17. KECUPAN SI IBLIS TAMPAN

5.7K 389 63
                                    

Beberapa hari lalu aku double update.
Kali aja ada yang gak terbaca kalian:)

😈😈😈

Mama Nagen sangat baik sekali. Sesudah dibelanjain beberapa setelan baju, Kyomi menerima dua pasang sepatu berbeda warna yang katanya untuk ganti-ganti ketika berpergian keluar.

Walau sebenarnya enggan menerima sangking betapa baik dan royalnya mama Nagen. Kyomi malah justru tidak berani menolak pemberian wanita berusia tiga puluh tujuh tahun itu. Kalau dibilang sih lebih kepada tidak tega melihat ekspresi kecewa yang kerap terpancar di wajah cantik rupawannya saat Kyomi mencoba melarang kemauan wanita tersebut.

Ya sudah, apa boleh buat. Kyomi sangat berterima kasih pada Nana karena masih saja memberikan perhatian lebih meskipun Kyomi tidak sering bahkan hampir tidak pernah mengunjungi Nana di kediamannya yang juga tempat di mana Kyomi bisa dengan mudah menemukan sosok Lucas. Kakek Nagen yang sampai detik ini benar-benar Kyomi hindari setelah kejadian malam itu.

Nana pun tidak lupa memasak banyak makanan untuk Nagen dan Kyomi esok hari setelah semalam Nana menyuruh Kyomi menyimpannya di dalam kulkas agar tahan lama. Yang menjadikan Kyomi bangun lebih awal untuk memanaskan makanannya.

"Nanti pas lo udah jadi istri gue, lo nggak perlu repot masak ini itu buat gue karena gue bakalan nyediain dua bahkan tiga asisten rumah tangga sekaligus untuk bersih-bersih di rumah kita." Kalimat itu meluncur lugas dari mulut Nagen. Seolah-olah kehidupannya di masa mendatang sudah terancang dengan baik apalagi masalah finansialnya.

Kyomi mendengus, "Siapa juga yang mau jadi istri lo."

Lirikkan tajam Nagen sama sekali tidak membuat Kyomi gentar. Cewek itu malahan terkekeh menyadari perubahan drastis di raut tampan pacarnya.

"Becanda, Gen."

"Pokoknya lo cuma boleh nikah sama gue. Malam pertamaan sama gue."

"Jatuhnya maksa itu mah." Kyomi membereskan piring kotor mereka dan membawanya ke wastafel. Mencucinya tanpa berniat menoleh ke belakang untuk melihat apa yang Nagen lakukan setelah sarapan bersama.

"Ya bodo amat. Seharusnya lo tuh seneng bisa menghabiskan seluruh hidup lo sama gue sampai tua, sama anak cucu kita kelak. Gue bakal jamin kebahagiaan yang selama ini lo idam-idamkan." Nagen kalau sudah mode serius seperti sekarang ini, rasanya Kyomi ingin lari sejauh mungkin dari apartemen. Mengindari cowok yang kadang kala membuatnya ragu atas beberapa pilihan yang sudah dia tentukan.

Termasuk pasangan hidupnya.

"Lo kasar. Itu yang akan bikin gue menderita hidup sama lo nanti."

Nagen terdiam. Jemarinya terkepal erat. Untungnya Kyomi tidak menyadari sebab cewek itu berdiri memunggunginya dengan masih menggosok piring bekas makan mereka.

"Beda kalau lo udah jadi istri gue. Seberapa buruknya gue di masa muda, nggak akan gue bawa di masa tua."

Kyomi selesai menata piring ke dalam rak. Tubuhnya memutar, menghadap Nagen yang tengah duduk bersandar di meja pantry. Kyomi menghela napas.

Seakan tiada beban, penuturan Nagen jelas terdengar mustahil di telinganya. Yakin emosi Nagen tidak meluap-luap hanya karena statusnya sebagai istri?

Akankah Nagen menekan segala jenis umpatannya hanya demi menunjukkan pada Kyomi bahwa inilah masa tua seorang Nagendra Mada?

Kyomi rasa itu hal yang tidak mungkin terjadi mengingat Nagen paling susah mengontrol dirinya sendiri jika sedang dikuasai amarah.

"Jangan menjanjikan apa-apa. Gue nggak mau berekspektasi tinggi untuk sesuatu yang menurut gue susah lo ubah. Lo juga suka membesar-besarkan masalah."

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang