosis," jelas Shiho.
"Uhm, arigatou," ucap Ran penuh rasa terima kasih.
Kemudian Shiho menyerahkan kantong plastik mungil berisi sebutir peluru kecil kepada Inspektur Megure, "Ini jenis pelurunya, mungkin Anda ingin menyelidikinya,"
"Hanya pistol kaliber kecil," kata Inspektur Megure ketika memeriksa peluru itu.
"Tapi cukup mematikan bila ditembak dari jarak dekat apalagi jika tujuannya kepala," gumam Hakuba seraya bertopang dagu.
"Apa pelakunya berhasil ditangkap?" tanya Shinichi.
Inspektur Megure menggeleng, "Makoto-Kun kehilangan jejaknya, kami masih terus melakukan pencarian,"
Shinichi beralih pada Hakuba, "Hakuba-Kun, apa kau memiliki dugaan kira-kira siapa?"
"Kau bilang tadi pistol itu mengarah pada Shiho?" tanya Hakuba.
"Eh," Shinichi mengangguk, "Aku yakin itu,"
Hakuba mendesah, "Aku curiga, ini mengenai kasusku di Osaka,"
"Kasus perburuan manusia itu?" tebak Shinichi.
"Eh" Hakuba mengangguk.
"Tapi bukankah pelakunya sudah tertangkap?" tanya Inspektur Megure.
"Aku curiga ada dua,"
"Nani?" Inspektur Megure terbelalak.
"Tersangka memiliki hobi memajang foto-foto korbannya di dinding. Kecurigaanku bermula dari jumlah korban jiwanya adalah 32, tapi foto yang terpajang hanya 16,"
"Berarti, 16 lainnya dikerjakan oleh pelaku lainnya?" tebak Shinichi.
"Begitulah kesimpulanku, sepertinya mereka tengah melombakan sesuatu siapa yang membunuh paling banyak dalam periode waktu tertentu,"
Shinichi merasa mual mendengarnya.
"Aku berhasil membongkar kedok salah satunya, tentu satunya lagi tidak akan melepaskanku karena aku telah merusak kesenangan mereka. Mereka ingin menyakitiku melalui Shiho, orang yang kusayangi, kelemahanku," Hakuba memandang Inspektur Megure seraya menunduk sopan, "Maaf telah mengacaukan pesta putrimu,"