"Haruskah aku menemuimu lagi, New Kamu semakin cantik? Aaaa no no no. Kamu semakin menggoda. Ha-ha-ha." Tawa menggelar mengisi kamar temaram yang dihiasi banyak foto New. Dengan perlahan, sebuah foto New yang sedang berbelanja dikecupnya pelan.
"Ayo bertemu lagi sayang."
*****
New melihat ke arah jalanan. Dia sedang mencari sebuah taksi untuk pulang. New baru saja menyelesaikan pekerjaannya di tempat kursus musik. Rencananya setelah ini New akan datang ke firma hukum. Off, pengacaranya baru saja menghubungi. Meminta New untuk segera datang ke firma.Baru saja New akan memasuki taksi yang dia hentikan, seseorang ikut membuka pintu taksi. New mendongak, mencari tahu siapa yang mencoba menyerobot taksinya.
"Maaf, ini taksi saya."
"Hm? Tapi saya juga menghentikannya. Jadi ini taksi saya."
New mendengus. Lalu melepaskan tangan dari pintu taksi dan melangkah mundur.
"Sepertinya anda terburu-buru. Silahkan gunakan taksi ini." ujar New tegas.
Pria dihadapan New tertawa kecil melihat tingkah New. "Bagaimana kalau kita naik bersama? Saya hanya sampai rumah sakit saja."
New mengerutkan kening. "Tidak. Terima kasih. Saya akan menunggu taksi yang lain."
Pria itu mengangguk lalu masuk ke dalam taksi. "Ya sudah kalau anda tidak mau. Karena biasanya taksi baru akan lewat 45 menit lagi. Selamat menunggu."
New tidak menanggapi. Dia memalingkan wajahnya dan memandang ke arah lain. Sungguh, New merasa kesal melihat tingkah pria aneh itu.
"Namaku Foeii. Jika suatu saat anda sakit, anda bisa menemui saya di rumah sakit SunSky." Pria itu mengedipkan sebelah matanya sebelum menutup jendela taksi.
New bergidik ngeri. Dia bersumpah tidak akan pernah pergi ke rumah sakit itu dan tidak ingin bertemu pria yang mengaku bernama Foeii.
***
"Jadi New belum datang?""Belum Tay. Kenapa? Ada sesuatu yang penting?" Off melirik sahabatnya itu. Tumben seorang Tay Tawan mencari kliennya.
"Tidak ada apa-apa."
"Hey Bro, katakan ada apa? Kau tertarik dengannya?"
Tidak ada jawaban dari Tay. Dia justru terlihat sibuk membaca berkas perkara milik New. Off semakin dibuat penasaran. Jujur, ini kali pertama seorang Tay Tawan tertarik dengan orang lain.
"Permisi," suara New menginterupsi kegiatan keduanya.
Tay segera meletakkan berkas yang dia pegang dan menoleh ke arah New. Off mengamati setiap gerak-gerik Tay. Selama dia berteman dengan Tay, baru kali Off melihat sikap dan gerak-gerik Tay yang menegaskan bahwa dia tertarik dengan orang lain, yaitu New. Orang yang baru Tay temui.
"Wow, menarik." pikir Off.
New menutup pintu perlahan, kemudian berjalan menuju sofa. Tay menaikkan sebelah alisnya, sedikit pertanyaan bercokol dalam pikiran. "Apa yang terjadi pada New? Kenapa dia terlihat berbeda?"
Off meletakkan pena, lalu beranjak dari duduknya menuju sofa didepan New. Tidak ketinggalan laptop miliknya dia bawa.
"Sepertinya anda berlari datang kemari. Sebenarnya tidak apa-apa kalau terlambat sedikit. Kasihan kalau anda sampai kelelahan,"
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Hanya lelah sedikit."
"Mau minum dulu?" tawar Off.
"Minum ini." Tay meletakkan sebotol air mineral ke atas meja lalu mengambil duduk disamping New.