2. Perkenalan

5 2 0
                                    

              ~ Happy Reading💞~

"Woy ... Daf, buruan dong! Entar keburu rame kantin nya!" kesal Haykal. Sedari tadi dia menunggu Daffa yang sedang memberesi barang-barangnya.

"Iya, sabar! bentar lagi nih," ucap Daffa sembari memasukkan buku terakhir ke dalam tasnya dan mengunci tas itu rapat.

"Lama banget sih, lo! cuman beresin tas doang juga! Teman-temen udah pada nungguin nih."

"Ngapain sih buru-buru? orang gurunya rapat juga! nyampek pulang malahan rapatnya," balas Daffa santai.

"Ngapain-ngapain," ledek Haikal. "kalau kena, baru tau rasa lo!" sambungnya lagi. Daffa mengernyitkan dahi bingung.

"Kena apa?" tanya Daffa pada Haykal, yang tidak digubris oleh Haykal sama sekali.

"Kena apa woy?!" tanyanya lagi kini dengan nada tinggi.

"Kena musibah!" jawab Haykal kesal. Daffa menatapnya dengan terkekeh kecil.

"Musibah apaan? ngaco lo ah!" balas Daffa, kemudian pergi keluar kelas yang disusul oleh Haykal di belakangnya.

"Nanti lo juga tau," jawab Haykal acuh. Daffa mengedikkan bahunya acuh.

***

"Lama baget sih Haykal," ucap Raihan kesal.

"Tunggu aja kali! bentar lagi juga datang," sahut Naya dengan menyeruput jus jeruknya yang tinggal setengah.

"Tau! gua yang punya pacar malah elo yang rindu," sambung Shinta.

"Dih ... najis bat gua rindu sama pacar lo yang mukanya pas-pasan itu," balas Raihan menatap sinis Shinta.

"Yaelah, gantengan juga pacar gua dari pada elo! Muka lo mah mirip sama makhluk yang gelantungan di pohon," cibir Shinta tak mau kalah.

"Enak banget, lo nyamain gua sama monyet. Muka ganteng gini juga, masa dibilang monyet!"

"Eh ... hello? Gua gak bilang monyet ya! Lo aja yang nyadar muka lo mirip monyet."

"Mintak ditampol tuh ya mulut? gua tampol juga lama-lama nih."

"Enak aja lo mau---"

"Udah-udah, kok jadi pada ribut sih?!" ucap Riski memotong ucapan Shinta yang bakal panjang nanti bacotannya kalau tidak dihentikan. Bisa pecah gendang telinganya karena Shinta.

Shinta hanya mendenggus saat Riski memotong ucapannya.

"Lama banget sih pacar gua, gak rindu apa sama gua," omel Shinta yang hanya dibalas dengan tawaan mereka.

"Nah tu Haykal," ucap Mika yang dapat menarik perhatian semuanya.

"Hay, Bro!" sapa Haykal dan segera duduk disamping Shinta.

"Lama banget sih lo!" ketus Mika.

"Tau tuh!" gegara nungguin elo, Shinta sama Raihan berantem tuh. Katanya mereka rindu," sambung Naya terkekeh kecil.

Haykal cukup kaget mendengarnya, tetapi dia tidak terlalu peduli. Sudah biasa jika Shinta dan Raihan bertengkar.

"Oh iya, gua hampir lupa! Gua bawa temen nih, namanya Daffa. Kenalan gih!"

Mereka berlima kompak melihat ke arah Daffa, Daffa hanya tersenyum kemudian mengulurkan tangannya.

"Kenalin nama gua Alvino Daffa Zaydan," ucapnya yang disambut ramah oleh mereka.

"Gua Raihan Davika." Raihan menyambut uluran tangan Daffa. "Panggil aja Raihan," sambungnya lagi.
 
"Gua Riski Aditia. Panggil aja Riski," ucap Riski menggantikan tangan Raihan.

"Mikail Alfaresky."

"Inaya Rafa Syafira. Panggil Naya, aja!"

"Shintia Amara. Lo boleh panggil Shinta," ucap Shinta hendak menjabat tangan Daffa, tetapi ditepis oleh Haykal.

"Eh, eh, gak boleh pegang! Dia cewek gua." Haykal menarik Shinta ke dalam dekapannya.

Daffa memutar bola matanya malas. Tak hanya Daffa, tetapi semuanya juga sama. Mereka muak melihat tingkah Haykal yang terlalu posesif.

"Eh btw, kalian baik-baik aja kan?" tanya Naya pada Haykal.

"Ya ... Untung aja belom rame. Kalau enggak ... aduh gak tau deh gua," jawab Haykal dramatis.

Daffa tampak binggung, ia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh teman-teman barunya ini.

"Kalian ngomongin apasih?" karena penasaran Daffa akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Entar juga lo tau," jawab Haykal yang dibalas anggukan kepala oleh semuanya. Daffa mengedikkan bahunya acuh, percuma ditanya toh Haykal tidak akan menjawabnya.

"Aduh gua laper nih, gua pesen makanan dulu ya," ucap Daffa dan berdiri dari duduknya. Belum sempat dia berjalan, seseorang sudah menabraknya lebih dulu. Air yang dibawa orang itu tumpah mengenai baju Daffa.

"Ma--Maaf kak! aku gak sengaja, " ucap siswi itu menunduk. Ternyata orang yang menabraknya adalah adik kelas mereka.

"Hati-hati dong kalau jalan! Punya mata gak sih?!" Bukan, orang itu bukan Daffa melainkan Raihan. Raihan kesal dengan siswi itu karena tidak hati-hati.

Siswi itu hanya menunduk. Tidak berani menatap mata kakak kelasnya.

"Udah gak papa! lain kali hati-hati ya," kata Daffa tersenyum ramah pada siswi itu.

Siswi itu mendongak. Ia menatap Daffa tidak percaya. Sesaat kemudian senyumnya mengembang.

"Makasih kak ganteng! Udah ganteng, baik, sopan, keren lagi! Gak kayak kak Raihan, jutek, songong, ganteng sih, tapi galak! Cepat tua mampus," ucapnya kemudian berlari meninggalkan mereka.

Semuanya tertawa saat mendengar perkataan siswi itu, kecuali Raihan yang tampak sangat kesal.

"Woy ... jangan lari lo!" teriaknya membuat tawa semuanya semakin pecah.

"Yah ...  baju gua jadi kotor nih, gua ke toilet dulu ya," ujar Daffa sembari pergi meninggalkan kantin.

"Woy Daff ... Hati-hati! Udah mulai rame loh," teriak Haykal.

Daffa hanya mengacungkan jempolnya walaupun ia tidak mengerti apa yang dimaksud Haykal.

***

Seorang gadis cantik berjalan menelusuri koridor kelas dengan beberapa buku di tangannya. Sepertinya ia baru saja dari perpustakaan sekolah.

Suasana di sini sangat sunyi. Tak ada seorang pun yang terlihat. Koridor ini memang sangat jarang dikunjungi siswa. Karena koridor itu hanya menuju ke perpustakaan saja. Hanya siswa teladan saja yang sering melalui jalan itu.

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah cantiknya. Dia memajamkan mata menikmati kedamaian yang ada. Hingga  tubuhnya menabrak seseorang dan terjatuh. Begitu juga dengan buku-buku yang ia bawa.

Bruk!

TBC.

Ice GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang