33

53 9 0
                                    

"Seulgi kan?" Sapa seseorang pada Seulgi yang sedang sibuk membaca buku teori di tangannya.

Seulgi mengerutkan alisnya tanda bingung,

"Iya, maaf siapa ya?" Tanya Seulgi karena tidak mengenal orang yang baru saja menyapa nya

"Gue Indra, anak FISIP jurusan Ilmu Pemerintahan yang minggu kemarin kita sempet chatan" Jawab laki-laki tersebut

"Ohh Indra, anak nya om Herry ya?" Tanya Seulgi lagi memastikan

"Iya, gue anak nya papa Herry" Jawab Herry lagi sambil duduk bersebrangan dengan Seulgi

"Ohh iya, ya ampun maaf banget gue gak ngenalin lo. Maaf ya" Kata Seulgi merasa bersalah

"Ehh gapapa, santai aja Seulgi. Lagian kita juga belum pernah ketemuan sebelumnya. Kita saling kenal cuma lewat chat kan, yang kebetulan kata papa gue, sahabatnya punya anak yang pengen terjun ke dunia politik, dan yaaa gue disuruh bantuin lo buat belajar tentang politik kan" Kata Indra sambil tersenyum manis

"Ahh itu, iya hehe. Maaf ya kalo gue ganggu sama ngerepotin lo" Kata Seulgi sungkan

"Gapapa Seulgi. Lo sama sekali gak ngerepotin kok. Anak nya sahabat papa udah gue anggap sebagai sahabat gue juga. Jadi santai aja gak usah sungkan"

"Hehe iya makasih banyak yaa"

"Ohh iya, minggu kemarin waktu lo ngechat gue duluan, lo ngerekomendasiin buku II Principe atau Politik Kerakyatan karya Niccolo Machiavelli. Gue baru sempet minjem buku ini ke perpus hari ini, dan gue baru baca bab awal doang, seru, menarik tapi agak pusing juga ndra" Keluh Seulgi sambil menunjukkan buku yang baru dipinjamnya hari ini di perpustakaan kampus.

"Yaa emang pasti pusing sih. Apalagi lo udah di semester akhir harusnya fokus skripsi mempelajari tentang materi jurusan lo, ini malah lo harus mempelajari materi lintas jurusan gini. Tapi gapapa, jangan terlalu di forsir juga seul, takutnya lo malah sakit. Lo baca kalo lagi ada waktu luang aja."

"Buku nya bagus banget, isi nya bukan hanya mengantar kita pada pemikiran Machiavelli tentang politik kerakyatan, tetapi juga membantu kita mencegah berlangsungnya politik kekuasaan. Kalo ada yang mau ditanyain jangan sungkan tanyain aja ke gue atau ke Maya. Lo juga deket sama Maya kan?" Tanya Indra, karena seingat dia, Seulgi dan Maya sudah berteman lebih dulu daripada dengan Indra yang notabene nya dikenalkan oleh papa nya.

"Iya, gue lumayan deket sama Maya. Kita pernah satu ekskul waktu SMA, terus kuliah sekarang juga kita sama-sama ikut Himpunan Mahasiswa Univ. Tapii yaa kita berdua jarang ketemu kalo bukan urusan himpunan karena beda jurusan kan. Dia juga sibuk banget orangnya" Jawab Seulgi ketika mengingat Maya teman nya yang sibuk luar biasa.

Dia tidak hanya sibuk di kampus, tapi dia juga sudah bekerja di salah satu instansi pemerintahan, makanya dia jarang ada di kampus, dan ketika Seulgi pertama kali menghubungi Maya mengungkapkan niat baiknya untuk belajar mengenai dunia pemerintahan dan politik, Maya setuju dan akan membantu, namun dia tidak janji bisa membantu sesering itu karena dia sudah mulai bekerja, makanya dia juga merekomendasikan Indra yang kebetulan juga sahabatnya Maya dan Indra ini mahasiswa paling berprestasi di Fakultas nya. Tidak salah ayah merekomendasikan Indra yang merupakan anak dari sahabatnya untuk membantu seulgi yang akan mulai belajar tentang Pemerintahan. Selain Indra mahasiswa berprestasi di FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), dia juga anak nya baik, ramah dan sejauh ini mengasyikan, dan seulgi nyaman-nyaman saja berinteraksi dengan Indra walaupun pertemuan awal mereka lewat chat dengan dikenalkan oleh ayah masing-masing.

"Ehh tapi lo gak lagi sibuk?" Tanya Seulgi mengingat kata ayah nya Indra juga sudah mulai bekerja di salah satu Instansi Pemerintahan.

"Nggak, gue kerja gak sesibuk Maya kok. Jadi lo tenang aja. Lagian gue juga kerja cuma jadi honorer aja, posisi gue gak terlalu penting-penting banget di kantor" Jawab Indra merendah

Our Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang