Semenjak saat itu aku dan Sehun semakin dekat, awalnya memang aku tidak terlalu menganggap Sehun sebagai teman dekat, mungkin ajakan Sehun untuk berteman hanya sesaat dan hanya teman biasa pada umumnya, pikirku saat itu.
Pada saat itu juga seminggu setelah kejadian perkenalan di rooftop, kami memang sering bertemu di rooftop dan berbicara tentang pelajaran dan lain-lain. Namun, setelah seminggu kami sering bertemu, tiba-tiba selama 2 bulan kemudian Sehun tidak muncul lagi di rooftop, dia seperti hilang begitu saja tanpa kabar. Aku yang waktu itu sudah mulai agak nyaman dengan keberadaan Sehun agak sedikit berbeda, seperti merasa ditinggalkan? Atau di php kan? No, aku tidak menganggap Sehun lebih dari teman saat itu, hanya saja aneh ketika kalian sudah sering bertemu tiap harinya, tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa kabar. Aku mencoba positif thinking mungkin Sehun sedang sibuk dengan teman kelasnya atau Sehun sedang sibuk dengan tugasnya. Namun ketika kami tidak sengaja berpapasan di lorong kelas, aku melihat Sehun dengan temannya sedang berbincang dan saat itu aku bersama dengan Laila dan Naya menuju ke kelas setelah pelajaran olahraga, dan Sehun hanya melihat ke arah ku dan aku hanya melihat sekilas ke arah sehun kemudian menatap ke arah lain. Aku saat itu berpikir mungkin memang pertemanan kita biasa saja seperti teman pada umumnya, dan mungkin Sehun malu ketika harus menyapaku di lorong tadi, dan yaa sekali lagi, aku kehilangan temanku. Ini bukan kehilangan yang pertama kali, ini kehilangan teman untuk kesekian kalinya. Untuk Wendy mungkin aku tidak begitu kehilangan karena kita sesekali saling menghubungi, walaupun tetap saja, aku merasa kehilangan sahabat terbaikku Wendy. Aku kehilangan beberapa teman terbaikku pada saat sekolah dasar, sampai sekolah menengah pertama.
Dan sekarang, aku juga sepertinya akan kehilangan salah satu teman dekat di sekolah menengah atas? Hmmm, untung saja selama seminggu kemarin aku berteman dan bercerita banyak hal dengan Sehun, aku tidak berharap lebih ke Sehun, karena aku sudah mengantisipasi hal tersebut jikalau memang benar Sehun hanya berteman biasa denganku dan pada akhirnya akan pergi begitu saja. Sebenarnya ini alasan utama aku menjadi kepribadian yang menutup diri seperti sekarang ini, aku terlalu banyak kehilangan orang-orang yang sudah aku percayai sepenuhnya, namun ternyata mereka tetap meninggalkan ku. Seulgi kecil saat itu tidak tahu makna dari kata people come and go, sehingga aku hanya ingin teman dekat ku terus ada di sampingku sampai kapanpun. Aku akui memang sedikit egois. Aku susah untuk terbuka dan percaya kepada orang lain, maka dari itu ketika aku mempunyai teman dekat, dan kita sudah saling cerita lebih dalam satu sama lain, dan ternyata malah teman tersebut menjauh dan menghilang, aku merasa drop dan sedih. 'Apa aku berbuat salah? Kenapa teman-teman terbaikku mulai menghilang satu persatu' pikirku saat itu.
Namun kejadian tidak terduga terjadi ketika waktu itu keluarga ku akan makan malam dengan sahabat dari orang tua ku, yang ternyata tidak lain sahabat orang tua ku adalah orang tua Sehun. Aku waktu itu sedikit canggung dan bingung, apakah harus berpura-pura tidak kenal dengan Sehun atau menyapa Sehun seperti teman pada umumnya?
Namun ternyata Sehun menyapaku duluan seperti memang sudah kenal dekat dan mengalirlah percakapan antara orang tua ku dan orang tua Sehun. Mereka menceritakan bagaimana awalnya mereka bersahabat dan mengharapkan aku dan Sehun pun bersahabat, dan langsung disetujui oleh Sehun, dan Sehun juga mengatakan kami sudah bersahabat akhir-akhir ini. Namun aku tidak merasa seperti itu, malah akhir-akhir ini bukannya Sehun seperti menghilang begitu saja tidak ada kabar sama sekali dan tidak pernah datang ke rooftop selama dua bulan ini. Namun aku hanya diam saja tidak berani berbicara seperti itu di depan kedua orang tua ku dan Sehun.
Tiga hari setelah kejadian makan malam itu, aku ke rooftop dan terkejut menemukan Sehun sedang duduk di tempat yang biasanya aku tempati. Kami menatap satu sama lain selama beberapa detik tanpa mengucapkan satu kalimat pun. Kemudian aku berusaha untuk terlihat biasa saja dan mendekati Sehun dan duduk di tempat yang biasa aku duduki ketika aku di rooftop.
"Tumben lo kesini hun" Kataku memecah keheningan setelah sekitar 10 menit kita tidak berbicara sama sekali dengan aku yang sibuk membuka hp sementara Sehun, melamun? Entahlah dia sepertinya sedang banyak pikiran.
"Maaf seulgi, gue akhir-akhir ini jarang kesini. Ada yang harus gue urus sebelumnya, dan sekarang sudah hampir selesai" Kata Sehun sambil tersenyum.
"Lagi banyak pikiran hun? Kenapa lo gak cerita ke gue? Seenggaknya meskipun gue gak bisa ngasih solusi, gue siap jadi pendengar setia lo kok" Kataku sambil menatap Sehun yang menatapku balik. Aku merasa Sehun sedang banyak pikiran, terlihat dari wajahnya tidak seceria dulu.
"Hmm gue pengen banget cerita ke lo gi. Tapi gue gak bisa. Lagian juga urusannya udah selesai sebentar lagi. Jadiii no problem" Jawab Sehun dengan senyum manisnya.
"Ya udah gue gak akan maksa lo Sehun, tapi inget, lo yang duluan ngajakin gue buat berteman selamanya kan? Jadi lo jangan ragu kalo mau cerita apapun itu ke gue. Apalagi setelah tahu orang tua kita juga sahabatan. Jadi lo gak usah sungkan ke gue, cerita aja apapun itu" Kataku sambil tersenyum.
"Iya gi makasih" Kata Sehun sambil tersenyum.
"Jadiii dua bulan ini lo kangen gue gak?" Tanya Sehun sambil tertawa jail.Dan mengalirlah percakapan kami, dan sejak saat itu sampai sekarang Sehun selalu ada di sampingku tidak pernah meninggalkanku dan sampai sekarang aku tidak tahu urusan apa yang harus Sehun selesaikan sampai dia menghilang selama dua bulan itu.
*****
Maaf ya chapter ini cuma sedikit karena aku pengen ceritain masa lalu Seulgi dan Sehun yang lanjutin chapter kemarin. Sampai ketemu nanti.
Maaf juga aku update kelamaan, lagi banyak urusan hehe. Aku juga izin menghilang dulu beberapa hari karena lagi banyak urusan. Makasih banyak yang udah baca, aku tunggu komen dari kalian.Have a nice day!! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dream
FanfictionKetika mimpi yang awalnya kita ingin capai bersama tetapi pada akhirnya tidak dapat kita capai bersama karena keegoisan masing-masing. Cerita tentang dua orang sahabat, Sehun dan Seulgi, mempunyai cita-cita yang sama, mimpi yang sama, namun terhalan...