XXII

988 82 0
                                    

"Ini semua udah takdir. Jadi kita harus menerimanya dengan lapang dada." ucap Nathan

Mereka semua diam dengan pandangan mata kosong. Nathan tetap memeluk Zia dengan mengelus elus puncak kepala gadis itu.

Dito. Laki laki itu sepertinya sekarang sedang merasa bersalah karena dengan tidak langsung ia telah menyakiti hati Cia yang notabane nya adalah adik kesayangannya.

Dito mendekat ke Zia untuk meminta maaf.

"Ci.. Maafin aku ya, karena udah bikin hati kamu terluka." ucap Dito

Memang pada saat saat serius seperti ini mereka semua tidak akan menggunakan lo-gue.

Sedangkan Zia yang masih menunduk, ia menyeringai tanpa disadari siapapun.

"Cii.. Please maafin abang ya.. Abang janji akan lebih kontrol ucapan abang lagi nantinya." bujuk Dito

"Cici.. Ci.. Cici.. Maafin abang ya...." lanjutnya

Zia melepaskan pelukan yang diberikan Nathan, tapi ia masih setia menunduk. Dengan perlahan Zia mengangguk tanda sudab memaafkan Dito.

"Alhamdulillah.. Makasih Ci. Makasih banyak udah maafin abang." girang Dito

Dito dengan senyuman lebarnya yang ingin memeluk Zia berhenti seketika kala melihat Zia yang memberi tanda kalau tidak mau dipeluk.

Luntur sudah senyum Dito yang lebar itu. Kini wajahnya kembali ditekuk dengan kepala menunduk.

"Ppffftt... Udah Ci udah. Gk kasian apa sama si dinosaurus ini.. Hahaha.." ceplos Rangga

"Tuh liat Ci, wajahnya udah kayak wajan gk pernah dicuci. Hahahaha.." ucap Kenzio

"Maksud kalian apa?" tanya Dito bingung

"Masa lo lupa sama bakat terpendam si Cia?" tanya Emil

Hm.. Kayaknya Dito mulai konek nih..

Dengan segera ia menoleh kearah tersangka yang sekarang tengah menahan tawa.

"Bwahahahaha.... Duh perut gw sakit banget ngab.. Duh tolongin hahahaha..." ujar Zia

"Oh. Bakat lo kali ini mau uji coba gw ya? Huh! Gk mempan!" ucap Dito

"Ih. Bikit li kili ini mii iji cibi giwi yi? Hih! Gik mimpin!" tiru Zia dengan menye menye

"Gw slending mau?"

[09-10-2021]

CIA OR ZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang