Bab 15. Different Sides

1.2K 148 40
                                    

We find ourselves on different sides
Of a line nobody drew
Though it all may be one in the higher eye
Down here where we live it is two

Different Sides-Crying Robot ft Abi F Jones

***

Kamar berukuran 4x4 masih memakai konsep minimalis oleh pemiliknya. Nyaman dan tenang, tidak sampai membosankan. Dengan jendela yang besar, pencahayaan penuh menjadikan ruangan tersebut terasa sangat 'hidup'. Itulah yang diinginkan oleh kedua manusia yang duduk saling membelakangi di sisi yang berlawanan. Keduanya merasa memiliki pemikiran yang bertolak belakang, padahal hati mereka telah menyatu dengan perasaan yang tengah berlindung.

Okka pernah memberi kesempatan untuk mengubah konsep dalam ruangan yang menjadi saksi bisu kehidupan pernikahan mereka dengan selera Manna. Memikirkan ketidaknyamanan Manna dengan hal-hal yang disukainya. Padahal, Manna sendiri tidak butuh hal itu. Karena ia sendiri memiliki selera yang sama dengan sang suami. Namun, semakin hari, ia merasa bahwa perbedaan mulai tampak jelas di antara mereka. Terutama ketika ucapan selamat yang tercurah dengan kebahagiaan oleh orang lain, menjadi sekotak beban bagi kedua orang tersebut.

Kotak beban yang apabila dibuka akan menimbulkan masalah. Namun, itu adalah 'hadiah' dari Tuhan. Bagaimana bisa mereka mengabaikannya begitu saja?

Okka dengan keresahan tak terbendungnya di dalam hati dan Manna dengan keraguannya terhadap sikap sang pasangan. Okka dengan jelas menyatakan bahwa ia tidak menginginkan sosok lain di pernikahan mereka. Terlebih, Manna mengerti bahwa hubungan mereka semakin rumit. Sekalipun mereka membuka kesempatan untuk memperbaiki, tetapi mengapa 'kerusakan yang tak terduga' muncul tiba-tiba?

Manna meremat ujung jas birunya, hingga sampailah tangan tersebut pada perut yang masih rata, tetapi beberapa waktu kemudian akan mengalami perkembangan. Ia mulai takut. Takut pada kenyataan yang akan dihadapinya di masa depan. Ia hanya memperburuk keadaan.

Jadi, apa kamu mau kembali ke masa di mana tanpa Okka?

Tidak. Ia masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama Okka. Menyelami belahan dunia yang belum dilihatnya. Ia ingin berjalan di atas bumi yang berputar lambat bersama Okka dan mimpi-mimpi mereka.

Sebuah sentuhan halus mengalihkan fokus Manna. Sosok tegap dengan setelan rapi berwarna hitam itu tiba-tiba saja berdiri di sebelahnya. Ia tidak menyadari langkah Okka. Lelaki itu mengubah posisinya menjadi lebih dekat dengan Manna. Bertekuk lutut di depannya, mengenggam tangan hangat yang mulai basah dengan ketakutan. Tatapan membias, menyentuh samudra terdalam, dan memeluknya dalam kedinginan.

"Kamu ... mau makan sesuatu?"

Manna sedikit tersentak dengan pertanyaan Okka. Lalu, ia menggeleng pelan.

"Sekarang kamu tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Ya, 'kan?"

Okka benar. Mengaap rasanya seperti Okka telah menerima kenyataan dan Manna menjadi terbebani karenanya?

Slow MotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang