Part 15

5.3K 456 12
                                    


Senyum mengembang dari gadis cantik yang terbalut piyama tidur bergambar doraemon membuat lelaki tampan yang tengah menikmati sebatang rokoknya menaikan sebelah alisnya. Wajah yang sudah tampak lebih segar dari sebelumnya membuat Haidar menyunggingkan senyuman tipis.

Bella berjalan pelan ke arah balkon kamarnya, kemudian dia duduk di samping Haidar. Tangannya yang di usapkan pada paha Haidar membuat lelaki tersebut mengernyitkan dahi heran.

"Ada apa?" tanya Haidar sembari menghisap batang rokoknya yang terakhir.

"Dingin," sahut Bella pelan. Haidar tersenyum miring, setelah dia membuang puntung rokoknya.

Haidar menarik tubuh Bella untuk dia peluk, tangan kanannya merangkul bahu Bella. Sedangkan tangan kirinya menggenggam jemari Bella dengan lembut.

"Udah gak capek?" bisik Haidar pelan.

"Lumayan, tadi capek banget. Apalagi gaunnya berat banget." Gumam Bella, kepalanya bersandar nyaman di dada bidang sang suami. Betulkan saat Bella menyebut Haidar suami.

"Pilihan kamu sendiri, Sayang. Nanti waktu resepsi jangan milih yang gitu, ya. Kasihan kamunya."

Bella mengangguk, bibirnya menyunggingkan senyum sangat manis. Ternyata menyenangkan juga memiliki teman bercerita. Entah tentang apapun itu.

"Tapi pengen tetep kayak princess, Mas." Gumam Bella pelan.

Haidar mengusap punggung mungil Bella dengan lembut. Bibirnya beberapa kali mengecup puncak kepala istrinya.

"Bagaimanapun bajunya, kamu akan tetap terlihat seperti princess, cantik. Badan sama muka kamu mendukung untuk terlihat layaknya princess." Bisik Haidar.

Bella menahan kekehannya dengan telapak tangan menutup bibir kecilnya. Kepalanya semakin mencari tempat ternyaman di dada Haidar.

"Mas, kapan kita pindah?" tanya Bella tiba-tiba. Haidar yang tengah memejamkan matanya untuk menikmati semilir angin di malam hari jadi membuka matanya.

Dia menghembuskan napas panjang, dia ingin berkata yang sejujurnya. Tapi, dia juga takut akan menyakiti hati Bella dan orang tuanya. Walaupun dia sudah sah menjadi suami Bella, dan tanggung jawab Bella ada di pundaknya.

"Rencana besok. Tapi, gak tahu kalau sama Mama Papa di bolehin gak." Sahut Haidar.

"Ya udah besok tanya aja. Sekarang mereka pasti udah tidur." Jawab Bella dengan senyum manis.

Lama mereka terdiam. Sampai, dehaman Haidar membuat Bella mendongak. Dia menaikan sebelah alisnya, tumben sekali Haidar berdeham.

"Kenapa, Mas?" tanya Bella yang sudah gatal karena ingin tahu.

Sedangkan Haidar tersenyum tipis, dia menegakkan duduknya. Bella juga merubah posisi duduknya. Kini dia duduk tegak dengan posisi miring kearah Haidar.

"Kamu sedikit berubah dari zaman SMA." Ujar Haidar langsung keintinya.

Bella tersenyum tipis, dia mengangguk dengan pelan. Memang dia juga merasa berubah sedikit demi sedikit.

"Kamu merasa kepribadianku lebih terbuka?" tanya Bella dengan senyum lembut. Haidar menatap mata Bella yang terlihat sayu, kemudian dia menganggukkan kepalanya pelan.

"Dulu, semasa kuliah. Aku masih lumayan tertutup. Bahkan temanku hanya Dara. Aku sama Dara melakukan semua berdua, Mas. Sifat kita hampir mirip."

"Dara? Yang pakai hijab?" tanya Haidar berusaha mengingat wajah Dara.

Bella mengangguk lagi. Dia semakin tersenyum saat melihat wajah ingin tahu Haidar.

"Entah gimana, aku sama Dara menjadi gadis seperti sekarang. Ya, walaupun Bella tak meninggalkan sifat pemalu, sifat penyendiri dan sifat menyimpan semuanya sendiri. Aku masih punya sifat itu semua. Hanya saja, sudah tak terlalu berlebihan seperti dulu." Jawab Bella di iringi senyuman sangat manis.

Sweet householdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang