chapter 3

1.8K 163 6
                                    

Terik matahari sudah melewati batas tengahnya. Di kamar yang bernuansa biru laut berpaduan Oranye terlihat beberapa pemuda yang ada di dalamnya.

"Keterlaluan banget sih, blaze. Kaget tau ngga gua. becanda boleh becanda, tapi jangan sampe kek gini juga kali".sembari bertolak pinggang, sesekali gempa menarik telinga sang adik.

Blaze hanya meruncingkan bibirnya, tangannya mengusap telinga yang di rasanya ngilu."maaf kak, gua bosen,abisnya kak Taufan di hukum ama kak hali, terus Thorn di ajakin ngejailin kalian, tapi ga ngerti-ngerti. Kan gereget".yang di sebut namanya hanya memiringkan kepala. sebenarnya, Thorn tidak mengerti apa yang di bicarakan blaze, sampai-sampai menyebutkan namanya.

Taufan dan halilintar tidak ada di kamar blaze sekarang. tadi mereka berdua sudah melihat keadaan blaze,tapi hasilnya? Ya!, mereka di jahili oleh blaze. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

"Thorn?, kamu di suruh kak blaze tadi?". Pertanyaan solar membuat mereka yang ada di situ memperhatikan Thorn.

"Emh?, iya, tadi tholn di suluh kak blaze waktu di bawah".

Flashback

"S-O-L-A-R. nama gua solar, bukan sol. ngerti gak?".

Blaze yang mendengarkan keributan yang dilakukan para saudara nya itu merasa bosan. Sebelum akhirnya ia mendapat ide cemerlang.

" Thorn, nanti susul gua ke kamar ya? ".blaze membisikkan kata-kata itu di dekat telinga Thorn. Thorn hanya menganggukkan kepalanya saja.

" Sip".balas blaze dengan mengacungkan ibu jarinya, menanggapi balasan dari Thorn tadi.

Blaze menetralkan duduknya. "Udah lah udah, sodara gua emang kaga ada yang waras". Blaze bangkit dari duduknya, ia melangkahkan kakinya menuju tangga di rumahnya. " Gua ke kamar dulu ya? ".pamit nya.

Setelah sampai di kamarnya, ia menunggu Thorn yang tadi sudah di perintahkan menyusulnya.

Selang beberapa menit Thorn datang dan langsung memasuki kamar kakaknya.

"Kenapa kak?, kok kakak nyuluh tholn ke sini, padahal tadi lagi selu tau". Dengan berbisik,Thorn berbicara di dekat telinga kakaknya.tidak lupa wajah polosnya yang membuat siapapun yang melihatnya gemas, melekat di wajahnya yang berseri.

"Udah. Ga usah bisik-bisik di sini mah, ga bakal kedengeran juga".blaze dengan perlahan menyingkirkan wajah adiknya yang menggemaskan itu, sejujurnya ia juga tidak tahan ingin mencubit pipi adiknya yang satu ini, tapi mustahil. Karena, kalau Thorn merasakan sakit sedikit saja pasti ia akan menangis sekencang mungkin.

Thorn mengembungkan pipinya, ia sedikit tidak suka karena blaze menyingkirkan nya walaupun secara perlahan.

" Gini aja. Thorn nanti teriak 'kak gempa, kak blaze pingsan' pas blaze pura-pura tidur, gimana?, setuju gak?, biar seru. Oke? ".

Thorn mengetuk dagunya seraya berpikir tawaran dari blaze.tak lama senyum mengembang di bibirnya. " Oke kak.. "Sembari tersenyum senang,ia mengacungkan ibu jarinya, pertanda setuju dengan tawaran blaze.

"Nah gitu dong, ini baru Thorn nya gua". Blaze menepuk pundak Thorn pelan. " Nah, sekarang ayo kita mulai". sambungnya.

Blaze menetralkan posisinya. Ia duduk di lantai dan meletakkan kepalanya di kasur. "Nah,sekarang ayo teriak".titahnya pada Thorn.

"Oke!". Untuk kedua kalinya Thorn mengacungkan ibu jarinya. " KAK GEMPAAA... KAK BLAZE PINGSAAANN.... ".senyuman Thorn kembali mengembang. " Gitu kan kak? "Tanya nya.

"Sip.sekarang Thorn pura-pura gak tau ya?".Thorn mengangguk antusias.

Tidak lama, terdengar beberapa suara larian yang menuju ke ruang tersebut. Pintu di buka dengan keras.

BRAAK...

"APA?, BLAZE PINGSAN?, KOK BISA". Gempa buru buru mendekati blaze yang tersandar di tepi tempat tidur. Yang lain hanya memperhatikan interaksi keduanya.

Halilintar dan Taufan baru saja masuk ke kamar kedua adiknya, tatapan bingung melekat di wajah keduanya. Tidak beda jauh dengan Fang, ia juga menatap blaze dengan pandangan bingung.berbeda dengan Yaya dan Ying, keduanya menatap khawatir ke arah blaze. Gopal masih saja membawa keripik milik ice. Sedangkan ice dan solar sudah curiga dengan blaze.

pasalnya, ice dan solar sudah melihat pergerakan jari kaki blaze yang bergerak-gerak. Keduanya melirik satu sama lain, kemudian tersenyum miring.

"Aduhhh... Kok kak blaze pingsan ya?, Tiba-tiba banget, padahal tadi ga kenapa-napa. Ya ngga kak ice?". Solar menekankan setiap kata-kata nya. Tak lupa ia mengode ice yang ada di samping nya.

Semua yang ada di ruang tersebut bingung dengan kata-kata solar, terkecuali ice yang mengerti dengan ucapan solar. "Emh... Iya ya?, kenapa ngedadak banget, ga masuk akal tau ga? ".

Gempa kini mengerti ucapan kedua adiknya. Memang dari ketujuh BoBoiBoy bersaudara, solar yang paling pintar, setelah itu ice. gempa menganalisis setiap pergerakan blaze. Dan benar saja, jari kaki blaze bergerak deng perlahan.

PLAKK...

Gempa memukul keras bokong blaze. Sontak yang lain terkejut. Bagaimana tidak terkejut, 'orang pingsan kok di pukul'. Itulah yang ada di pikiran mereka.

"WADAAAWW.... " Blaze langsung mengusap bokongnya yang terasa perih akibat tamparan dari gempa. "Tega banget sih kak".sambungnya masih mengusap bokongnya.

"Tegaan mana ama orang yang ngeboongin satu rumah?".gempa menarik telinga blaze kesal.

Flashback of....

Senyuman Thorn mengembang. Berbeda dengan gempa yang nafasnya berderu kesal, solar dan ice menatap tajam blaze,Fang memasang wajah malas, Gopal masih asik dengan keripik nya, entah berapa banyak isi keripik tersebut hingga tidak habis-habis. Yaya dan Ying meninggalkan kamar tersebut dengan muka masam.

Teringat ucapan kakaknya sebelum berbuat jahil,Thorn menambahkan senyumannya. "Kak blaze benel, telnyata selu ya kak".

"Seru apanya?, inimah apes namanya,Thorn".dengqn wajah kesal ia menyahuti Thorn. Gopal terkekeh dengan penuturannya.

"Dah ah, males ama si blaze. Gem, kita balik dulu ya?". Fang menarik tangan gopal. Tidak ada kelembutan sama sekali tarik kan Fang pada gopal.

"Ish, pelan napa?, ini kalo tumpah gimana?, lo mau ganti rugi?". Tidak ada balasan dari Fang. Ia masih tetap menarik Gopal keluar dari kamar tersebut." Dah Thorn, gempa, semua, balik dulu yaa... ".

Gempa tersenyum sejenak menanggapi temannya yang akan pulang. Thorn melambaikan tangannya. "Dadah... ".

"Kak, Tholn kelual dulu ya, mau nyilamin sweety sweety nya tholn" Thorn mengambil langkah keluar kamar, karena ia lupa kalau harus menyirami tanamannya di taman mini miliknya.

"Kita juga duluan ya kak?. Ayo ice, bantuin gua bikin konten".baru saja solar ingin menarik tangan ice, tapi ice menghindari nya.

" Ogah, mending gua molor di sini".berbeda dengan ice, bukannya keluar, ia malah naik ke tempat tidur birunya, yang bersebelahan dengan tempat tidur blaze.

"Hish,dasar, molor terus kerjaannya"

Gempa menatap tajam blaze. "Awas ya blaze, awas aja kalo di ulangin lagi. Nihh mau?" Gempa mengangkat kepalan tangannya, upaya menakuti blaze. Blaze meneguk ludah usar, ia pun mengangguk.

Setelah gempa keluar kamar, Blaze naik ke tempat tidur nya, dan merebahkan tubuh nya di sana. "Haishh, ternyata gagal. Fyuuh... " Keluhnya.

Baru saja blaze ingin memejamkan matanya, Tiba-tiba ia merasakan ngilu di bagian ulu hatinya. Dengan reflek blaze mencengkram nya kuat.

TBC...
____________

Haha... Kena prank
Eh tapi kok yang ini kaya serius ya?

Gmn gmn?, panik ga?
Yoo readers jan lupa vote ama komen nya yaaa...
Happy Reading

I WAS WRONG (BoBoiBoy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang