Hii Bestiee 👋
Happy reading ❤️
.....🌺.....
Kini Rehan dan keempat teman nya, sedang berada di sebuah ruangan belakang sekolah, ruangan kumuh yang sudah tak terpakai, sehingga Rehan dan teman-teman nya memanfaatkan nya untuk tempat beristirahat jika mereka muak berada di kelas.
"Eh Han, jadi gimana rencana lo mau cari pembunuh nya kak Aska?" tanya Bima membuka suara.
Sedangkan yang ditanya hanya tetap fokus dengan handphone di tangan nya.
"Rehan!" panggil Bima.
"Hm?"
"Gue lagi bicara njir."
"Oh."
Bima menghela nafas nya, Rey yang melihat itu tertawa kecil. "Sabar Bim, payah emang kalau bicara sama ketua." ucap Rey sambil mengelus ngelus punggung belakang Bima.
"Ya." Bima membalas, seperti nya ia ikut-ikutan menjadi cuek.
"Rehan! Lo bisa aja jadi kulkas kalau sama cewe-cewe, tapi sama kita jangan dong." ujar Rey.
"Emangnya kenapa sih? Lo gak lihat gue lagi ngegame."
"Bima tadi nanya gimana rencana lo yang mau cari tentang kematian nya kak Aska." perjelas Rey.
"Ya terus gue cari, dan gue butuh bantuan para anggota Agramatha." jawab Rehan.
"Menurut gue ya, apa gak lo lupain aja. Kan itu juga mau nya kak Aska. Mending lo fokus aja, tamat SMA nanti kan lo langsung mau nikah." lanjut Lintang berbicara.
"Ha nikah?" beo Devan.
"Iya Rehan kan mau nikahin Nau,"
Bugh.
Ucapan Lintang langsung terpotong karena lemparan maut mengenai wajah mulus nya. Untung saja Rehan hanya melempar nya dengan menggunakan bantal.
"Sakit anjir." lirih Lintang sambil mengelus-ngelus wajah nya,
"Maksud nya Rehan mau nikah sama anak baru tadi?" tanya Devan yang masih penasaran.
"Apaansih, siapa juga yang mau nikah. Gue cuma disuruh jagain bukan nikahin." perjelas Rehan.
"Yaelah Han, bukan nya lo semalam cerita ke kita tentang surat wasiat nya kak Aska." sambung Rey. Sedangkan Devan terus menatap Rehan dengan keseriusan.
"Kalau gue gak mau nikahin gimana? Kenapa kalian yang sibuk sih. Kalau kalian mau nikahi yaudah sana nikahan!" bentak Rehan. Lalu ia langsung memasukan handphone nya ke dalam saku dan keluar dari ruangan tersebut.
"Eh mau kemana?" tanya Lintang.
"Kantin." jawab Rehan cuek.
"Bro ayo!" ajak Lintang kepada ketiga teman nya, lalu dengan cepat mereka semua bangkit mengikuti Rehan yang berjalan menuju kantin.
(Dilain tempat)
"Ish, kemana sih Rehan? Gimana mau jajan kalau uang aja gaada." oceh Naumi yang dari tadi sibuk mondar-mandir kesana kemari. Perihal nya ia memang tidak ada megang uang sama sekali, jadi mau tidak mau ia harus meminjam uang kepada Rehan.
Naumi terus berjalan dan menatap kebawah lantai, hanya kebawah. Sampai akhirnya...
Dugh.
"Aw." lirih Naumi, seperti nya keningnya menabrak sesuatu.
"Naumi kenapa ketabrak terus sih, jangan bilang kali ini yang lo tabrak lebih garang dari yang tadi." gumam nya pada diri sendiri.
Dengan mengumpulkan sejuta keberanian, Naumi mendongak, dada siapa yang ditabrak nya?

KAMU SEDANG MEMBACA
1/2
Roman pour AdolescentsCinta atau benci?! Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!! ~ Ini juga bukan lah cerita tentang perjodohan seperti n...