5. LO MILIK GUE

12.9K 731 28
                                    

Kyomi cukup frustasi menghadapi Nagen siang ini. Pasalnya cowok berkaos putih dengan celana jeans robek-robek dibagian kedua lututnya itu terus menarik tangannya ke dalam beberapa toko pakaian.

Percayalah. Mall adalah satu-satunya tempat yang tidak ingin Kyomi datangi bersama Nagen apalagi cowok yang berstatus pacarnya tersebut suka sekali menghamburkan uang untuk sesuatu yang menurutnya sangat berlebihan.

Beli baju kayak beli cabe seperempat. Buka cuma satu stel, tapi banyak.

Memang sih, penampilan Nagen setiap harinya mampu memancing perhatian orang-orang di sekitarnya terlebih para kaum hawa yang jelas mengidam-idamkan sosok Nagen.

Tidak perlu diragukan kekerenannya. Bahkan tiga lemari besar di apartemennya tidak mampu menampung semua barang-barang yang Nagen borong.

Kebalik, kan?

Harusnya Kyomi yang hobi shopping. Belanja pakaian, barang-barang lain untuk mempercantik tampilannya. Ini malah justru sebaliknya. Kyomi heran sendiri. Dinasehati tidak mempan. Ya, meskipun pakai uang Nagen, Kyomi kan maunya Nagen hidup hemat.

"Lo maunya yang kayak gimana sih, Mi?!"

Nagen mengerang lebih frustasi dari Kyomi. Bagaimana tidak putus asa saat Kyomi terus-terusan menggeleng sampai Nagen berniat memutuskan kepala pacarnya sangking kesalnya dia.

"Udah sepuluh toko kita jelajahi, tapi nggak ada satupun baju yang lo beli! Lo pingin model baju yang gimana emang?!" Nagen menyebutkan apa yang terlintas di kepalanya, "Model baju ondel-ondel? Model badut ancol? Model karung beras? Atau model baju sarang tawon?"

Kyomi menghela napas, "Baju gue masih ada. Ngapain coba beli lagi? Jangan abisin uang lo untuk hal yang nggak gue pingin, Gen."

"Baju lo kampungan semua!"

"Dih, enak aja lo kalo ngomong! Rata-rata baju gue bermerek, ye! Situ doang kali yang ngatain-ngatain!"

Nagen menautkan dua alisnya, "Malu ngakuinya?"

"Sembarangan! Daripada ngebacot, mending pulang nanti lo bongkar aja lemari di kamar gue! Lo lihat seberapa mahal gue beli tuh baju-baju!" Kyomi nyaris melempar Nagen dengan sepatu bot di rak dekat tempat dia berdiri. Saat ini keduanya memilih memasuki toko sepatu langganan Nagen. Nagen sendiri tidak hentinya mendengus, merutuki Kyomi yang secara tidak langsung membuat dirinya kelelahan. Kesana-kemari tanpa membawa paperbag punya Kyomi.

"Lo lupa kalo sebagian baju lo itu kekurangan bahan?"

Manik Kyomi memutar malas, "Kan, yang lain ada, Gen. Lagian gue jarang banget pake yang seksi-seksi semenjak jadi cewek lo."

"Bagus. Beruntung lo dapetin gue."

"Banggain diri sendiri nggak baik!"

Nagen tertawa, "Suka-suka gue lah. Lagian lo nggak bakal betah juga keluar rumah dengan pakaian terbuka."

"Tuh, tau."

"Kecuali pas di depan gue. Sering-sering aja sih pake tanktop, biar gue terangsang."

Kyomi menepak mulut Nagen dengan tempurung tangannya sambil melirik ke sekelilingnya. Untungnya toko sedang sepi.

"Racun banget tuh congor! Ntar kedengeran sama yang lain, gue cubit perut lo sampe merah! Awas aja!"

"Cubit pake bibir lo mah gue nggak akan nolak, Mi."

"MESUM!" kata Kyomi dengan lantang sembari menginjak sebelah kaki Nagen yang terlapisi sendal seharga satu juta rupiah itu. Membuat sang empunya meringis keras.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang