20. UNDANGAN KHUSUS

4.3K 370 57
                                    

Sebelum mulai, baca bismillah dulu.

Tau arti dari judulnya kan? Itu artinya jangan terlalu berekspektasi tinggi alurnya bakalan banyak happy nya.

Intinya semua kan indah pada waktunya, jadi ikutin alur yang aku buat aja yaa sayang-sayangkuhhh😘

😈😈😈

Nagen pulang ke kediamannya ditemani Yona yang bersikeras untuk ikut. Cewek itu terus merengek di lengannya. Mengatakan jika dia masih ingin berlama-lama dengannya.

Sejujurnya Nagen risih ditempelin Yona kemana-mana. Membuat dia tidak bisa bergerak leluasa. Cewek keras kepala dan tidak mempunyai rasa malu itu kian hari semakin tergila-gila padanya. Bukan terlalu percaya diri, tapi kenyataannya memang begitu. Nagen sendiri tidak merasa telah melakukan sesuatu yang menarik perhatian saat Yona berada di dekatnya.

Lantas kenapa Yona begitu mendambanya?

Sedang Kyomi yang dia yakini begitu mencintainya justru menunjukkan hal sebaliknya. Cuek dan kadang seolah tidak memiliki rasa terhadapnya.

Kyomi sialan! Nagen masih kesal saja mengingat kejadian pagi tadi. Sepertinya Uriga butuh sesuatu yang dapat menyulut emosinya.

Senyum sinisnya terukir. Beberapa detik setelahnya langsung sirna saat Nolan terlihat di depan matanya tengah berdiri membelakanginya. Nagen menghela napas. Ini alasan yang membuatnya enggan memijak lantai rumah ini. Selain karena desakan Nolan menyangkut masa depan perusahaan juga menghindari desakan Lucas yang menginginkan dia menemui 'wanita jahat' itu yang senang sekali memerintahnya.

"Akhirnya kamu masih ingat jalan pulang. Gimana kabar kamu? Sudah siap mengikuti aturan dari papa?" Nolan duduk di single sofa. Berhadapan dengan Nagen yang bergeming di tempatnya. Sementara Yona bingung harus apa. Ingin menyapa, tapi melihat betapa datarnya tatapan Nolan, seketika niatnya urung.

"Pulang, Yon. Ntar malam gue main ke rumah lo." Nagen mengusir Yona karena dia tidak ingin cewek itu mendengar apapun yang akan mereka bahas.

"Beneran, Gen?"

Nagen mengangguk tanpa menatapnya. Lalu kemudian Yona langsung beranjak tanpa berpamitan lebih dulu pada Nolan. Membuat Nolan mendengus sebelum kembali menyesap teh buatan istrinya.

"Papa ngapain sore-sore gini udah ada di rumah?"

Nolan tersenyum tipis, "Untuk menyambut kepulangan putera kesayangan papa."

"Cih, Nagen sama sekali nggak tersanjung atas sambutan papa ini."

"Jangan seperti itu, Nagen. Hargai waktu yang sudah papa luangkan demi kebahagiaan kamu di masa yang akan datang." Nolan menumpukan kaki kanannya di atas paha kirinya. Tatapannya yang awalnya datar perlahan menunjukkan keteduhannya. Nagen bisa menelusuri jenis tatapan itu. Penuh cinta dan kerinduan. Hanya saja Nagen benci ketika Nolan mulai membahas masalah perusahaan. Nagen ingin memilih jalan hidupnya sendiri tanpa campur tangan kedua orangtuanya.

"Kebahagiaan yang kayak gimana yang papa maksud? Dengan menjadi penerus di perusahaan papa?" Nagen mendudukkan dirinya di seberang Nolan. Terpisahkan oleh meja kaca yang di atasnya tersuguh dua gelas teh yang memang sengaja Nolan siapkan untuk menyambut kepulangan puteranya.

Nolan tahu kabar tersebut dari Nana. Karena saat ingin menemani Yona belanja keperluan acara ulang tahunnya, Nagen sempat menelepon Nana kalau setelah pulang dari Mall, Nagen akan berkunjung sebentar.

"Papa hanya ingin kamu sukses agar kehidupanmu nanti terjamin dengan baik. Sekarang, kamu sudah memiliki Kyomi di hidup kamu. Papa tau kamu sudah bahagia bersama dia. Tapi kamu juga butuh uang untuk bertahan hidup dengan Kyomi. Ingat satu hal, Nagen. Papa nggak akan mau mewarisi semua harta papa ke kamu kalau kamunya juga nggak berusaha sedikitpun."

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang