15. MEMINTA BANTUAN

4.6K 351 26
                                    

Hai, udah lama gak update.
Kalo lupa bisa baca part sebelumnya ya

😈😈😈

"Ini salep buat lo!"

Tanpa perasaan kantung plastik putih di tangannya dia lemparkan ke atas paha Yona. Walau terlihat peduli, sebenarnya Nagen enggan repot-repot membelinya apalagi untuk seseorang seperti Yona.

Mungkin, jika tidak sedang berada di kediamannya, Nagen akan memilih mengabaikan ringisan cewek itu dibandingkan menolongnya dengan membelikan salep di apotik. Mengingat keduanya ada di kawasan yang bisa dengan mudah Lucas awasi, Nagen pada akhirnya menekan emosinya.

Memperkeruh suasana bukanlah jalan yang tepat. Yona akan memanfaatkan apa yang terjadi untuk menyelamatkan diri dari kejadian tadi.

"Bantu olesin ke leher gue dong, Gen. Tangan gue sakit banget." Yona menghampiri Nagen lalu menyodorkan salep itu pada cowok yang kini memandangnya tajam.

Walau mendapat respon tak bersahabat, Yona tetaplah Yona. Yang akan mendekati Nagen bagaimanapun caranya. Menyingkirkan Kyomi jelas salah satunya. Mana mau Yona mengalah.

"Gue doain sakit beneran, mampus lo!"

"Ih, lo kok gitu sih! Lo nggak sayang gue lagi, ya?" Yona bergelayut manja di lengan Nagen seperti anak monyet yang tidak ingin kehilangan induknya.

Nagen menepak tempurung tangan Yona dengan tangannya. Seberapa merdunya suara cewek itu tetap tidak akan dapat meluluhkan hatinya.

Yona ini sejenis makhluk apaan sih? Nemplok sana-sini.

"Lo ngapain hah pagi-pagi udah di rumah gue? Mau minta makan sama kakek gue?" Nagen berdecih, "Sori-sori aja. Makanan di sini terlalu halal buat manusia kayak lo."

"Jangan kasar, Gen. Gue bisa laporin lo ke kakek Lucas biar lo dihukum. Emang lo mau?"

"Lo ngacem gue nih?" Nagen terkekeh sembari geleng-geleng kepala, "Silahkan aja. Lo pikir gue takut? Kagak lah."

Yona duduk di kursi belajar milik Nagen. Tatapannya menjurus ke arah Nagen di dekat pintu kamar, berdiri dengan ponsel di genggamannya. Mungkin mengirim pesan pada Kyomi. Ah, atau, memutuskan Kyomi karena dirinya. Yona tertawa tanpa sadar. Itu adalah harapan terbesarnya. Kyomi sangat tidak pantas bersama Nagen.

"Kakek lo udah anggap gue sebagai cucunya lho, Gen. Kakek pingin banget gue jadi tunangan lo. Katanya gue ini pinter, cantik, keibuan, jago masak, pokoknya kakek udah yakin kalau gue bisa rawat lo dengan baik nantinya."

Tunggu. Apa Nagen tidak salah dengar?

Kepedean sekali Yona ini.

Jelas saja Nagen tidak percaya kalau kakeknya mengatakan kalimat yang terlalu mustahil tersebut. Kakeknya jarang memuji orang lain sampai berlebihan begitu.

Nagen menyemburkan tawanya, lucu menurutnya. Lucu atas pernyataan mengada-ngada itu. Cantik memang benar. Tapi untuk yang lainnya itu tidak benar sama sekali. Apanya yang keibuan? Seperti cewek murahan iya.

"Gue mau tes lo. Tiba-tiba aja gue laper. Gue pingin makan spaghetti carbonara. Tolong buatin untuk gue sekarang juga," suruhnya.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang