1

17.5K 1K 336
                                    

Happy Reading

Amara melangkah kan kakinya menuju pintu utama rumahnya. Perlahan gadis itu sudah sampai di depan pintu, tangannya terulur memegang knop pintu dan membukanya.

CKLEEKKK

Pintu terbuka.

Pandangan yang Amara temukan pertama kali adalah keluarganya serta teman-teman abangnya yang tengah bercanda bersama tanpa menyadari kehadirannya.

Ada rasa sakit di hati Amara, ketika ia melihat semua orang yang sangat ia sayangi tengah bercanda dan tertawa tanpa dirinya.

Amara melangkah kan kakinya menuju kamarnya dan melewati mereka begitu saja. Namun, langkah Amara terhenti ketika ia mendengar ucapan seseorang.

"A-amara aku" ucap seorang gadis dengan gugup. Gadis itu yang tak lain adalah Melia atau Lia

Amara hanya berdehem kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Ia sangat lelah untuk hari ini.

Amara merebahkan tubuhnya di kasur nya tak lama setelah itu dia terlelap.

Amara ikut aku yok ke taman.

Lihat deh bunganya cantik.

Amara lihat kupu kupunya terbang.

"AMIRA"

Amara terbangun dengan nafas yang memburu dan berkeringat dingin. Perlahan pandangan Amara berubah menjadi sendu.

"Amira, lo dimana?" lirih Amara dengan air mata yang sudah menetes .

Amara kembali merebahkan tubuhnya menatap langit langit kamarnya. Amara menghela nafas, kemudian ia merubah posisinya menjadi duduk, setelah itu ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

***

Pagi hari ini Amara sudah berada di sekolah karena tiba-tiba Amara mendapat pesan, kalau akan ada rapat osis, dan mau tak mau Amara harus ikut.

Kini Amara tengah duduk di kantin bersama beberapa anggota osis disana. Sebenarnya ia bisa saja ke kelas, namun ia terlalu malas. Lagi pula beberapa menit lagi istirahat. Memang rapat osis tadi cukup lama, sehingga saat selesai pun sudah memasuki waktu istirahat.

Kring kring

Bunyi istirahat berbunyi. Kantin yang semula sepi, kini mulai di isi oleh kedatang para murid.

Disisi lain, tepatnya di depan pintu kantin, terdapat beberapa remaja laki-laki dengan muka merah padam seakan tengah menahan emosi. Jangan lupakan satu gadis diantara mereka dalam keadaan yang bisa di bilang tidak baik-baik saja.

"Mana Amara?" tanya salah satu dari mereka, yang tak lain adalah Rafa.

Sontak pandangan semua murid teralihkan kepada mereka. salah satu siswi menunjuk Amara dengan tangannya. Rafa dkk yang melihat itu pun segera menghampiri Amara. Saat sudah sampai disana, Rafa langsung menggebrak meja, membuat Amara dan beberapa orang di mejanya kaget.

"Weee.. slow kalik, lo kalo ada masalah sama gue kagak usah ngagetin juga anjir" kesal Amara.

"Lo apain Lia ha?" Bentak Rafa mengacuhkan umapatan Amara.

"Apansi?" Bingung Amara.

"Lo kenapa sih selalu bully Lia? Gak ada puas puasnya lo bully Lia?, Sampek lo bully dia di gudang juga. Lia salah apa sama lo?" Bentak Rafa

Deg

Hati Amara mencolos mendengarnya, bahkan baru kemarin mereka berdua putus. Dan sekarang Rafa, kembali terang-terangan membela Melia di depannya. Amara menghela napas, tidak, ia tidak boleh lemah.

AMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang