Happy Reading..
____________________
~blazecetje13~
Ruang VIP blaze kini sudah di penuhi para saudara kembarnya dan sepupunya. Kondisi blaze juga sudah mulai membaik, walaupun ia masih harus memakai masker oksigen yang merangkup di wajahnya.
Halilintar kemarin sudah meminta maaf pada blaze, dan dengan senang hati blaze memaafkannya. Saat ini halilintar sedang mengobrol bersama Taufan. Mereka sudah baikkan.
Taufan, ia kemarin bahkan memeluk blaze erat, membuat sang empu meringis. Tidak ada habisnya ia menangis. Ia senang blaze kembali.
Gempa?. Sekarang gempa hanya ingin bersama blaze. Dari kemarin ia selalu duduk di sisi brankar blaze. Menguyel-uyel lengan blaze itu kegiatan gempa saat ini. Ia juga sudah meminta maaf pada blaze.
Ice, ia selalu meminta tidur disamping blaze. Ice meminta pada pamannya untuk mengganti tempat tidur blaze agar lebih besar. Kadang, ia mengenai luka blaze dan membuat sang empu meringis kesakitan. Berujung ia kena Geplekan gempa.
Thorn pula, saat bertemu blaze kemarin, ia menangis meminta blaze untuk bermain dengannya. Blaze btentu saja mau, tapi karena tubuhnya belum bisa bangun, jadi lah ia meminta sori menemani Thorn.
Solar, sepertinya anak itu tidak terlalu mendekat pada blaze. Bukan apa, masalahnya para saudaranya yang lain tidak memberikan celah sedikitpun. Tidak apa. Lihat saja lain waktu.
"Ice?. Awas ih. Itu blaze nya kesakitan." gempa yang senantiasa setia duduk di samping blaze, mulai risih akan ice yang tidak mau diam.
"Pengen pulang."
Sebelas pasang mata kini tertuju pada blaze. Mecha mengernyitkan dahinya, belum menjawab pernyataan blaze.
"Pengin nyolong mangga pak adudu lagi." sambung blaze.
"Hey!!." tegur mecha. "Oh.. Jadi kamu yang nyolongin mangga nya pak adudu. Pantesan dia sering ngedumel mangganya ilang."
Adudu adalah tetangga mecha. Sudah lama ia menjadi tetangganya.
"Hehe... Kak Taufan sama Thorn juga ikut kok, om."
"Fix si Thorn ikut-ikutan dong." elakkan gempa.
"Iya iya. Tapi kak, gua pengen pulang. Beneran."
"Ngga boleh. Baru juga kemarin bangun, masker oksigen aja belum boleh di lepas, apalagi minta pulang. Gak bakal boleh. Titik."
mecha sampai bingung dengan jawaban gempa. Sebenarnya ini dokternya gempa atau mecha sih?.
"Kali ini aja. Takut nanti gak bisa pulang." blaze memejamkan matanya beberapa saat. Meskipun tubuhnya masih luar biasa tersakiti lemas, tapi entah bagaimana perasaan dan otaknya ingin sekali membawa tubuhnya berlari. Seperti biasanya.
"Hish!, gak boleh ngomong gitu." serkas halilintar cepat. Kini ia menghampiri blaze, berdiri di samping gempa. Pasang mata yang ada di ruang itu masih setia memandang tingkah blaze.
"Jangan gitu, blaze. Lo harus operasi dulu, abis itu, baru boleh pulang." Taufan mengulas senyuman. Tumben perkataan Taufan da betulnya, solar saja sampai melongo mendengar Taufan yang melontarkan kalimat tersebut.
"Tumben kak Taufan benel."
~blazecetje13~
"Fan?, gue denger, blaze udah bangun, kan?."
![](https://img.wattpad.com/cover/272203380-288-k978768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I WAS WRONG (BoBoiBoy)
Fantasy'''''''' [END] Remaja bermanik Oranye ini selalu saja membuat masalah. Tapi percayalah, ia benar-benar tidak berniat melakukannya. Sampai suatu saat, ia merasakan tubuhnya tidak enak. Sering merasakan sakit dibagian ulu hatinya. Karena penasaran...