Eleven. First Kiss

3 0 0
                                    

Dari tadi banyak nya keringat sudah mengalir di pelipis Naumi, karena sebelum pulang sekolah kelas Naumi ada latihan bermain bola basket. Entahlah Naumi heran, di sekolah yang elite ini, semua perempuan juga di paksa untuk bermain.

Naumi sedang duduk di halte sekolah untuk menunggu taxi, entah menunggu taxi atau Rehan, hanya Naumi yang tahu. Zera dan Imey sudah pulang dengan jemputan supir mereka, tadi Naumi juga sudah di ajak, tetapi Naumi menolak karena rumah nya yang lawan arah.

Beberapa menit menunggu, Rehan sudah datang di depan Naumi dengan motor kebanggaan nya.

"Ayo naik!" ajak Rehan.

Naumi bangkit dari duduk nya, mengelap sedikit keringat yang masih ada di pelipis nya. "Rehan kaya nya kamu gak harus antar jemput aku tiap hari deh, soal nya nanti waktu kamu banyak kebuang." ujar Naumi.

"Tapi kalau gue mau nya tiap hari."

Naumi menghela nafas nya, kenapa Rehan sangat keras kepala sih.

Maka sebelum di paksa, Naumi memilih untuk naik saja ke atas motor Rehan.

BRUMMmmmm...

Suara motor mahal Rehan, sangatlah menggema, dan mengisi keributan dijalan, Rehan sangat kencang dalam mengendarai motor Ducati Monster 1200 yang kata nya harga nya 550 juta itu.

"Rehan, habis ini kamu mau kemana?" jerit Naumi bertanya, takut nya Rehan tidak kedengaran.

"Kenapa mau ikut?"

Naumi menggeleng di belakang, "Enggak, cuma nanya doang." Bukan nya menjawab, Rehan malah tersenyum-senyum sendiri.

Naumi terus menatap ke jalanan, tanpa ia sadari kalau ini bukan lah jalan menuju rumah nya. "Rehan." panggil nya. Rehan tak menyahut terus membawa motor nya dengan kencang.

Naumi hanya bisa pasrah, kemana pun Rehan membawa nya, toh Rehan juga bukan orang jahat.

Sampai mereka terhenti di sebuah rumah yang memiliki banyak stiker-stiker aneh.

"Udah sampai turun!" suruh Rehan.

"Kamu ngapain bawa aku ke tempat ini?" tanya Naumi.

"Turun dulu!"

Dengan perasaan bercampur aduk, Naumi pun dari motor Rehan.

Rehan merangkul pundak Naumi, yang dirangkul pun langsung menoleh.

"Gausah takut, ini basecamp gue sama anggota Agramatha bukan tempat bahaya. Gue cuma mau ngenalin lo ke teman-teman gue, kalau lo adalah queen nya Agramatha." ujar Rehan tersenyum.

"Quenn? Maksud kamu?" tanya Naumi yang masih tidak mengerti.

"Udah ayo masuk!" ajak Rehan, tak menjawab pertanyaan Naumi.

Rehan membuka pintu rumah itu, dan mata Naumi sudah langsung disuguhi banyak nya lelaki-lelaki yang bertubuh besar, dan wajah yang tampan.

"Eh Nau, lo ikut kesini." sapa Rey.

"Hai Naumi, kenalin gue Lintang. Kita belum kenalan kan." lanjut Lintang menyodorkan tangan nya.

"Naumi." balas nya.

"Gue Bima." sambung Bima datar. Dan Naumi tersenyum.

Lintang menyenggol bahu Devan,"Lo gamau kenalan sama Naumi?" tanya nya.

"Aku udah kenal, nama dia Devan kan." sahut Naumi, dan saat itu juga mereka semua langsung menatap ke arah nya.

"Oh jadi udah kenalan." ucap Rehan tanpa ekspresi.

"Gaada, cuma tadi aku dengar nama dia waktu Devan di panggil sama Rindy." perjelas Naumi.

"Udah Nau, gak usah gugup gitu. Santai aja." ujar Rey.

1/2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang