Dosa. Ya gue Winter Willow Winata mengaku dosa kepada siapapun yang mendengarkan saya bahwa gue tidur dengan mantan pacar yang merangkap jadi teman yang bertetangga yang dengan nyata mencintai sahabat gue Zeevanya Lazuardy selama 15 tahun.
Winter me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°°°°°
1 Jam yang lalu
Axcel melihat Zee didepan pintu apartemen milik Winter setelah kejadian dua hari yang lalu dimana Zee menolaknya dengan memohok.
Ia baru saja akan melangkah untuk menahan wanita itu pergi tetapi suara seseorang dari balik telepon mengalihkan pikirannya.
"Gue cuma patah tulang ngak ngaruh sama perut dan mulut okay."
"Patah tulang?" Pikirnya dalam hati.
"Win lo dirumah sakit mana sich tadi gue minta belum di kasih."
"Winter dirumah sakit." Selidiknya dalam hati dan ia berjalan mendekat kearah Zee yang mematung itu.
"siapa yang di rumah sakit?" Tanyanya to the point.
Zee lupa kalau ponselnya dalam keadaan diloudspeaker sehingga orang lain dapat mendengarnya.
"Winter. Dia kecelakaan."
"Kapan?"
"Semalam." Ujar Zee.
Mendengar hal tersebut, tanpa persetujuan dari Zee ia langsung menarik tangan wanita itu untuk pergi bersamanya.
"Kita mau kemana?" Bingung Zee.
"Ke rumah sakit."
Zee langsung membungkam bibirnya dan hanya mengikuti langkah kaki Axcel.
Zee ingin bertanya tapi ia merasakan aura yang dipancarkan oleh Axcel tak bersahabat jadi ia hanya diam dan menikmati kesunyian di dalam mobil ini.
Ternyata kemacetan membawa mereka mau tak mau harus lebih lama di dalam mobil ini.
"Maaf." ujar Zee tiba - tiba namun Axcel tak menanggapi sama sekali ucapannya.
Zee tahu bawah Axcel marah dengannya dan bukannya itu bagus membuat Axcel membencinya namun ketika sebuah mobil dihadapan mereka mendadak berhenti membuat Axcel harus menginjak remnya secara mendadak dan dengan sigap ia menahan tubuh Zee agar tidak terpental ke depan.
"Are you okay?" ucap Axcel panik menyentuh pundak Zee.
Zee hanya tersenyum sambil mengangguk.
"I'm fine dan bisa kita lanjutkan perjalanan kita?"
Axcel menghela nafas dan segera ia melajukan kembali mobilnya.
