"Mulai saat ini aku yang akan melindungi Liely noona!!!"
Donghyuk tersenyum sepanjang jalan pulangnya hari itu, bahkan ketika masuk kedalam rumahnya ia bersenandung kecil melupakan kesedihannya. Bocah itu mengernyit ketika salamnya tak dibalas, ada ribut-ribut dari ruang tengahnya. Ketika ia tiba disana, ada banyak kotak dan koper memenuhi ruangan. Kemudian Donghyuk sadar, beberapa perabotnya telah menghilang.
"Appa, wae?"
Ayahnya hanya tersenyum dan menepuk kepalanya, namun Donghyuk masih tak mengerti. Entah kenapa perasaannya buruk, apalagi melihat sang mama yang sibuk menelepon sambil membahas tentang ekspedisi dan waktu pemindahan barang.
"Eomma, sofanya mana?"
"Oh sayang annyeong, Donghyuk-ie sudah pulang? Coba lihat kamar, mungkin ada barang penting yang mama lupa kemasi"
"Berkemas? Memang kita mau kemana?"
"Busan sayang, papa sudah mengurus dokumen dan surat-surat kepindahanmu. Malam ini kita berangkat, karena separuh barang kita sudah dibawa ekspedisi, agar besok kita bisa langsung berbenah disana. Kali ini kita akan menetap lama, jadi papa tidak bisa meninggalkan kita"
"Tapi ma"
"Makan siangmu ada di meja, mama harus membereskan yang lain"
Donghyuk hanya terdiam dengan ekspresi aneh, namun ia tak bisa membantah dan hanya mengikuti perkataan sang mama. Donghyuk yang lemah dan cengeng, padahal baru saja tadi ia berjanji pada Liely noona untuk menjaga gadis itu. Namun lihat dirinya, tiba-tiba pindah seperti ini tanpa berpamitan. Donghyuk merasa buruk, Liely noona mungkin akan membencinya.
Kepindahan itu telah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi Donghyuk, ia bertekad pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih berani dan percaya diri. Bahkan setelah masuk SMP ia benar-benar menjadi sosok yang baru, remaja tanggung itu menjadi lebih komunikatif. Ia aktif mengikuti organisasi dan ekstrakurikuler.
Bahkan, Donghyuk merasa telah menemukan mimpinya ketika sebuah tawaran audisi datang padanya ketika melintas di sebuah subway. Ia memang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan mempesona, tubuhnya tinggi dan berbobot sempurna. Proporsi tubuhnya sangat baik, itu karena Donghyuk sering melatih otot tubuhnya.
Bukankah ia sudah berjanji untuk menjaga Liely noona? Itulah kenapa ia sering melatih ototnya, Donghyuk harus menjadi seorang pemuda yang kuat dan dapat di andalkan.
Sebenarnya ia pernah mencoba menghubungi nomor telepon rumah Liely noona, namun sepertinya nomor itu sudah tidak aktif dan dialihkan pada pemilik lain. Apa mungkin ia bahkan sudah pindah rumah? Memikirkannya saja membuat Donghyuk murung, kalau begitu ia takkan bisa bertemu dengan Liely noona nya lagi.
"Hey, kau melamun lagi Chan"
"Hah? Eh"
Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Ten hyung mengacak surainya gemas. Ngomong-ngomong ini adalah tahun ketiga pelatihannya sebagai seorang trainee, dan Donghyuk telah mendapatkan nama panggung yang baru dari perusahaan. Haechan, nama yang lucu dan menggemaskan. Katanya itu karena ia masuk kedalam jejeran maknae line untuk grup mereka nanti.
Ya, Haechan harus debut.
Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk debut dan bersinar, jadi Liely noona akan dapat melihat dirinya kini. Semoga saja ia tak lupa padanya, Haechan benar-benar berharap jika takdir akan dapat mempertemukan mereka suatu saat nanti. Karena tahun pertamanya di SMU akan segera tiba, hari debut yang semakin dekat, otomatis segala kegiatan mereka nanti akan lebih berpusat di Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vie Est Belle [Discontinued]
Fanfiction"Mulai saat ini aku yang akan melindungi Liely noona!" "Ya, ya, setidaknya kau harus tumbuh lebih tinggi dariku dulu" Bagi Lisa kalimat itu hanyalah bualan belaka dari seorang bocah yang bahkan terlalu lemah untuk melindungi permennya dari anak lain...