8

10K 671 115
                                    

Happy reading


Amara kini tengah berjalan di koridor sekolah. Tujuannya adalah perpustakaan. Cewek itu berjalan santai dengan sebuah kantong kresek yang di genggamnya.

Sesampainya di perpustakaan, Amara langsung saja masuk. Mencari seseorang yang akan di temuinya. Ketika menemukan orang itu, Amara langsung saja menghampirinya. Meletakkan kantong kresek yang di bawanya di meja tepat di depan orang yang tengah fokus pada bukunya itu.

"Nih" Ujarnya setelah duduk di kursi samping orang itu. Orang itu menoleh menatap kantong kresek yang berisi makanan, kemudian menatap Amara.

"Thanks" Ucapnya kemudian kembali fokus pada bukunya.

Amara mengangguk, setelah itu dia beranjak menuju rak buku. Setelah menemukan pilihannya, Amara kembali duduk dan mulai membaca buku tersebut. Keduanya larut dengan dunia masing-masing, hingga bel berbunyi.

***

Sedangkan di lain tempat, terdapat seorang pria paruh baya yang tengah menatap serius kepada seorang pria yang lebih muda darinya. Lebih tepatnya, putranya.

Pria paruh baya tersebut menghela nafas, kembali menatap raut sang anak yang tengah menatapnya jengah.

"Oh ayolah ayah, kau membawa ku ke tempat ini hanya untuk melihatmu seperti itu" ucapnya jengah.

Pria paruh baya itu kembali menghela nafas, sang anak yang melihat itu semakin jengah. Sudah tiga puluh menit dia di tempat ini. Namun, yang ia lihat ayahnya hanya menatapnya kemudian menghela nafas, begitu terus.

"Hah, kalau ayah hanya membawaku untuk melihatmu seperti itu, lebih baik aku ke sekolah saja tadi. Benar-benar menyebalkan" kesal Sang anak.

Sang ayah pun kembali menghela nafas kemudian menatap sang anak.

"Ayah ingin berbicara serius denganmu" ucapnya.

"Bicara apa?, Ayah dari tadi hanya diam menatapku" tanyanya jengah.

"Dia akan kesini" jawabnya membuat sang anak langsung menatapnya serius.

"Apa? Maksud ayah, dia yang ayah katakan beberapa hari yang lalu padaku?" tanyanya serius yang di angguki sang empu.

"Tapi... bagaimana kalau dia tau?" tanyanya dengan ragu.

"Justru dia kesini untuk itu"

"Apa ayah yakin akan dia akan baik-baik saja? Emm maksudku...." tanya sang anak, dia tidak melanjutkannya karena bingung harus bagaimana.

"Tenang saja, ayah yakin dia akan baik-baik saja"

"Baiklah kalau itu menurut ayah" ucap sang anak pasrah.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu. Seluruh murid Sma Merpati keluar berbondong-bondong menuju gerbang sekolah. Amara kini tengah berada di parkiran bersama dengan Reza dkk.

"Siapa yang nyetir?" tanya Zerin kepada yang lainnya.

"Elio lah siapa lagi" sahut Reza ngegas.

"Ye gak udah ngegas juga ogeb" kesal Zerin memukul bahu Reza dengan keras membuat cowok itu meringis.

"Gila, lo bener bener dah Rin kalo mukul kagak pakek perasaan. Sakit tau"

"Lebay"

"Apa lo bilang lebay?, Ini sakit tau Rin"

"Dih, katanya cowok kuat di gituin doang sakit, lemah" ledek Zerin.

"Lo--"

"Udah deh ngapa jadi berantem sih, mending sekarang bang Reza sama kak Zerin buruan masuk, nanti di tinggal sama kak Elio" ucap Amara mengehentikan perdebatan Zerin dan Reza. Setelah mengatakan itu, Amara langsung saja masuk ke dalam mobil, disamping pengemudi.

AMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang