CIA OR ZIA

IV

>Biar lebih gampang, sekarang Cia dipanggil Zia<

"Eengghh..."

Zia perlahan membuka matanya dan segera menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk ke retinanya.

"Silau banget ih." gumam Zia
"Ini pada kemana sih, sepi amat kayak kuburan." lanjutnya

Ceklek..

Zia melirik pintu dan mendapati suster yang membawa stok infus. Suster itu berjalan menghampiri brankar Zia.

"Alhamdulillah nona Zia sudah sadar. Sebentar saya akan panggilkan dokter." ucap Suster

"Eh.. Tunggu sus! Saya mau nanya, kok ini sepi banget, gk ada yang jengukin saya ya sus?" tanya Zia

"Keluarga nona Zia pulang sebentar. Katanya mau ambil barang barang nona buat dibawa kesini." jawab Suster

"Ooh.. gitu. Yaudah makasih ya sus."

"Sama sama. Kalau begitu saya mau panggil dokter dulu ya. Permisi." pamitnya

Zia mengangguk. Lalu matanya melihat lihat dekorasi kamar.

"Ini rumah sakit apa apartemen? Lengkap banget. Ada AC, TV, sofa, meja, kulkas, dll." gumam Zia
"Kayaknya vvip deh ini kamar. Nyaman banget." lanjutnya

Zia tidak menyadari kalau dokter dan suster sudah berada dalam ruangannya karena ia masih asik melihat lihat sambil memeluk bantal lehernya.

"Selamat pagi menjelang siang nona Zia.." sapa Dokter

"Eh! Astaghfirullah.." kaget Zia

Refleks Zia melempar bantal leher yang dipegangnya dan dilempar ke arah dokter tepat di hidungnya.

"Aduh.. Maaf banget dok, tadi gk sengaja." ucap Zia

"Iya gapapa kok. Cuma nyeri dikit di hidung saya."

Suster yang berada dibelakang dokter pun dengan susah payah menahan tawanya.

"Saya periksa dulu ya nona." ucap Dokter

Zia mengangguk.

Selang beberapa menit, dokternya sudah selesai memeriksa Zia.

"Kalau ada keluhan atau ada yang sakit langsung bilang ya nona Zia! Agar bisa cepat diatasi dan sembuh." ucap Dokter

"Iya dok. Terima kasih ya. Dan maaf yang tadi hehe..." cengir Zia

"Iya tidak apa apa. Saya pamit dulu ya, mau periksa pasien lain. Assalamualaikum." pamit Dokter

"Waalaikumusallam wr wb."

[14-08-2021]