7. UNGKAPAN SAYANG

7.6K 555 19
                                    

Nagen dengan hoodie abu-abunya berjalan santai ke dalam kelasnya yang terletak di lantai satu. Pemandangan langka yang jarang sebagian siswi di sana nikmati saat tidak ada Kyomi di samping cowok tampan beralis tebal itu.

Bagi mereka yang tidak menyukai Kyomi, Kyomi ibarat sejenis hama meresahkan yang kerjanya menjajah habis cewek-cewek di sekitaran Nagen.

Bagi mereka yang menyukai Kyomi, sering sekali bertegur sapa kadang mengulas senyum tipis pada ratunya SMA Adipati. Bagaimana tidak disebut ratu mengingat Kyomi berhasil menarik perhatian bahkan mengencani cucu pemilik sekolah.

Kyomi beruntung.

Mungkin Nagen juga bisa dikatakan beruntung karena telah melabuhkan hatinya pada Kyomi yang begitu mencintainya.

Mengenai fakta itu, Nagen sempat bimbang. Akankah dia mampu balik mencintai Kyomi seperti cewek itu mencintainya dengan ketulusan? Nagen belum menemukan jawaban. Nagen diselimuti keraguan.

Untuk saat ini, Nagen menyayangi Kyomi lebih dari apapun. Kalau soal cinta, dibahas diakhir juga tidak jadi masalah.

"Buset, si Nagen. Pagi-pagi udah bengong aja lo! Mikirin apaan sih? Utang?" Yuwa menyenggol lengan Nagen dengan sikunya, membuat Nagen menoleh ke arahnya. Ekspresi cowok itu seperti orang linglung.

"Hah? Kenapa?"

Varen tertawa di sebelah Yuwa, "Perasaan di kelas kita cuma Nagen doang yang nggak pernah kelilit utang."

"Mukanya itu lho, mikul beban banget. Empet gue lihatnya. Kenapa lo, Gen? Si Uriga nyari perkara lagi sama lo?" Kali ini tebakan Yuwa tepat sasaran. Pikiran Nagen bercabang. Salah satunya permasalahan Uriga.

"Tuh cowok semalam ngasih makanan ke cewek gue."

Ungkapan Nagen mendapat respon cepat dari keduanya lantaran Nagen selalu ditanya atau didesak dulu baru cerita. Yuwa tidak heran kenapa Nagen lebih banyak diam sejak datang. Ternyata hubungannya sedang diuji oleh kemunculan orang ketiga.

"Serius lo?"

Nagen mengangguk, badannya menegak, ingatannya terulang kembali saat dia melihat dengan kata kepalanya sendiri seperhatian dan segencar apa Uriga dalam usahanya mendekati Kyomi. Ah, ralat. Merebut miliknya.

"Si anjing itu perlu diawasi," ujarnya datar.

Varen mendengus geli, "Takut kalah saing lo?"

"Lo main-main sama gue?" Nagen berdecih. Tampaknya Varen meremehkannya, "Nagen? Nyalinya ciut?" Nagen tertawa, "Otak lo kudu dibenerin kayaknya, Ren. Anjing emang lo!"

Tawa Varen meledak. Enak sekali rasanya habis mengganggu Nagen. Apalagi sampai membuat cowok itu mengumpatinya.

Yuwa menyahut, "Palingan Uriga lagi nyari titik kelemahan lo. Biasa itu kan dalam dunia persaingan? Lo hati-hati aja sih, Gen. Kelihatannya Uriga udah mempersiapkan mentalnya dari lama."

"Lo nakut-nakutin gue, Wa?"

"Kagak, anjir! Gue kan cuma memperingati lo sebagai temen dekat. Sensi amat lo, ah."

Nagen berdeham pelan, "Bantu mikir lah lo berdua."

"About?" tanya Yuwa memastikan.

Nagen menggeplak kepalanya, "Sok inggris lo, tai!"

"Ngapa deh? Gue kan sekalian belajar. Gini-gini gue masih bercita-cita ngehamilin cewek bule!"

"Astagfirullah." Varen ngucap sambil mengelus-elus dadanya, "Lo udah kebelet kawin banget emang, Wa?"

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang