THIRTY-SIX

8.3K 307 3
                                    

°°°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°°

"Zeevanya." panggil Winter kepada Zee yang saat ini begitu serius dengan buku bacaannya di taman belakang sekolah mereka.

"Serius amat sich. Aku panggilin berkali - kalipun sama sekali ngak di sawut." oceh Winter duduk disamping gadis itu sambil bersandar di kaki pohon lebar dimana tempat itu adalah tempat pelarian Zeevanya.

"Puisi."

"Puisi?" ucap Winter kembali menegakkan badannya dan melihat buku yang dipegang oleh gadis itu.

Winter melihat buku iu berisikan aksara mandarin yang sangat ia benci ketika jam pelajaran bahasa mandarin tiba karena bahasa itu terlalu rumit baginya namun menjadi favorit dua manusia yang ia kenal yang satu adalah Zeevanya dan satunya lagi adalah Axcel Jay Raymond pria yang ia sukai.

"Apa menariknya buku itu apalagi tulisannya mandarin semua buat aku pusing saja melihatnya."

"memang tak menarik." ujar Zeevanya tersenyum sambil menutup bukunya.

"Karena bagimu yang menarik adalah Axcel kan?" lanjut Zee membuat Winter tersipu malu.

"Ishh bisa aja kamu." desis Winter.

"Nah yang dibicaraiin sudah datang." tunjuk Zee kepada Axcel yang berjalan menuju kearah mereka.

"Apa kamu merindukanku hingga tiba - tiba kamu mencariku lebih dulu?"ucap Winter dengan percaya dirinya.

"Bukan tapi aku mencari Vanya." ucap Axcel menatap Zee.

"Sepertinya kamu salah cari orang ya kan?" ucap Zee tersenyum dan menatap Winter dengan lembut.

"Kamu mencarinya bukan aku dan sebaiknya aku pergi." timpal Zee kembali berjalan mundur perlahan menatap kearah Winter dan Axcel.

"Dia mencarimu bukan aku. kenapa kamu harus pergi?" ujar Winter menyerngit dengan senyum aneh yang ditunjukan Zee seolah - olah wanita itu akan pergi jauh.

"Kamu harus bersama dengan Axcel dan aku tak akan bisa bersamanya." ucap Zee mundur semakin jauh.

"Tidak.Aku tak mau aku tahu kamu mencintainya."

Zee hanya tersenyum lembut. "Aku mencintainya dalam kehidupan remajaku dan saatnya kamu bersamanya dengannya menemani kehidupannya hingga akhir."

Winter menggeleng sambil mengejar bayangan Zee yang semakin hilang namun ketika ia menoleh kearah belakang ia melihat Axcel yang tersenyum kearahnya dan juga perlahan menghilang membuat ia berbalik mengejar bayangan Axcel yang tiba - tiba menghilang menjadi angin itu.

"AXCEL." pekiknya ketika ia tak bisa menangkap bayangan Axcel itu.

Winter menatap kesekelilingnya mencari keberadaan Axcel namun ia tak bisa menemuinya sama sekali.

"AXCEL." panggilnya sekali lagi hingga bayangan itu kembali dihadapannya dengan senyum hangat pria itu.

"Axcel." ucapnya bergetar menyentuh wajah pria itu dengan derai air mata.

Sin : Between You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang