Awas nii banyak typo
Di vote yaa
••
•
Malam selalu mengundang kesunyian dalam gelapnya. Dalam sunyi, suara jangkrik mengibak di telinga.
Jam kini menunjukkan pukul 22:45. Tapi rintihan remaja bermanik Oranye itu membuat kita tahu kalau masih ada yang belum tertidur didalam rumah mewah tersebut.
Bukan hanya satu yang belum tertidur, Taufan sebagai kakak remaja tersebut, tentu saja tidak tega melihat adiknya kesakitan.
"Masih ditaro di dalem nakas blaze?." blaze mengangguk. "Yaudah, gua ambil dulu ya. Tahan blaze. Cuma bentar."
Taufan meninggalkan ruang istirahat tersebut. Ltak kamar blaze cukup jauh dari jaraknya sekarang. Akan cukup lambat jika dirinya mengendap-endap.
"Oke.gua lari dulu dari sini. Udah sampe depan kamarnya, nanti baru pelan-pelan." rancang nya.
Barulah ia berlari secepat mungkin, tibalah dikamar yang pintunya terlihat simbol api dan air.
Nafasnya terlihat berat karena berlari dari jarak yang cukup jauh. Tapi ia mengabaikannya dan langsung membuka pintu tersebut dengan perlahan.
Ia terlihat mengendap-endap sampai tiba tepat didepan nakas oranye milik blaze. Ia membukanya dengan perlahan, tapi tidak sengaja ia menjatuhkan kunci nakas tersebut.
"Siapa itu?." suara ice terdengar parau karena baru terbangun dari tidurnya.
"G-gua Taufan kakak lo. Mau ngambil selimut blaze." oke, alasannya cukup masuk akal untuk ice yang tidak sepenuhnya tersadar.
"Oh." jawab ice singkat dan kembali terlelap.
'Nyesel gua masuk pelan-pelan kaya maling, tapi ujung-ujungnya bangun juga tuh anak.' batin Taufan.
•
•
•
•"Blaze, ayo duduk dulu minum obatnya." Taufan membantu blaze yang masih menahan sakit. Kemudian langsung meminumkan dua kapsul sekaligus.
"Gimana? Enakkan?." tanyanya dengan wajah yang terlihat sendu.
"Hmm. Iya kak, makasih ya. Btw kok lo ada disini sih?."
"Gua mau tidur di sini, boleh kan?."
"Tapi kak, nanti kak hali marah lagi."
"Ga bakal, yaudah sekarang lo lanjut tidur, gua juga mau tidur nih."
Blaze kembali membaringkan tubuhnya. Begitu juga dengan Taufan yang langsung menaiki tempat tidur yang bersebelahan dengan adiknya.
•••••
Malam berlalu datanglah pagi. Matahari dengan sinar hangatnya dengan senang hati menyinari bumi. Pagi ini pasti diawali dengan sarapan, tentu saja dengan kesunyian.
Suasana hening. Tadinya Taufan sudah berniat ingin memberi tahu kondisi blaze tanpa sepengetahuan nya pada yang lain.
Tapi sepertinya ia harus mengurungkan niatnya karena sesekali ia melihat keempat saudaranya yang melirik blaze dengan kebencian.
"Ck." decak kan Taufan terdengar.
"Kenapa, fan?." tanya si sulung.
"Nggak."
Keheningan kembali berlangsung sampai waktu sarapan berakhir. Saat sudah selesai, mereka pun mulai membuka percakapan.
"Kak gempa? Hali ini kita mau ngapain?." tanya si polos, thorn. Karena biasanya, hari minggu selalu ada kegiatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I WAS WRONG (BoBoiBoy)
Fantasía'''''''' [END] Remaja bermanik Oranye ini selalu saja membuat masalah. Tapi percayalah, ia benar-benar tidak berniat melakukannya. Sampai suatu saat, ia merasakan tubuhnya tidak enak. Sering merasakan sakit dibagian ulu hatinya. Karena penasaran...