25. DICAMPAKKAN

7.3K 539 58
                                    

Masih pada nungguin kan?

Vote dulu sebelum baca ya.
Makasih!<3

😈😈😈

Pagi-pagi Kyomi sudah dibuat pusing oleh Nagen. Dari permintaan cowok itu yang ingin dimasakin telur setengah matang, ingin disiapkan segala keperluan sekolah sampai mengekori Kyomi kemanapun. Kalau bisa masuk toilet cewek juga Nagen bersedia menunggu Kyomi di depan bilik selama apapun itu.

Jangan ditanya bagaimana dongkolnya Kyomi. Dia tidak bisa bergerak bebas. Seperti diintai seolah dia buronan. Memang ada bagusnya sih Nagen bertingkah aneh. Tapi ruang gerak Kyomi menjadi sangat terbatas dalam beraktifitas.

Membingungkan sekali perilakunya ini. Kyomi rasanya tengah bermimpi buruk dan tidak akan pernah bisa bangun lagi. Walau di lubuk hati terdalamnya sangat menyukai perubahan Nagen yang sekarang. Masih belum genap sehari bahkan setengah hari. Kyomi akan terus memantau Nagen agar tetap menjalankan beberapa syarat yang dia sebutkan semalam.

"Lo abis makan apa sih? Perasaan tadi malam nggak gini-gini amat." Kyomi mendorong dahi Nagen dengan telunjuknya saat cowok itu hendak bergelayut di lengannya.

"Gue nggak mau jauh-jauh dari lo ih." Nagen berhasil memeluk lengan Kyomi. Dagunya dia letakkan di bahu dengan sambil memainkan ponsel di tangan.

Kalau diperhatikan, ini posisinya kebalik. Kyomi berasa jadi cowoknya dan Nagen lah ceweknya. Luar biasa manja sampai Kyomi bingung harus apa. Jatuhnya malah bikin kesal bukan gemes.

"Gue sama lo terus ini, Gen. Lo tuh udah persis kayak anak kecil yang takut kehilangan emak aja sih. Heran deh. Kesambet apaan lo di jalan?" Kyomi geleng-geleng kepala melihat kelakuan Nagen yang sangat tidak biasa. "Gue curiga banyak setan ngumpul di tubuh lo."

"Cinta gue seribu persen buat lo, Mi. Kalau bisa lo ambil nih hati, lo ambil dah semuanya. Apa perlu gue belah dada gue biar lo lihat sendiri seberapa penuhnya perasaan gue ke lo?" Nagen serius saat mengatakan itu. Yang mana perkataannya membuat Kyomi tidak bisa untuk tidak tertawa konyol.

"Nggak perlu. Lo nambah-nambahin kerjaan gue aja. Gue males kalau sampai harus manggil dokter buat jahit dada lo lagi." Kyomi agak ngeri juga di dekat Nagen. Bisa-bisa beneran nekat ngambil pisau seperti tempo hari di pesta ulang tahun Yona.

"Mi, mau susuuuuuu!" Nagen memukul-mukul meja dengan merengek membuat Kyomi menahan malu di kursinya. Masalahnya ini lagi di kantin. Hampir seluruh pasang mata di sana menatap penasaran ke arah mereka. Kyomi pun pada dasarnya enggan menarik perhatian banyak orang.

"Ya beli! Lo pikir Kyomi sapi perah apa?!" sahut Mahika tidak bisa lagi membendung kekesalannya. Pasalnya Nagen bertingkah seperti itu tidak di depan Kyomi saja, melainkan di depan anak-anak yang lain. Satu sekolah sudah gempar gara-gara perubahan drastis Nagen.

"Diem! Gue nggak ngomong sama lo!" ketus Nagen pada Mahika.

Mahika mendengus, "Cowok labil lo ya! Suka main tangan, mau menang sendiri, nggak punya perasaan. Giliran kepingin sesuatu aja cepet banget."

"Gue kan udah berusaha buat berubah, Ka. Kenapa lo masih sewot coba?" Nagen memandang sebal Mahika yang menurutnya sangat mengganggu.

"Lo nggak tulus. Itu yang gue simpulkan."

Nagen menuding Mahika dengan garpu, "Dosa lo kebanyakan suudzon."

"Gue bener kok. Lagian jadi orang tempramen banget. Dikit-dikit marah, dikit-dikit emosian. Lo main fisik kelihatan nggak keren sama sekali."

"Siapa juga yang butuh pujian lo?" Nagen tertawa mengejek, "Lo itu bukan Kyomi. Gue keren cuma di depan Kyomi doang."

"Halah, omong kosong! Cowok yang suka mukulin ceweknya kalau lagi emosi tuh pantesnya ditinggalin! Gue mulai nggak setuju Kyomi pacaran sama lo! Percuma ganteng, otak nggak dipake buat berpikir jernih!" sembur Mahika tak tanggung-tanggung. Seperti mengutarakan ketidaksukaannya terhadap apa yang telah Nagen lakukan pada Kyomi tanpa sepengetahuannya.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang