Happy reading
.
.
.
Pagi ini Amara telah rapi dengan seragam sekolahnya. Gadis itu mengambil tas, kemudian turun untuk sarapan. Sesampainya di meja makan, ternyata di sana sudah ada yang lain. Langsung saja Amara menghampiri mereka kemudian duduk di pinggir Zerin. Setelah itu mereka makan dengan tenang.Selesai makan Amara dkk memutuskan untuk berangkat. Mereka berpamitan kepada Ricky kemudian keluar menuju garasi. Memasuki mobil, kemudian menuju SMA merpati.
Sesampainya di sekolah mereka turun kemudian langsung kekelas. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, mereka pun belajar dengan tenang.
Kini jam ke dua, kelas Amara sangat berisik karena guru yang mengajar tidak hadir di karenakan ada kepentingan keluarga. Jadilah kelas sekarang sangat berisik.
Amara menatap mereka dengan malas, dirinya merasa bosan. Reza dan Zerin tengah bermain game online di belakang, sementara Elio hanya diam memainkan handphone nya. Amara melirik Elio sekilas kemudian menghela napas, sungguh dirinya bosan.
Elio mematikan handphone nya kemudian, laki-laki itu menatap Amara datar. "Ikut?" tanyanya dengan singkat.
Amara mengerjakan matanya berkali berusaha mencerna apa yang di ucapkan Elio. Beberapa saat kemudian gadis itu berucap "kemana?" tanyanya.
Elio tidak langsung menjawab, laki-laki itu berdiri kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu kelas. Tapi sebelum itu ia mengucapkan "bolos" pada Amara.
Amara terdiam hingga beberapa saat kemudian dirinya tersadar kemudian berdiri mengejar Elio.
"Eh ikut" ucapnya.
Elio berjalan santai menuju gerbang, sedangkan Amara mengikuti langkah laki-laki itu dengan perasaan was-was. Bagaimana kalau tiba-tiba mereka ketahuan?, pikirnya.
"Kak ini kita mau kemana sih kok malah ke gerbang? Ntar kalau ketahuan gimana? bisa di hukum kita" ucapnya berusaha menyamai langkah Elio yang menurutnya terlalu cepat.
Elio hanya diam dengan wajah datar andalannya. Laki-laki itu tak menggubris perkataan Amara. Dirinya terus berjalan dengan santai hingga sampai di gerbang. Satpam yang bertugas pun menghampiri mereka dan memandang mereka heran.
"Loh ngapain kalian di gerbang? ini kan masih jam pelajaran" tanya satpam itu yang hanya di tatap datar oleh Elio. Sementara perasaan Amara sudah gelisah.
"Di suruh guru, beli sesuatu" ucap Elio yang membuat Amara refleks menatapnya tak percaya.
Satpam tersebut memincingkan matanya, menatap curiga Elio dan Amara bergantian. Amara yang melihat itu semakin ketar-ketir.
"Bener?" tanya satpam itu dengan menyelidik.
Elio hanya dia tak berniat untuk menjawab. Amara menghela napas. "Bener pak" jawab Amara dengan suara dan raut wajah semeyakinkan mungkin.
Satpam itu mengangguk, lantas membuka pintu gerbang membiarkan Elio dan Amara lewat. Amara mengucapkan terimakasih kepada satpam tersebut kemudian menyusul Elio yang sudah berjalan menuju parkiran.
Amara menghela napas, untung saja tidak ketahuan. Sejenak Amara tak habis pikir, bagaimana bisa Elio bersikap santai itu?.
***
"Kenapa Rafa gak masuk hari ini?" tanya Fendy.
Mereka kini tengah berkumpul di kelas, sama seperti kelas Amara. Kelas mereka kini tengah kosong. Bukan kosong sebenarnya guru yang mengajar sedang pergi ke toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA [END]
Short StorySUDAH TERBIT | tersedia di Google play store dan playbook bersama Eternity publishing #BELUM direvisi Bermula dari seorang gadis bernama Amara sherllya Smith yang merasa di asingkan oleh keluarga serta orang-orang yang disayanginya. Mereka lebih m...