5. Bully

3 2 0
                                    

~ Happy Reading💞 ~

"Kak Indra?"

Adel mematung. Dia mengusap matanya berulang kali. Apa dia tidak salah lihat? Indra tersenyum melihat reaksi Adel.

"Ck, kakak sendiri gak kenal," ucap Indra terkekeh. Sadar dirinya ditertawakan, Adel mengubah ekspresi wajahnya jadi datar kembali.

"Kenapa kakak datang ke sini?" tanyanya dengan nada dingin.

"Emangnya gak boleh?" Indra balik bertanya. Adel mendenggus kesal, dia menatap indra dengan wajah datar.

"Del, kamu berubah ya," ucap Indra lirih.

"...."

"Pasti karena mama kan?" lanjutnya lagi. Indra menunduk, entahlah, Indra merasa dia tak pantas untuk dipanggil seorang kakak. Dia sudah gagal melindungi Adel dan malah pergi meninggalkannya, saat gadis itu butuh seseorang.

"Aku gak berubah. Sama sekali enggak," jawab Adel masih dengan nada dingin.

"Kalau kamu gak berubah, kenapa kamu bicara dingin sama kakak?" tanya Indra lirih.

"Kak Indra salah, menurutku yang berubah itu kakak."

"Lah, kok jadi kakak sih Del?"

"Hm, kau jadi lebih cengeng sekarang." Indra tertawa mendengar perkataan Adel.

"Hahaha, berani ya kamu ngatain kakak cengeng," ucap Indra terkekeh.

"Pergilah, aku gak mau liat kak Indra lagi."

Indra berhenti tertawa, apa dia tidak salah dengar? Adel mengusirnya?

"Kamu ngusir kakak Del?"

"...."

"Kamu benci kakak?"

"...."

"Kakak minta maaf Del! Kakak emang gak becus jagain kamu," lirihnya.

Adel memalingkan wajahnya. Tak mau menatap Indra sedikit pun. Indra menghela napas, Adel benar-benar berubah sekarang, ini semua salah Indra! Dia tidak becus menjaga Adel.

"Yaudah, kakak bakal pergi. Tapi, sebelum kakak pergi, kakak mau nanya sesuatu sama kamu."

"Hm."

"Apa kamu membenci Mama?"

Adel bungkam, dia menunduk dan sesaat kemudian dia menjawab.

"Iya, aku benci Mama, benci sekali!"

Indra tersenyum.

'Kamu bohong Del, kamu gak pernah benci sama Mama. Kakak tau itu,' batin Indra.

Indra berdiri, dia menghampiri Adel dan mengacak rambut adiknya gemas.

"Kakak pergi ya? Jaga diri kamu baik-baik," ucapnya dan melangkah meninggalkan Adel.

"Kak Indra."

Langkah Indra terhenti kala Adel memanggilnya. Diam-diam Indra mengulum senyum. Apa Adel akan mencegahnya? Ternyata Adel masih peduli dengannya. Ah, Indra senang sekali.

"Iya?" Indra menoleh dan tersenyum manis pada Adel.

"Dompetnya ketinggalan." senyum Indra memudar.

"Ck, kirain ada yang lain," kesal Indrapp, dia mengambil dompetnya yang tertinggal di meja dan melangkah menuju pintu.

"Kak Indra," panggil Adel lagi, Indra lagi-lagi berhenti dan menoleh.

"Apa?!" jawabnya kesal.

"Kenapa kakak bisa masuk? Pintunya kan udah dikunci?!" tanya Adel. Dia baru ingat, perasaan pergi sekolah tadi dia mengunci pintu rapat-rapat. Lalu, kenapa Indra bisa masuk? Apa dia punya kekuatan?

Ice GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang