Chapter 6

1.3K 94 1
                                    


Shinichi dan Hakuba memeriksa mayat seorang lelaki yang jatuh dari gedung. Tidak ada denyut nadi lagi, ia sudah meninggal.

"Telpon polisi Shiho," pinta Hakuba.

"Eh," sahut Shiho seraya mengeluarkan ponselnya.

Shinichi merasa agak kehilangan momen itu, biasanya ia yang memberi instruksi itu kepada Haibara alias Shiho untuk memanggil polisi atau ambulan.

"Anatta!" mendadak terdengar teriakan seorang wanita hamil besar ketika melihat mayat suaminya yang tergeletak di aspal dengan darah segar berceceran.

Wanita itu sangat terguncang hingga kehilangan keseimbangannya. Shiho dan Hakuba dengan sigap menangkapnya sebelum jatuh bedebum di aspal. Saking syoknya, wanita itu terserang sesak napas.

"Periksa tasnya Kuba-Kun, mungkin ada inhaler!" seru Shiho seraya membaringkan tubuh wanita itu dengan posisi miring. Shiho menggunakan tas tangannya sendiri sebagai bantalan untuk kepala wanita itu.

Hakuba menarik keluar sebuah inhaler dari tas tangan wanita itu dan memberikannya pada Shiho. Shiho meminta wanita itu menghirupnya seraya memberikan instruksi.

"Sekali lagi..." pinta Shiho agar wanita itu menghisap inhalernya lagi untuk yang ketiga kali, "Atur napasmu, tarik dari hidung dan keluarkan dari mulut..."

"Apa yang terjadi?" tanya Hakuba tidak mengerti.

"Terkadang hal ini terjadi pada wanita yang kehamilannya sudah besar, dinding rahim yang melebar mendorong ruang jantung menjadi sempit. Telpon ambulan, Kuba-Kun," kata Shiho.

"Baiklah," gantian Hakuba menelpon ambulan, sementara Shiho masih menjagai wanita itu seraya menghitung denyut nadinya.

Melihat kekompakan mereka, Shinichi menyadari hubungan mereka bukanlah kepura-puraan. Hakuba dan Shiho terlihat telah terbiasa menjadi satu tim. Entah kenapa Shinichi merasa iri, ia tidak tahu perasaan iri ini sebagai partner ataukah karena hal lainnya. Ia toh sudah memiliki tunangan, tapi ada yang salah di sini.

Investigasi itu berlangsung hingga sore. Shinichi, Hakuba bersama Inspektur Megure telah berhasil menemukan pelakunya yang tidak lain adalah adik ipar si korban sendiri, yang cemburu karena pria itu lebih memilih kakaknya untuk menjadi istrinya. Kepolisian akhirnya menangkap pelaku itu dan membawanya ke kantor pusat.

"Deduksi yang hebat sekali Kudo-Kun," puji Hakuba.

"Berkat kau yang mengumpulkan petunjuknya dengan cepat Hakuba-Kun," Shinichi memuji balik.

"Ah karena aku curang," sahut Hakuba seraya merangkul Shiho dengan tatapan mesra, "Aku dibantu oleh Shiho hehe..."

Ran terdiam melihat pemandangan itu. Hakuba memang menatap Shiho penuh cinta, namun ekspresi Shiho biasa saja, tidak terlihat seperti wanita yang tengah jatuh cinta atau berseri-seri karena akan menikah. Malah matanya sesekali mencuri-curi pandang pada Shinichi.

"Ngomong-ngomong kau dan Ran-San juga akan menikah tahun ini kan?" tanya Hakuba.

"Eh, akhir tahun ini," sahut Shinichi.

Tangan Shiho yang mengenggam tali tasnya terkepal erat ketika mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Shinichi.

"Wah, berarti aku dan Shiho duluan ya yang menikah!" kata Hakuba ceria tanpa menyadari gelagat Shiho.

"Kami turut senang, Hakuba-Kun," sela Ran.

"Arigatou," ujar Hakuba, "Kalian tadi sedang double date ya?" ia memandang Shinichi, Ran, Sonoko dan Makoto, "Berarti lain kali ditambah aku dan Shiho jadi triple date ya. Pasti menyenangkan, ya kan Shiho-Chan?"

Shiho tersentak memandang Hakuba, "E-eh...Uhuk..." ia terbatuk.

Shinichi mengerjap, begitu juga Hakuba yang langsung melepas mantel luarnya dan mengenakannya pada Shiho.

"Sudah kubilang untuk memakai mantel lebih tebal, kau kan tak bisa dingin, takuu..." ia membungkus tubuh Shiho dan meninggikan kerahnya agar menutupi leher Shiho sehingga aman dari dingin, "Aku seperti memakaikan baju pada barbie saja,"

Shinichi terhenyak, ingatannya mau tak mau melayang ke waktu lima tahun lalu.

Jangan membuatku terus-menerus memakaikan baju hangatmu seperti barbie saja...

"Gomene," gumam Shiho.

"Kami pulang dulu, sampai ketemu lagi," Hakuba melambai.

"Eh, sampai nanti," Shinichi balas melambai.

Sambil merangkul Shiho, Hakuba berbalik dan mereka berjalan pulang bersama, "Nanti akan kubuatkan sup hangat untukmu," terdengar ia berbisik pada Shiho.

"Arigatou," ucap Shiho.

"Ehhh... Sepertinya Hakuba-Kun sayang sekali pada Shiho ya..." gumam Sonoko.

"Uhm," Ran mengangguk, "Mereka juga sangat serasi, satunya tampan dan satunya lagi cantik,"

"Mungkin itu karena mereka sama-sama keturunan Inggris," sambung Sonoko.

"Tapi baguslah, Shiho akhirnya menemukan kebahagiannya, ya kan Shinichi?" Ran menoleh pada tunangannya.

Shinichi hanya diam, tak mendengar.

Ran langsung termangu, Shinichi...

Shiho masih rentan akan hawa dingin... Apa dia baik-baik saja? Batin Shinichi.

***

Sampai di kamarnya, Shinichi membuka jas dan menghempasnya asal saja di tempat tidur. Ia menggulung lengan kemeja dan melepas beberapa kancing di dadanya. Kemudian ia menghenyakkan diri di kursi di hadapan meja belajarnya sembari mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Gantungan boneka Higo yang selalu dibawanya bagai jimat.

"Shiho..." Shinichi mengelus wajah boneka Higo dengan ibu jarinya. Terbayang dulu ekspresi syok Haibara saat kehilangan boneka Higonya.

"Akhirnya aku menemukanmu..." bisik Shinichi namun ekspresi wajanya sedih. Shiho terasa begitu jauh dari dirinya. Sekarang sudah ada Hakuba Saguru.

Melihat betapa Hakuba Saguru begitu perhatian pada Shiho, Shinichi merasa malu. Ia teringat dulu saat masih berpartneran dengan Haibara. Ia tak pernah memperlakukannya dengan baik. Kalau pun ia baik-baik kepada Haibara, biasanya karena ada maunya. Ia membutuhkan data investigasi atau antidote APTX untuk berkencan dengan Ran. Pernah satu kali ia membelikan Haibara takoyaki, itupun karena Haibara yang minta. Sepertinya, selama ini ia telah memperlakukan Haibara dengan tidak adil, karena itulah Haibara memilih pergi meninggalkannya. Pelajaran klise yang selalu menyedihkan. Kau baru akan merasa kehilangan setelah orang itu pergi.

"Maafkanaku Shiho..." gumam Shinichi pada boneka Higo seakan-akan boneka itu adalahShiho.

The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang