12

64 4 0
                                    

Kata orang, aku orang yang serba bisa, mereka percaya dengan apa yang aku kerjakan akan mendapatkan hasil yang membanggakan dan sempurna. Tapii mereka tidak tahu bahwa ekspetasi mereka membuat beban bagi diriku. Bahkan kedua orang tua ku dan kakakku percaya bahwa aku bisa melakukan apa yang mereka mau dengan baik. Namun sekali lagi, itu jadi beban bagi diriku karena diriku tidak se-sempurna itu hingga semua yang mereka mau bisa aku lakukan dengan sempurna.

Di luaran sana banyak orang-orang yang melihat hasil yang di dapatkan daripada proses untuk mencapai hasil tersebut. Termasuk teman-teman ku dari mulai sekolah dasar sampai sekarang aku di Perguruan tinggi, mereka selalu bilang kepadaku kalo aku pasti bisa mengerjakan semuanya, bisa memperoleh hasil yang memuaskan dan ketika hasil nya memuaskan ataupun tidak, mereka tidak tahu proses itu sangat panjang dan melelahkan dan tidak menghargai sama sekali perjuanganku. Bahkan aku tahu beberapa teman se-kelasku dari mulai aku sekolah dasar sampai menginjak perguruan tinggi sekarang selalu memanfaatkan aku. Mereka selalu berdalih bahwa aku bisa mengerjakan semuanya dan mencapai hasil yang memuaskan, tapiii di belakang ku, aku tahu mereka mengejekku, membicarakan ku yang tidak-tidak karena aku orang yang jutek, tertutup dan pendiam. Padahal kalo mereka kenal lebih dekat dengan ku, aku tidak sejutek dan se-tertutup itu kok. Apakah orang hanya melihat dari luar saja? Kenapa orang-orang selalu menjudge dari tampilan luar saja?

Aku bukan ansos, aku kenal dan dikenal lumayan banyak orang, namun karena banyak nya ekspetasi dari keluargaku dan orang lain yang menganggapku bisa, aku takut tidak bisa memenuhi ekspetasi itu karena ternyata faktanya aku tidak segala bisa dan masih banyak orang diluaran sana yang lebih pintar, cerdas, beruntung dan sempurna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Memang, tidak ada manusia yang sempurna, mungkin di balik kesempurnaan yang mereka tampilkan, kepandaian yang mereka tampilkan, ada sesuatu yang mereka tutupi agar kesempurnaan itu tetap terlihat. Ada sebab dan akibat yang mereka lakukan karena tuntutan-tuntutan duniawi atau masalah yang mereka miliki, dan salah satu alasan aku menutup diriku lebih dalam dari orang-orang salah satunya karena banyaknya tuntutan-tuntutan dari orang lain dan membuatku lebih pendiam karena beban dalam diriku terus bertambah dan aku tidak mau membuat ekspetasi orang lain terhadapku lebih besar lagi.

Aku terkenal dengan serba bisa karena aku lahir dari keluarga yang cukup terpandang. Namun sekali lagi, itu jadi beban bagiku. Aku di tuntut untuk segala bisa dan sesuai ekspetasi keluarga ku, namun terkadang aku lelah dan muak dengan semuanya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain terus menjalani kehidupan ku sendiri sesuai dengan ekspetasi keluargaku dan orang lain. Hanya satu sahabatku yang tahu hal ini memuakkan bagi ku, yaitu Wendy Elysian. Dia sahabatku dari semenjak kita satu sekolah dasar, dia yang pertama kali menawarkan ku duduk di bangku yang sama dengannya waktu sekolah dasar. Semenjak kecil aku memang orang yang agak pemalu, namun Wendy dengan kepribadian nya yang ceria mencoba berkenalan dengan ku terlebih dahulu dan mengajakku jadi sahabat seumur hidupnya. Bahkan aku dan Wendy punya sertifikat persahabatan, yaa Wendy yang membuat sertifikat itu, bahkan hingga sekarang sertifikat persahabatan itu masih aku simpan dengan baik di laci meja belajarku.

Tapi, karena aku berteman baik dengan Wendy dan kemana-mana selalu dengan Wendy, aku membangun ekspetasi lebih dari orang-orang dan keluargaku karena mereka menganggap 'Wendy saja bisa, pasti kamu juga bisa. Kamu kan teman dekatnya Wendy, kamu juga cerdas kok'. Aku tidak membenci situasi ini, aku tidak membenci Wendy sama sekali, karena berkat dia, aku mempunyai sahabat yang selalu ada di saat aku sedih dan bahagia. Semenjak sekolah dasar aku murid yang berprestasi, selalu juara kelas. Mungkin hal itu juga yang membuat orang-orang terutama keluarga ku berekspetasi lebih kepadaku.

Namun ketika aku menginjak Sekolah Menengah Pertama, prestasi ku menurun, namun keluargaku masih percaya aku bisa, mereka selalu menekankan bahwa aku bisa berprestasi lagi. Saat itu aku masih bisa percaya dan kuat menjalani semua ekspetasi dan harapan dari keluarga karena ada Wendy di sisi ku yang selalu memberiku semangat dan kekuatan karena Wendy pun sama sepertiku, ada ekspetasi besar dari keluarganya akan kesuksesan dalam setiap langkah yang Wendy lalui. Namun, ketika Wendy pindah sekolah ke luar negeri waktu kelas 3 SMP dan memutuskan SMA di luar negeri mengikuti kedua orang tuanya. Aku benar-benar seperti kehilangan semangat, aku hanya bisa menguatkan diriku sendiri akan ekspetasi orang-orang.

Our Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang