6. jodoh

3 2 0
                                    

~ Happy Reading💞 ~

Ding dong ...! ding donggg ...!

Terdengar suara bel rumah yang begitu nyaring. Adel yang tadinya sibuk berkutat pada ponselnya, kini keluar dari kamar dan membuka pintu dengan wajah dinginnya.

"Hay kak," sapa seorang gadis. Ia tersenyum ramah pada Adel.

"Masuk."

Gadis itu menurut, dia memasuki Apartemen Adel. Adel kembali menutup pintu Apartemennya, dia menatap gadis yang tersenyum ramah padanya.

"Duduk!" titah Adel. Gadis itu mengangguk, dia duduk di sofa yang terletak di ruang tamu.

"A--anu kak, kakak ngapain ngajak aku ke sini ya?" tanyanya gugup.

"Pertama-tama gua mau nanya, lo kelas berapa?" tanya Adel.

"Kelas sebelas kak."

"Oh."

"I--iya kak."

"Terus, kenapa lo manggil gua kakak?"

'Emang gua tua apa?!' batin Adel.

"A--anu kak, aku gak tau nama kakak."

"Adel."

"Ok, kak Adel."

"Panggil Adel aja, jangan ditambahin kak! gua gak suka!"

"Ma--maaf kak, eh maksudku Adel."

"Hm, nama lo siapa?"

"Oh iya, aku belum ngenelin diri. Namaku Fania Ratna Sari, panggil Fani aja."

"Fanitia Ratna sari?" tanya Adel dengan dahi yang mengerut.

"Hahaha ... bukan Fanitia Del tapi Fania," ucap Fani dengan terkekeh.

"Oh."

"Wah ... Kamu dingin juga ya Del." Fani tersenyum kikuk.

"Hm. Yang kedua, lo mau jadi teman gua kan?"

"Te--tentu saja," jawabnya antusias.

"Kalau gitu, jangan pernah gunain kata aku sama kamu."

"Kenapa?"

"Nurut aja!"

"Terus, mau pakai kata apa dong?"

"Lo sama gua."

"O--oke."

"Hm."

Hening, tak ada lagi yang bicara, Adel yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Fani sedari tadi hanya menatap Adel.

Kruk ... kruk

Adel melirik ke arah Fani, apa Adel tidak salah dengar? Sepertinya dia baru saja mendengar suara aneh.

"Lo laper?" tanya Adel.

"Ah iya, gua tadi gak sempat makan," ucap Fani cengengesan.

"Oh."

'Huaa ... Adel mah gak peka,' batin Fani.

Adel berdiri dari duduknya, dia melangkah masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Fani yang masih ada di ruang tamu.

"Loh kok gua ditinggal sih?!" ucap Fani kesal.

Sesaat kemudian Adel datang dengan membawa dress berwarna pink di tangannya. Dia menghampiri Fani dan memberikan dress itu pada Fani.

"Nih," ucap Adel sembari memberi dress pada Fani. Fani mengerutkan dahinya bingung, berbicara dengan Adel benar-benar mengasah otaknya.

"Ini buat apa?" tanya Fani bingung.

Ice GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang