[note : Mica dibaca ‘Mika’ not Mica & Ca dibaca ‘Ka’ not Ca]
Pemuda dengan kemeja putih dan celana jeans hitam itu tersenyum tipis saat melihat meja yang biasa diduduki di perpus ternyata sudah ada orangnya. Ia melihat orang itu tengah tertidur pulas dengan wajah yang tertutup buku.
Tangannya langsung menyibak buku itu. Matanya langsung melihat wajah cantik yang memancarkan lelah. Bibir pink yang kini mengeluarkan dengkuran halus.
Ia tahu siapa gadis itu.
Namanya Mica Ackreladeza. Si cewek introvert jurusan geografi.
Sekitar sepuluh menit Nere memperhatikan Mica, pemuda gondrong yang diikat itu langsung duduk di depan. Berbagi meja tak ada salahnya.
Mica membuka matanya saat merasa terusik. Gadis itu mengggeliat, kemudian mulai membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya. Ia mencoba bangun dari posisi tidurnya.
“Eh.”
Mica refleks saat melihat ada yang duduk di depannya. Kesadarannya makin cepat berkumpul saat sadar siapa yang duduk.
Nere Yegara. Si dewa Yunani kampus. Mahasiswa jurusan seni rupa yang menjabat menjadi ketua BEM. Dengan wajah yang dipahat apik oleh Tuhan dan segala macam rupa sifat yang banyak menarik atensi para kaum hawa. Termasuk Mica.
Mica buru-buru merapikan diri. Sialan! Kenapa bisa dia tidur dimeja yang biasa diduduki Nere sih?!
“Maaf, gue permisi.” pamitnya. Tapi setelahnya dia mengurungkan niat saat Nere berucap.
“Nggak pa-pa kalo lo mau duduk dulu. Bagi meja nggak ada salahnya,”
Mica diam. Perdana dia bicara dengan seorang Nere Yegara. Keberuntungan macam apa ini?!
Mica menunduk. Mereka tak saling tatap, tapi jantung Mica sangat berdebar. Siapa sangka dia bisa duduk dengan pujaan kampus.
“Nih minum, kayaknya lo masih linglung.” Nere menyodorkan sebotol mineral ke Mica. Tinggal setengah botol. “Maaf deh nggak baru airnya.”
Mica mendongak, botol itu sudah ada di depannya. “Nggak usah, makasih banyak.” tolaknya dengan senyum. Dan senyum itu anehnya membuat Nere kembali tertarik oleh sosok Mica.
“G-gue permisi ya, makasih udah mau bagi meja dan tawaran minum.” Mica buru-buru pergi. Membawa semua buku serta tasnya. Berlama-lama di sana dengan Nere adalah hal buruk. Dia bisa terkena serangan jantung atau apalah itu.
Tapi ia juga senang karena bisa berbicara dengan Nere walau sebentar. Berbagi meja dan ditawari minum, sungguh kejadian yang akan jadi sejarah dalam hidup Mica.
Nere lagi-lagi tersenyum tipis saat Mica pergi. Cowok itu melihat botolnya yang tak digubris oleh cewek itu. “Apa karna bekas gue ya?” monolognya.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
KAMU SEDANG MEMBACA
NEREMICA [segera diterbitkan dimimpi sy]
Novela Juvenil[Bray follow dulu sebelum membaca okayii] 'Kita akan sempurna dimata orang yang tepat' Nere dan Mica. Dua orang yang sangat berkebalikan jauh. Bagi Mica, Nere adalah sosok sempurna yang dipahat apik oleh Tuhan. Ia berpikir bahwa memiliki Nere adalah...