9. BERUJUNG NARSIS

6.3K 487 48
                                    

Kyomi menangis tersedu-sedu saat Nagen mulai mengolesi bekas cambukannya dengan salep. Nagen tampak tidak merasa bersalah sudah menyiksanya seperti tadi. Setidaknya bilang maaf, tapi ini tidak sama sekali. Atau mengucapkan terima kasih karena Kyomi sudah berbaik hati menciumnya tanpa cowok itu minta.

Terlalu berekspektasi tinggi membuat suara tangis Kyomi kian kencang. Nagen risih dan dia lampiaskan dengan menekan ujung cuttonbat di tangannya tepat di salah satu bekas cambukan.

"Aw! Nagen! Pelan-pelan, hiks!"

"Diem nggak lo?!" sentak Nagen penuh emosi. "Masih untung gue obatin!"

"Sakit, Gen. Hiks, hiks."

Nagen menggeram, "Mau lo apa sih, Mi?! Kenapa lo nangis coba?!"

Berbalik, Kyomi menatap tak percaya Nagen. Air matanya langsung berhenti mengalir detik itu juga. "Pake nanya kenapa lagi! Punggung gue sakit, Gen! Lembutan dikit ngolesinnya!"

"Lemah banget lo gitu doang ngerengek!"

"Gue bukan lo, ya, Gen! Gue nggak sekuat lo!" Kyomi balik membentak membuat Nagen mendorong bahunya hingga Kyomi terjengkang di atas ranjang.

"Banyak bacot lo!"

"Kok lo kasar lagi sih ke gue?!" Kyomi kembali menangis. Kedua matanya bengkak sekali, "Gue ini cewek lo kalo lo lupa!"

Nagen membuang cuttonbat yang dia pegang ke lantai. Membiarkan peralatan P3K masih berserakan di meja, Nagen berjalan ke lemari besar di sudut ruangan lalu menarik satu kaos oblong hitam miliknya kemudian memakainya.

"Dari beberapa bulan lalu gue udah kasar sama lo. Kenapa lo baru protes sekarang?" Nagen mendekat, berdiri selangkah di hadapannya.

"Gue nggak nyangka lo bakal sekejam ini ke gue."

"Oh, jadi ceritanya lo nyesel gitu pacaran sama gue?" ujar Nagen dengan tampang datarnya.

Kyomi membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Tatapan dingin Nagen seolah membekukan seluruh saraf di tubuhnya. "Lo salah paham. Bukan itu maksud gue."

"Halah! Nggak usah ngelak deh lo! Harusnya lo tuh bersyukur punya gue! Lo nggak perlu nolak cinta seseorang yang menyukai lo karena gue selalu peduli dengan menyingkirkan mereka dari hidup lo tanpa lo minta sekalipun!"

"Lo berlebihan. Padahal Uriga nggak berusaha merebut gue dari lo."

Nagen menyeringai, "Tau apa lo tentang Uriga? Isi hatinya apa lo bisa tau? Nggak, kan?"

"Setidaknya Uriga nggak kasar kayak lo!"

Tawa iblis Nagen menggema di sepenjuru sudut kamar. Nagen menatap remeh Kyomi lalu beberapa saat kemudian tatapannya berubah tajam.

"Itu resikonya pacaran sama gue!" Kedua tangannya bergerak naik, merapikan rambut Kyomi dan menyelipkan anakan rambutnya ke belakang telinga. "Siap-siap sakit luar dalam."

Kyomi meredakan tangisnya. Sesekali ringisan keluar dari bibirnya yang kelihatan lebih tebal. Nagen lah penyebab semua rasa sakitnya berkumpul.

Bayangkan saja hampir sejam Nagen menjajah bibirnya. Menyuruhnya duduk di pangkuan cowok itu yang dengan tidak sabarannya menyecap tiada henti sampai Kyomi sulit bernapas.

Sempat meminta udahan, Nagen berujung marah dan menggigit-gigit kecil bibirnya. Kyomi pasrah saja. Lain kali tidak akan dia mau mencium Nagen lagi. Nagen memang tidak tahu diri. Bisa-bisa nanti dua jam penuh bibirnya dilahap.

"Gue benci sama lo!"

"Iya, sayang. Gue cinta banget sama lo."

"Bajingan!" tukas Kyomi langsung menubruk Nagen lalu segera masuk ke toilet, berniat membasuh wajahnya.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang