EIGHT

9.7K 400 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°°°°°°°°

Winter pulang setelah Aiden mengantarnya dan ketika ia sampai di lorong apartemennya ia menyipitkan matanya melihat Axcel lagi dan lagi berdiri di depan pintu rumahnya itu.

"bapak ngapain disini?" sewot Winter.

Axcel tak menjawab hanya melirik Winter sekilas sebelum ia melangkah membuat Winter mencebik kesal dengan ekspresi batu Axcel saat ini belum sempat ia membuka pintu rumahnya tangannya sudah ditarik menuju ke apartemen miik Axcel.

"Woi pak ngapain geret - geret saya sich. bapak mau macam - macam ya?" heboh Winter begitu pintu apartemen Axcel di tutup.

"Kalau bapak mau macem - macem saya belum siap pak." Cerocosnya tetapi bibirnya berhenti bicara ketika Axcel menahan kedua bahu Winter.

"Aku butuh bantuanmu?"

"Bantuan? untuk apa?" heran Winter.

"Vanya." sebut Axcel.

"Zee maksud bapak." tanyanya kembali.

"sebenarnya ada masalah apa sich Axcel sama Zee . mereka mencurigakan dilihat Axcel selalu menanyakan Zee kepadanya." batinnya menatap Axcel yang juga menatapnya balik.

Ia melihat wajah Axcel yang menarik matanya dan dengan kurang ajarnya ia menangkup dagu pria itu untuk mendekat kearahnya "Tunggu tunggu kenapa dengan muka bapak. wach bisa - bisanya muka seganteng ini di bogem orang." tuturnya ikut meringis merasakan sakit.

Axcel tak menjawab tetapi Winter lebih dulu mendudukan Axcel di sofanya dan segera ia mencari kotak P3K yang berada di dapur apartemen yang jelas lebih luas dan mewah dari miliknya.

Winter membuka lemari diatas kulkas tinggi itu tetapi ia sadar bawah dirinya kurang tinggi maka ia mengambil kursi di meja makan yang akan membantunya mengambil barang tersebut. sepertinya setiap bertemu dengan Axcel selau saja ada kejadian yang tak pernah terbayangkan dan sekarang ia salah memposisikan kursinya ketika ia buru - buru naik tadi mengakibatkan kursi itu terjungkal.

Winter  memejamkan matanya rapat dan ia merasa badannya masih berdiri dengan baik. perlahan ia membuka matanya dan ia bisa melihat Axcel yang berada di hadapannya dan memeluk pinggangnya.

"Apa kamu selalu ceroboh seperti ini?" ujar Axcel.

Winter menyipitkan matanya sebal dan mendorong tubuh Axcel tetapi ia kembali memeluk Axcel ketika ia menyadari kursinya berdiri miring.

Axcel menghembuskan nafasnya kasar dan menggendong Winter turun dan ia sendiri yang mengambil kotak P3K itu dan menyerahkan kotak itu ke tangan Winter.

"Thankyou bapak ganteng." ujarnya mengikuti langkah kaki Axcel yang duduk di kursi meja makannya itu.

"Apa yang bisa saya bantu?" ujarnya sambil membersihkan luka Axcel.

Sin : Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang