10. Taruhan

2 2 0
                                    

                ~Happy Reading💞~

Silahkan masuk Fani dan Siska."

Deg!

'Pembalasan dimulai,' batin Adel dengan tersenyum miring.

Fani dan Siska memasuki kelas dengan tersenyum ramah. Penampilan Fani sudah tidak terlihat cupu lagi, ya, itu semua berkat Adel karena dia telah mengubah dan mengajari gadis itu cara berdandan agar tidak terlihat cupu lagi. Sedangkan Siska, gadis itu terlihat segar sekali dengan rambut pendeknya, walaupun terkesan tomboy, tetap saja dia tidak bisa menutupi kecantikannya yang natural.

"Cecan woy cecan."

"Glowing bro."

"Satunya tomboy, tapi cantik banget."

"Andai gua punya pacar kayak gitu."

Kira-kira begitulah omongan para siswa-siswa yang ada di kelas itu.

'Ha ha ha gua emang cantik. Gua bakal berkuasa di kelas ini, lihat saja nanti' batin Siska tertawa jahat.

"Fani dan Siska, silahkan perkenalkan diri kalian," ucap bu Ayu yang diangguki oleh mereka.

"Na--nama gu--gua Fania Ratna Sari, panggil Fani aja. Salam kenal, semoga ki--kita bisa berteman baik," ucap Fani gugup, sedari tadi gadis itu hanya menunduk.

"Nama gua Fitria Siska Anggreani, kalian boleh panggil gua Siska aja. Oke salken, dah itu aja."

Berbeda dengan Fani yang gugup, Siska tampak sangat pede bahkan dia dengan lantang melihat ke depan.

"Ada yang mau ditanyakan? Ibu harap sih tidak, soalnya ini udah mau jam istirahat," ucap bu Ayu. Ya, memang ini sudah masuk jam ketiga dan sebentar lagi adalah jam istirahat, karena sedari tadi tak ada satu guru pun yang masuk ke kelas mereka, hingga jam ketiga.

Mereka menggeleng tanda tak ada yang mau ditanyakan, padahal banyak sekali yang ingin mereka tanyakan, hanya saja karena keadaan tak memungkinkan, mereka bisa apa?.

"Baiklah kalau begitu, silahkan duduk Fani dan Siska."

"Di mana bu?" tanya Siska.

"Cari bangku yang kosong."

"Ouh, oke bu," ucapnya.

'Ba--bangku kosong katanya? lah berarti Fani gak bisa semeja sama gua dong! ah .... Sial!!!" batin Raihan kesal.

'Sial!! masa gua harus semeja sama si cewek jadi-jadian sih!! awas aja kalau dia milih meja gua!! gua bakal nolak!!"

Fani kini sudah mendapatkan tempat duduknya, dia duduk di samping siswi yang bernama Chindi. Ya, Chindi memang gadis yang baik, dia juga mudah berteman dengan orang baru.

"Hey ... gua bisa duduk di samping lo gak?" tanya Siska.

Gadis itu mendongak, dia menatap Siska nyalang.

"Gak!"

"Es batu, ini lo?"

"Sana lo, cari tempat lain aja!"

"Lo ngusir gua?"

"Menurut lo?!"

"Ck, nyebelin baget sih lo es batu!!"

"Serah!"

"Gua duduk nih."

"Sempat lo duduk, hidup lo gak akan tenang."

"Bodoh amat."

'Sialan!! nyebelin banget sih. Dasar cewek jadi-jadian.' batin Adel kesal.

Siska tak peduli, bodoh amat Adel mau bilang apa, toh tak ada tempat kosong lagi selain di sini. Sebenarnya, Siska juga tidak mau semeja dengan Adel, tapi apa boleh buat? sepertinya memang sudah takdir.

Ice GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang