3. Gara-gara Haykal

4 2 0
                                    

~Happy Reading💞~

Bruk!

"Sorry gua gak sengaja," ucap Daffa.

Ya, orang itu adalah Daffa. Daffa tampak buru-buru. Terlihat sekali dari ekspresinya yang seperti habis dikejar hantu.

Gadis itu mendongak. Menatap Daffa datar. Sesaat kemudian dia mulai menyusun buku-bukunya yang berserakan. Daffa juga ikut membantu dan memberikan bukunya setelah selesai pada gadis itu.

"Nih ... sekali lagi sorry ya, tadi gua gak sengaja." Daffa tersenyum sembari memberikan buku yang telah ia susun rapi. Gadis itu menerimanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Daffa ...! Daffa ...!"

Terdengar teriakan histeris gadis-gadis yang sedang berlari ke arah mereka. Keduanya kompak menoleh ke asal suara.

Deg!

Daffa tampak kaku di tempa. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Wajahnya pucat pasi.

Gadis itu melirik Daffa sejenak. Sesaat kemudian ia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Daffa. Baru saja ia ingin melangkahkan kaki, tangannya sudah dicegal oleh Daffa.

Dengan berat hati, gadis itu menoleh dan menatap Daffa yang juga menatapnya dengan penuh harap.

"Bantuin gua pliss ...," ujarnya memohon.

Adel menghela napas pasrah. Ya, gadis itu adalah Adel si gadis cuek nan dingin.

Tak butuh waktu lama, gadis-gadis yang meneriaki nama Daffa kini sudah berada di depan mereka.

"Daffa foto bareng yuk!"

"Minta nomer WAnya dong ganteng."

"Uh ... Daffa baik deh, peluk boleh gak?"

Inilah yang dibenci Daffa. Ia tidak suka jadi populer! Ucapan para gadis ini dapat membuat kepalanya pusing. Apalagi ketika mereka bicara dengan nada sok manja, centil sekali! Daffa tidak menyukainya! Ia merasa jijik dengan cewek seperti itu.

"Sorry ... tapi kayaknya kalian jangan deketin gua deh. Entar cewek gua marah," ucapnya sopan.

"Cewek?"

"Iya, gua udah punya pacar."

"What?!"

"Kenapa? Kalian gak percaya? Perlu gua buktiin?" tanya Daffa, mereka kompak mengagguk.

"Kebetulan pacar gua lagi ada di sini, iya kan sayang," ucap Daffa sembari memegang tangan Adel erat dan menatapnya penuh harap.

Adel dapat merasakan tangan Daffa yang sangat dingin. Tetapi ia tidak meresponnya. Adel hanya menatap para gadis itu dengan wajah datar tanpa bicara sedikit pun.

Melihat Adel yang tidak bereaksi sama sekali. Daffa mulai gugup dan khawatir. Berbeda dengan gadis-gadis itu, mereka tampak senang sekali.

"Hm."

Raut wajah mereka seketika berubah jadi masam. Tapi tidak dengan Daffa. Walaupun hanya kata ' Hm ' itu sudah lebih dari cukup baginya. Setidaknya Adel masih mau menolongnya.

"Kita gak percaya kalau kalian pacaran!" ucap salah satunya. "Ya gak?" lanjutnya lagi. Semuanya mengangguk setuju.

"Lo gak denger Adel ngomong Apa?!" tanya Daffa kesal. "Gua kan udah bilang, kalau gua udah punya pacar dan pacar gua itu Adel! Ngerti gak lo?!" lanjutnya lagi, kini dengan nada tinggi.

Jangan salahkan Daffa jika ia kasar, dia sudah bicara sesopan mungkin, tetapi mereka benar-benar keras kepala.

"Eh, sayang! bukunya berat ya? sini biar aku yang bawa." Daffa mengambil alih buku yang dipegang Adel.

Mereka menatap Daffa kesal. Sifat Daffa benar-benar berubah drastis pada Adel. Pikir mereka saat itu.

Daffa muak meladeni para gadis ini. Jadi dia lebih memilih pergi dan meninggalkan mereka saja. Bodoh amat mereka mau bilang apa, Daffa tidak peduli!.

"Ayo sayang kita pergi! Kamu pasti laper." Daffa memegang tangan Adel. Lalu membawa gadis itu pergi dari sana.

****

"Makas---" ucap Daffa terpotong kala ia melihat Adel yang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Daffa tersenyum, ia melihat punggung Adel yang makin menjauh.

"Haykal sialan!" geram Daffa. Ia baru ingat ini semua karena Haykal. Andai saja Haykal mengatakannya lebih awal. Daffa tidak akan mengalami hal ini!

~ Flashback on ~

"Yah ... baju gua jadi kotor nih, gua ke toilet dulu ya," ucap Daffa sembari pergi meninggalkan kantin.

"Woy Daf ... Hati-hati! Udah mulai rame loh," teriak Haykal.

Daffa hanya mengacungkan jempolnya, walaupun ia tidak mengerti apa yang dimaksud Haykal.

***

"Akhirnya kelar juga. Basah sih, tapi gak papa lah, entar juga kering nih baju," ucap Daffa. Kini dia sedang berada di toilet, setelah menuntaskan urusannya, Daffa memutuskan untuk keluar dari toilet dan pergi ke kantin lagi.

Betapa kaget nya Daffa, saat dia keluar toilet. Banyak sekali gadis-gadis yang mengerumuninya. Sepertinya mereka sudah menunggu lama.

Daffa tampak kaku. Ia tidak suka berada pada situasi seperti ini. Gadis-gadis itu mulai bergelayut manja di tangan Daffa. Beberapa dari mereka juga mengambil foto bersamanya. Mereka merengek layaknya anak kecil.

Daffa risih! Ia benci ini, tapi dia tidak bisa kabur, sangat sulit kabur disituasi seperti ini.

"Daffa, Daffa kamu ganteng deh, uh imut banget ... jadi pengen nyium."

"Follow ig aku dong ganteng,"

"Ih ... Kamu kok ganteng banget sih."

Daffa berkedip, dia mulai berpikir keras. Bagaimana caranya agar bisa kabur dari sini?

"Hey, apa yang kalian lakukan di sini? Ini kan toilet cowok! Hush ... hush ... menghalangi jalan saja! " ucap seorang pria. Bukan apa-apa, hanya saja mereka menghalangi jalannya karena berada di depan pintu toilet.

"Ee, gak usah ngegas juga kali!" ucap salah satu gadis.

"Tau tuh," sambung yang lainnya.

"Muka burik aja belagu."

Kesempatan. Selagi para gadis itu sibuk adu bacot, lebih baik Daffa melarikan diri.

"Enak aja lo ngatain gua burik! Gua ganteng tau!" ketusnya.

"Cih ... gantengan juga Daffa. Iya gak Daff---" ucap gadis itu terpotong kala dia melihat Daffa yang kabur melarikan diri.

"Guys kejar ... jangan biarin pangeran kita kabur!" ucapnya dan berlari mengejar Daffa dan diikuti siswi lainnya.

Daffa terus saja berlari, sesekali dia menoleh ke belakang dan ....

Bruk.

Dia menabrak seseorang.

~ Flashback off ~

Jadi itu yang dimaksud Haykal dengan musibah? Haykal benar, itu benar-benar musibah! Tapi, kenapa dia tidak memberi tau Daffa lebih awal! Jika saja dia memberi taunya lebih awal, Daffa kan bisa lebih hati-hati.

"Haykal sialan! Keparat! Awas lu Haykal!" omel Daffa. Dia benar-benar kesal, sekarang moodnya benar-benar buruk.




TBC.

Ice GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang