SEVENTEEN

10.2K 465 4
                                    

°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°

Winter menunggu kedatangan Zee dengan hati dan pikiran bercabang kemana - mana.

Pesan yang ia kirim 3 jam yang lalu belum mendapatkan respon apapun dan ia sengaja menunggu Zee di salah satu cafe kesukaan mereka berharap bawah Zee akan datang namun hingga saat ini batang hidung Zeevanya sama sekal tak terlihat.

"Jangan jangan terjadi sesuatu sama Zee." Pekiknya yang memikirkan dari banyak kemungkinan yang terjadi.

Winter langsung menelpon nomor Zee yang aktif itu namun tak ada orang yang menjawabnya.

"Zee lo kemana sich?" Bisiknya ketika suara operator yang muncul dari panggilan tersebut.

Winter mencoba memanggil lagi dan di seeing kedua ada sebuah suara yang bisa ia dengar.

"Zee elo baik baik saja kan?" Pekiknya panik begitu ia bisa mendengar suara Zee.

"Gue baik kog dan sorry gue ngak bisa nemuin lo hari ini. Besok -"

"It's okay Zee yang penting lo baik - baik saja. Jangan menghilang kayak 10 tahun yang lalu lost contact sama gue sampai 6 bulan lebih. Bikin gue takut aja." Ucapnya sedikit lega.

Zee tersenyun tipis mendengar penuturan Winter.

"Maaf ya dan besok gue ke apart lo okay."

"Jangan gue besok yang ke apart lo aja dan sekarang lo tinggal disanakan? Bukan di sangkar emas itu lagi kan?"

"Ya aku tinggal di apart sekarang."

"Bagus kalau begitu. Sampai ketemu besok." Ucap Winter mematikan ponselnya.

Winter mendesah pelan begitu rasa khawatirnya menghilang.

Misinya sekarang adalah membujuk Zee untuk Axcel begitu sebaliknya.

Winter segera keluar dari cafe tersebut karena memang sudah tak memiliki kepentingan apapun disana dan ia hendak menyebrang menuju sebuah toko di seberang cafe tersebut. Entah ia berpikir apa hingga membuatnya sedikit melamun dan ia tersentak ketika mendengar suara klakson mobil berusaha memundurkan langkah kakinya namun sepertinya ini hari sialnya membuat ia tak memperkirakan jarak mundurnya.

Dug

Sebuah mobil menabrak dirinya lebih tepatnya menyerempet dirinya hingga jatuh karena kakinya duluan yang terkena bumper mobil itu.

Ia meringis begitu ia tersungkur ke bahu jalan dan mengenai sikutnya yang mencium lantai kasar itu.

Winter belum merasakan sakit sama sekali tapi ia merasa sial dan malu ketika pengunjung cafe dihadapannya melihat dirinya yang tersungkur.

"Astaga non. Maafin bapak." Ujar sang pengemudi yang turun dari mobil tersebut.

"Bukan salah bapak juga sich aku juga salah. Siapa suruh ngelamun dijalan kan pak?  Ya ini akibatnya sich." Keluhnya menghela nafas panjang.

Sin : Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang