"Enghh ..."
Bau khas rumah sakit menyambut Indra penciuman New ketika membuka mata. Ringisan keluar dari bibir pucat New saat dia merasakan sengatan rasa sakit di bagian lehernya.
Tay yang semula sibuk di depan layar laptop segera mendongak untuk melihat suara ringisan yang berasal dari New. Langsung saja dia beranjak untuk melihat keadaan New.
"Hei, kamu sudah sadar." Tay mengusap punggung tangan New menenangkan seraya menekan tombol emergensi yang terhubung dengan ruang perawat.
New mengedipkan kelopak mata perlahan. Sekali lagi ringisan keluar dari bibir New. Tay menatap nanar, ada perasaan bersalah menggerogoti hatinya. Dia merasa telah gagal melindungi New.
"New, maafkan aku. Jika saja aku datang lebih awal, pasti kamu tidak akan merasakan ini," ujar Tay dengan suara bergetar.
New menarik sudut bibirnya sedikit, memberikan senyuman lemah pada Tay. "Aku baik-baik saja, Tay." bisik New mencoba menenangkan Tay.
Tay memainkan poni rambut New. Pandangan mata tidak lepas dari bola mata New.
"Permisi, kami ingin memeriksa keadaan pasien." ujar Dokter menyela momen berdua Tay dan New.
Tay segera mundur, lalu mengalihkan pandangan, berdeham kecil, baru kembali melihat ke arah New yang sedang diperiksa. Dokter terlihat sibuk memberikan beberapa pertanyaan juga. Sesekali New meringis kesakitan saat dokter memeriksa luka di lehernya.
Suara dering panggilan masuk membuat Tay beralih mengambil ponselnya. Off Jumpol, nama yang menghiasi layar ponsel. Tay segera menerima panggilan lantas keluar dari ruangan New.
"Ada apa Off? Kau menemukan sesuatu?"
"Tay sepertinya kita harus menghentikan kasus New."
Tay mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Diseberang sana Off terdengar menghela napas panjang.
"Tay kasus ini sangat rumit. Aku sudah meminta bantuan detektif untuk mencari saksi atau kemungkinan barang bukti yang masih tertinggal di lokasi kejadian. Tapi hasilnya nihil. Semua bersih. Tidak ada saksi lainnya, tidak ada barang bukti. Dan satu-satunya saksi yang kita punya hanya New. Yang sayangnya dia tidak bisa mengingat dengan jelas peristiwa pembunuhan itu. Kepalaku rasanya ingin pecah. Aku tidak bisa melihat kemanakah arah kasus ini." Suara Off terdengar frustasi.
Tay mengeratkan genggaman pada ponsel. Otaknya memproses setiap detil keterangan yang diberikan Off, lalu menautkan dengan keterangan singkat New di awal pertemuan dulu.
"Bagaimana detektif itu tidak bisa mendapatkan barang bukti lainnya? Apakah detektif itu tidak mencoba mencari informasi dari sumber yang lain?"
"Kasus kematian ayah New tidak ada di berita mana pun. Baik itu di televisi dan koran. Tay aku merasa jika kita terus melanjutkan menggali kasus ini, akan ada sesuatu yang besar membahayakan kita. Terutama New, contohnya kemarin itu."