Part 24

3.5K 376 8
                                    


"Alhamdulillah," gumam Bella saat melihat suaminya salat di ruangan yang memang tempat untuk beribadah.

Melvi selalu menekankan pada anak-anaknya. Percuma punya rumah bagus kalau tak ada tempat untuk beribadah, karena sejatinya semua yang kita punya saat ini tak pernah ada kalau bukan karena Tuhan.

"Sayang?" panggil Haidar sembari memutar tubuhnya menatap Bella.

Bella yang awalnya melamun terkejut bukan main mendengar panggilan suaminya. Dia tersenyum manis dan berjalan pelan kearah Haidar. Sudah satu bulan Haidar meninggalkan Bella, sudah satu bulan juga kehamilan Bella saat ini.

Walaupun Haidar pergi dari rumah untuk menenangkan diri. Tapi dia tak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai sosok suami, memberi nafkah pada istrinya. Setiap minggu Haidar selalu mengirim uang, bahkan dia mewanti-wanti pembantunya agar menuruti semua kemauan Bella.

Haidar tahu sebenarnya, kalau hamil tanpa ada suami pasti sangat menyakitkan. Apalagi kata pembantunya Bella juga sering mengalami morning sickness. Memang tak terlalu parah tapi tetap saja dia khawatir.

"Miss u, Bel." Bisik Haidar, Bella saat ini duduk dipangkuan suaminya.

Kedua tangan merangkul pada leher Haidar, membuat lelaki tersebut membalas merangkul pinggang yang saat ini tak terlalu ramping seperti dulu.

"Aku juga kangen, Kak Haidar. Maaf kalau aku udah kelewatan waktu itu." Gumam Bella pelan. Bibirnya cemberut dengan tatapan mata sangat polos.

"Aku gak akan bilang kalau gak usah dibahas, karena memang sebuah masalah harus dibahas agar ada titik terang dan salah satu pihak gak melakukan kesalahan yang sama." Sahut Haidar, sorot mata teduh dengan bibir tersenyum sangat manis membuat Bella ingin menitihkan air matanya.

"Jadi gini, Sayang. Mungkin ada hal yang harus kita selesaikan bersama, aku mendengar semua masukan kamu. Tapi, ada hal yang harus kamu, Baby. Gak semua masukan akan aku terima, apalagi ada luka yang belum sembuh sepenuhnya. Aku tahu kamu hanya ingin suamimu ini memiliki keluarga lagi, aku juga berusaha, Sayang. Percayalah. Aku juga ingin saat anak kita lahir nanti memiliki keluarga yang utuh, tak ada masalah sedikitpun dari pihak ku atau pihak kamu. Memang aku salah kenapa sebelum memutuskan untuk menikah tak menyelesaikan masalahku dulu. Membereskan semua yang belum beres, meluruskan semua yang belum lurus. Jadi kamu dan calon anak kita tak terbebani dengan masalah ku."

"Tapi mau gimana lagi, semua sudah terjadi, aku gak bisa memutar waktu. Aku gak bisa kembali ke masa lalu dan membenahi semua yang kacau, Sayang. Jadi aku mohon banget sama kamu, jangan pernah mengulangi hal yang sama. Ini beneran sakit, Bel."

Bella meneteskan air mata dan mengangguk sebentar, dia menghembuskan napasnya panjang. Bahkan sangat panjang, mencoba mengulur semua yang dia rasakan saat ini. Marah, benci dan kesal dengan dirinya sendiri.

"Aku tahu apa yang aku lakukan salah, Mas. Aku cuma ... "

"Hust, aku tahu semuanya, Bel. Aku tahu maksud kamu baik, tapi semuanya tak semudah kelihatannya." Potong Haidar dengan cepat.

Bella lagi-lagi hanya mengangguk. Memang apa yang akan dia lakukan kalau bukan mengangguk. Dia tahu apa yang dia lakukan saat itu salah, bahkan sangat salah.

"Bisa aku memperbaiki semuanya?" tanya Bella hati-hati. Haidar tersenyum manis sebelum mengangguk.

"Bukan hanya kamu, tapi juga aku. Kita akan memperbaiki semuanya, Sayang." Bisik Haidar pelan.

Senyum bahagia milik Bella terpancar begitu indah, apa yang dia harapkan kembali. Seseorang yang sangat berarti di hidupnya kini sudah kembali. Kembali kedalam pelukan hangatnya, kembali pada dirinya yang banyak salah dan dosa.

~~~

Pada pagi hari, cuaca mendung serta angin kencang membuat Bella cemberut. Cuciannya baju banyak hari ini. Tapi kenapa cuaca tak mendukungnya.

"Kenapa?" tanya gadis muda yang baru duduk disampingnya.

"Cucian ku banyak banget. Tapi kamu lihat, mendung dimana-mana." Keluh Bella dengan kesal.

Gadis muda tersebut terkekeh pelan sebelum mengusap perut Bella yang baru akan membuncit. Dara tersenyum senang saat mengingat sahabatnya akan memiliki buah hati, dia sangat bahagia kalau Bella juga bahagia. Dara berhutang banyak pada keluarga Bella.

"Gimana? Gak kamu terima duda itu?" tanya Bella balik setelah lama terdiam.

Dara menghembuskan napasnya panjang, "menurutmu, anaknya bakalan suka gak sama aku?"

"Tergantung perlakuan mu sih. Biasanya anak tiri itu ngikut gimana ibu tirinya, ngerti gak?" tanya Bella balik.

Dara mengangguk pelan, dia mencerna setiap ucapan Bella. Ada benarnya juga ucapan Bella. Namun, di hati yang paling dalam. Masih ada nama Assegaf.

"Pak Assegaf udah bahagia sama istrinya, kamu juga harus melakukan hal yang sama, Ra. Kehidupanmu gak berputar di masa lalu aja. Tapi terus berjalan kedepan." Tutur Bella lembut, tangannya mengusap punggung tangan Dara yang berada di atas perutnya.

"Menurut kamu gitu, Bel?"

Senyum manis nan lembut milik Bella membuat Dara menghembuskan napasnya panjang. Memang dia berniat untuk menjalani kehidupan baru, tapi kenapa terasa sangat sulit saat bayang-bayang Assegaf masih menghantuinya.

"Move on, Ra. Hidupmu bukan cuma tentang Assegaf." Ujar seseorang yang tengah berdiri di belakang kursi Bella.

Bella dan Dara menoleh secara bersamaan, wajah datar Haidar serta tatapan matanya yang teduh semakin membuat Dara ingin berumah tangga. Dia ingin di tatap seperti itu, seperti Haidar menatap Bella. Seperti Marcel menatap Nufa, dan seperti Melvi menatap Ava.

"Kak Nufa nikah sama duda juga fine-fine aja. Gak ada masalah, Ra. Walaupun Kak Nufa di gosipin sana-sini."

"Duda atau perjaka itu hanya status, yang penting tanggung jawabnya sebagai suami didalam rumah tangga." Imbuh Haidar saat kalimat Bella terhenti.

"Aku coba buka hati deh,"

"Jangan hanya di coba, hati seseorang bukan hanya untuk bahan percobaan, Ra." Tegur Haidar.

"Pak Haidar kok makin cerewet?" bisik Dara pada Bella.

Bella terkekeh dan menggeleng, dia juga tak tahu kenapa suaminya jadi cerewet seperti sekarang. Padahal sebelumnya masih irit bicara, walaupun wajahnya masih datar dan tanpa ekspresi.

~~~~

Selamat pagi, lama gak up? Di usahakan sering up untuk sekarang.
Salam hangat dari author gigi kelinci.🐰

24 Desember 2021.

Sweet householdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang