NINE

9K 379 13
                                    

°°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°°°

"Lepaskan Vanya dari Dion."

"Vanya?" Tanyanya heran.

"Ya, bonekamu."

"Dia anakku!!" Bentak Hatmiko.

"Anak? Anda tak pernah memperlakukan Vanya selayaknya anak sejak dulu." Ucap Axcel tajam.

"Tak usah ikut campur dalam urusan keluargaku dan kamu tak ada hak -"

"Oh apakah saya harus mengingatkan kejadian 10 tahun yang lalu dengan teganya anda-"

"Tutup mulutmu!!" Murka Hatmiko yang mendengar ancaman Axcel yang selama ini ia sembunyikan dengan baik.

Axcel hanya tersenyum sinis dan juga ia masih memiliki kartu Asnya bila Hatmiko yang bisa meruntuhkan kekuasan pria itu bila pria itu tak segera mencabut perjodohan paksa kepada Vanya.

"Baiklah, kalau begitu sampai bertemu rapat lusa nanti sir." Ujar Axcel merendah sebelum ia melangkahkan kakinya keluar.

Hatmiko menggebrak mejanya begitu Axcel keluar. Dengan segera ia mengambil ponselnya untuk mencari anak pembuat masalahnya itu untuk menemuinya segera.

"DIMANA VANYA!" Bentaknya kepada orang kepercayaannya.

"Maaf tuan nona muda tidak bisa dihubungi"

"Cari dia dan suruh menghadapku!"

Hatmiko benar - benar murka saat ini karena pion terbaiknya di hancurkan oleh Axcel dalam sekejap. jelas saja berita korupsi calon besannya itu mempengaruhi Zaudi Future yang selalu ia besarkan dengan susah payah itu dan Hatmiko yakin bawah perusahaannya sebentar lagi akan terkena audit pajak.

ia sengaja memilih keluarga Dwiwangsa untuk membantunya melebarkan bisnisnya dengan pajak yang minim itu. Tetapi gara - gara Axcel yang merupakan teman masa lalu anaknya yang berani - beraninya mengancamnya membuatnya ia benar - benar murka terlebih lagi kejadian masa lalu yang membuat ia membenci keluarga Raymond.

"Anak sialan!!" pekiknya

Axcel kembali ke mansion keluarganya karena jamuan makan malam yang sang mama persiapkan.

Suasana hatinya sedikit tenang setelah mendapatkan pesan dari Winter bawah Vanya baik - baik saja dan mereka sedang menikmati jalan - jalan malam mereka.

"Itu senyuman kenapa merekah begitu kak."

Ekspresi Axcel langsung berubah begitu sang mama berada di hadapannya.

"Apa segitu sebalnya kamu sama mama sampai - sampai ketemu mama harus memasang muka masam seperti itu." Omel Yuna.

"Bukan begitu."

"Lalu apa? Mama sudah pengen gendong cucu makanya mama gencar nyari calon istri buat kamu malah mama yang dikacangin." Sedih sang mama.

"Mom, don't talk like that." Manja Axcel memeluk sang mama.

Sin : Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang