Happy reading
Reza terus menatap Rafa dengan tatapan tajam. Ia kini tengah berada di rumah sakit bersama dengan Zerin, Reno dkk, Rafa dkk, Ricky, bahkan kedua orang tua Rafa juga ada disana.Reza mengepalkan tangannya, amarahnya sedari tadi belum hilang. Ia benar-benar marah pada Rafa. Padahal tadi ia sudah menghajar Rafa bertubi-tubi.
Flashback on
Reza dan Zerin kini tengah berada di koridor sekolah. Mereka berdua terlihat terburu-buru, wajah mereka juga seperti orang yang sedang mencari sesuatu.
"Za, ini kita cari Amara dimana?" tanya Zerin.
Reza menoleh sekilas ke arah Zerin yang berada di belakangnya. "Gue gak tau Rin, tapi kita harus tetap cari Amara" ucapnya seraya kembali berjalan.
Zerin pun menyusul Reza, ia meraih tangan Reza hingga membuat langkah laki-laki itu terhenti. Reza menatap Zerin dengan tatapan bertanya.
"Emangnya Amara kenapa sih? Tiba-tiba aja lo ngajak gue buat nyari dia" tanya Zerin heran.
Pasalnya setelah bel masuk berbunyi lima menit yang lalu, Reza, laki-laki itu tiba-tiba menariknya dengan terburu-buru. Katanya untuk mencari Amara.
"Gue enggak tau Rin, perasaan gue tiba-tiba gak enak" ucap Reza. Ia juga heran dengan dirinya sendiri yang entah mengapa tiba-tiba saja menghawatirkan Amara.
Zerin mengerutkan keningnya bingung, namun kemudian ia mengangguk dan menarik tangan Reza. "Yaudah ayok kita cari lagi" ucapnya.
Reza hanya mengangguk menanggapinya. Mereka pun kembali setiap ruangan dan tempat yang ada di sekolah. Namun, nihil, mereka sama sekali tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Amara.
"Reza, Zerin" panggil seseorang yang membuat Reza dan Zerin menoleh kebelakang. Disana terdapat Bu Ela yang berdiri tepat di depan ruang BK. Reza dan Zerin pun menghampiri Bu Ela.
"Kenapa, Bu?" tanya Zerin dengan sopan.
"Kalian satu kelas dengan Amara kan?" bukannya menjawab pertanyaan Zerin, Bu Ela justru bertanya balik kepada mereka berdua.
Reza dan Zerin dengan kompak mengangguk, "iya, kami sekelas dengan Amara, kenapa yah Bu?" tanya Reza.
"Amara sudah kembali ke kelas belum?" tanya Bu Ela yang membuat Reza dan Zerin menyerngit bingung.
Mereka berdua menggeleng, "enggak Bu, Amara belum kembali sejak istirahat, ini kami sedang mencari dia" jawab Zerin.
"Memangnya ada apa ya, Bu?" tanya Reza.
"Tadi, saat jam istirahat saya menyuruh Amara untuk ke toko fotocopy di sebrang jalan. Tapi, sampai sekarang dia belum kembali. Ibu takut terjadi sesuatu sama dia" jelas Bu Ela.
Reza yang mendengar itu entah kenapa perasaannya semakin tidak enak.
"Kalau begitu saya minta tolong sama kalian untuk susul dia, saya takut terjadi sesuatu sama dia. Kalian mau kan?" perintah Bu Ela dengan pertanyaan.
Reza dengan cepat mengangguk, setelah itu ia pun menarik tangan Zerin. Tak lupa ia berpamitan terlebih dahulu kepada Bu Ela.
Reza dan Zerin dengan cepat berlari ke arah gerbang. Sesampainya di gerbang, Reza pun menceritakan semuanya kepada satpam yang menjaga. Satpam itupun mengangguk dan membuka pintu gerbang.
Setelah pintu terbuka, Reza dan Zerin pun segera keluar. Mereka berdua mengedarkan pandangan mereka ke segala arah. Hingga secara tidak sengaja, mata Zerin menangkap sosok gadis yang tengah bercekcok dengan segerombolan laki-laki. Dengan cepat ia menarik tangan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA [END]
Short StorySUDAH TERBIT | tersedia di Google play store dan playbook bersama Eternity publishing #BELUM direvisi Bermula dari seorang gadis bernama Amara sherllya Smith yang merasa di asingkan oleh keluarga serta orang-orang yang disayanginya. Mereka lebih m...