romawi XVI; first kiss!

7 1 0
                                    

[note : btw gue juga mau nulis au, nanti gue announce ya nama twt gue kalo udah gue pub!]

[note : btw gue juga mau nulis au, nanti gue announce ya nama twt gue kalo udah gue pub!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kencan kemarin, adalah kencan paling indah untuk Mica. Cewek itu bahkan tak bisa tidur karena terus kepikiran. Bagaimana bisa dia berbicara sedekat itu dan sesantai itu dengan idola yang kini jadi pacarnya.

Rasanya jika dipikir mustahil. Seseorang yang hanya berada dalam khayalan kini benar-benar digenggaman. Ah Mica banyak berterima kasih pada Tuhan untuk semua yang ia miliki sekarang.

‘Lo denger nggak kemarin bu Mega ribut besar sama Nere?’

‘Oh iya! Katanya sampe Nere ngubah matkulnya’

‘Kenapa sih emangnya?’

‘Katanya bu Mega ngerendahin Mica gitu deh, bilang tuh cewek nggak pantes sama Nere’

‘Tapi gue setuju sih sama bu Mega, apa perlu kita Penyure buat petisi nggak setuju?’

‘Ah gila lo! Mau diamuk Nere?’

Mica mendengar dengan seksama semua ucapan cewek-cewek yang tengah duduk tak jauh darinya. Cewek itu tersentak saat mendengar Nere ribut dengan bu Mega karena dirinya—bahkan cowok itu sampai ganti matkul.

Sebenarnya apa yang dikatakan bu Mega hingga Nere semarah itu?

Jika bertanya pada Nere dia merasa tak enak dan ikut campur, jika bertanya ke dua teman cowok itu dia tak kenal.

Akhirnya Mica memilih pergi dari sana, dia bisa melihat orang-orang yang tadi membicarakannya sedikit tersentak karena ternyata yang sedang dibicarakan berdiri tak jauh dari mereka.

Tapi Mica tak mempermasalahkan itu, dia ingin mencari Nere.

“Eh Mica? Pacaranya Nere yang waktu itu ketemu di Minimarket?” Aldi. Cowok itu menghadang jalan Mica sembari menunjuk cewek itu.

“Lengkap banget!” cibir Dero.

“Pasti mau cari Nere kan?” tebak Aldi tak meleset, dan Mica hanya mengangguk samar. “Tadi tuh anak ke danau, ah kebiasaan ke sana. Kali dia kepincut sama penunggu pohon,” jawab Aldi.

“Nggak usah cemburu Ca, Nere tetep pilih lo kok!” tambah cowok berambut ikal itu.

Dero mendengus. “Nggak usah dengerin Ca, tapi tadi Nere emang ke danau,” kata Dero. Mica mengangguk.

Setelah berterima kasih, cewek itu pergi ke danau. Tempat pertama kali Nere melihatnya menangis. Sial! Kenapa yang teringat itu sih?!

Langkah Mica melambat saat melihat Nere tertidur direrumputan dekat pohon. Mica meringis saat mengingat perkataan Aldi yang katanya Nere menyukai penunggu pohon itu. Cewek itu menggeleng, kenapa dia jadi parno sih?!

Mica melihat wajah damai Nere dengan dengkuran halus. Tangannya tanpa aba-aba mengusap dahi Nere lembut, menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cowok itu. Ah, dua kali Mica melihat Nere tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEREMICA [segera diterbitkan dimimpi sy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang