UMPAN

55 2 0
                                    

Setelah membuat air lemon campur madu, Azla kembali ke kamar, dia membuka pintu kamar dan masuk ke dalamnya, untuk beberapa hari ke depan dia tidak akan pulang meski Serin dalam bahaya, bila di tangkap basah penjahat itu pastinya melarikan diri, dia tidak turun tangan, biar Track dan Skate yang menangkap mereka sebisa mungkin.

Azla duduk di tepi ranjang sambil menyeruput air lemon dalam gelas,  dia meletakkan gelas itu di atas almari lalu mengambil ponsel yang terletak di dekat gelas, jempol tangannya memencet nomor Skate lalu menempelkan ponsel di telinganya, keluarga Treeland sangat menerima dia dalam keluarga, dia bebas mau melakukan apapun di dalam rumah, bahkan baju atau kebutuhan lain  biasanya Treeland yang menyediakan jadi dia bisa tinggal lebih lama.

"Apa ada masalah di sana, hm?" Tanya Skate dari dalam telpon.

"No, bagaimana hasil penjagaan kalian kemaren? Aku harap kalian tidak gagal," jawab Azla balik bertanya, dia menumpukan pandangan ke lantai kamar.

"Kami belum berhasil menangkap penjahat itu, tapi saat kami mengawasi gerak geriknya, penjahat itu tampak mengintai Serin dari jendela kamar lalu pergi begitu saja," timpal Skate melaporkan secara singkat.

"Bitch! Terus awasi penjahat itu, suruh Track mencari tau informasi tentang penjahat itu lalu laporkan padaku!" Gertak Azla, dia geram dengan apa penjahat

"Baik, kami akan menjaga dan mengangkap penjahat secepatnya," jawab Skate dalam telpon, Azla mematikan telpon sepihak.

Pintu kamar di buka dari luar, Treeland datang menghampiri Azla yang masih di tepi ranjang, Azla bergeser ke samping dan mempersilahkan Treeland duduk, dia berharap Treeland tidak mendengar percakapannya dengan Skate, dalam hal apapun yang kiranya mencakup keamanan keluarganya, orang lain selain Skate dan Track tidak boleh tau atau mencampurinya,  semua bisa dia selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Treeland bermain ponsel, dia belum mengatakan sepatah kata pun semenjak datang, Azla  hanya mampu diam, dia tidak tau apa yang harus di bahas, semua berjalan normal tanpa terjadi keanehan, Azla mengambil gekas berisi air lemon di atas meja, dia minum setengah lalu meletakkan kembali di atas meja.

"Aku kemaren bermimpi tentang Dean," ucap Treeland memulai cerita.

"Apa mimpimu? Apa dia memberikan pesan untukku melalui kau?" Tanya Azla bertubi-tubi, dia mendongak ke arah Treeland di sampingnya.

"Yes, dia mulanya memberikan senyum lebar lalu duduk tepat di sampingku, dia bilang begini, suruh dia menjaga dengan baik, tapi aku tidak tau harus menyuruh siapa," jawab Treeland menceritakan sesingkat mungkin.

"Dean langsung pergi setelah mengatakan itu?" Timpal Azla sambil mengalihkan padangan ke tempat lain.

"Benar, aku yakin, pesan itu pasti untukmu," ucap Treeland, dia membaringkan tubuh di atas ranjang dengan merentangkan kedua tangan.

"Mengapa Dean tidak mengucapkan langsung padaku? Aku sangat ingin bertemu dengannya," jawab Azla dengan menghela napas kasar.

"Aku juga tidak tau, mungkin karena dia tidak mau menganggu pikiranmu," timpal Treeland yang bangun dari berbaring, dia berdiri dari tepi ranjang dan berjalan keluar kamar meninggalkan Azla sendiri.

Ponsel di atas almari berbunyi, menandakan ada pesan baru masuk, Azla mendongakkan kepala ke arah ponsel, dia berharap itu pesan dari Track yang telah mendapatkan informasi tentang penjahat yang mengintai Serin, untuk beberapa saat Azla terdiam, hatinya kurang percaya dengan mimpi yang di ceritakan oleh Treeland, namun Treeland bisa tersinggung bila dia di anggap mengarang cerita.

Azla berdiri dari tepi ranjang, dia berjalan mendekati ponsel di atas almari, nampak di layar ponsel pesan masuk dari Track, di sana Track memberi tau bahwa dia telah mendapatkan informasi tentang penjahat itu, Track juga memberi tau pemimpin dari mafianya dan tujuan penjahat itu mengintai Serin, membaca pesan Track, Azla sontak menggebrak meja yang berada di dekat almari, dia merasa di permainkan oleh pengecut seperti mereka.

Dia membalas pesan dari Track, dia memberi perintah agar Track mencari tau alamat rumah dan nomor telepon pemimpin mafianya penjahat itu, untuk menenangkan pikirannya, Azla mengambil gelas di dekat ponsel, dia meneguk air lemon sampai habis lalu membawa gelas yang telah kosong keluar kamar. Di dapur, ada Henny ibunya Treeland tengah masak, itu tidak mengherankan karena sebentar lagi malam, pasti Henny memasak untuk makan malam.

"Azla, apa kau sedang sakit?" Tanya Henny yang sibuk mengiris bahan makanan.

"No aunty, aku hanya menjaga imun seperti yang aunty ajarkan," jawab Azla meletakkan gelas di atas meja dapur.

"Itu bagus, teruskan biar kesehatanmu terjaga," tutur Henny pada Azla di dekatnya, dia sibuk menyiapkan bumbu masakan.

"Yes aunty, aku kembali ke kamar dulu," timpal Azla berbalik badan dan berjalan pergi.

Umpan harus segera di buat untuk penjahat itu dan teman-teman mereka yang ikut bekerja sama, setelah mendapatkan alamat rumah dengan nomor telepon pemimpin mafianya, otomatis Azla akan menyamar menjadi orang asing yang datang hendak bergabung dengan mereka, dia masuk ke dalam kamarnya lagi, tanpa menghentikan langkah, dia langsung mendekati almari di sudut ruangan, di sana, ponsel kembali menampakkan pesan baru dari Track di layar ponsel.

Jempol Azla menggeser layar ponsel ke atas, suatu aplikasi menampakkan pesan dari Track, dalam pesan itu Track memberi alamat rumah dan nomor ponsel pemimpin mafianya penjahat, tanpa pikir panjang, dia langsung memencet nomor pemimpin mafia dan menempelkan ponsel di telinganya, telponnya berdering, menandakan pemimpin mafia ini tengah sibuk dengan urusannya, mungkin penjahat itu adalah anggota dari mafia besar dalam kota jadi pemimpinnya sibuk.

"Siapa ini?" Tanya pemimpin mafia itu dalam telpon.

"Halo tuan, apa tuan membutuhkan orang untuk menjalankan misi?" Jawab Azla dengan membuat suara berat.

"No, aku tidak membutuhkan orang untuk menjalankan misiku, apalagi orang asing," timpal pemimpin mafia dengan tegas.

"Ayolah tuan, aku janji tidak akan berbuat kesalahan," bujuk Azla agar pemimpin mafia termakan umpan.

"Baiklah, bila kau serius, besok datang ke markas untuk di uji tahap awal," ucap pemimpin mafia itu lalu mematikan telpon sepihak.

Azla tersenyum miring, dia berhasil menggiring pemimpin mafia bodoh  untuk memakan umpan, nanti biar Track atau Skate yang datang ke markas mafia itu untuk menjadi dia, dia menjadi umpan di depan dan penghadang di belakang, penjahat seperti mereka tidak akan bisa lari bila medapat jebakan semacam ini.

Tinggal menggagalkan rencana busuknya saja, Azla duduk di kursi dekat meja, dia merasa sangat puas dengan umpannya yang mudah termakan oleh pemimpin mafia itu, mungkin mengagalkan rencana mereka tidaklah sulit, hanya perlu menunggu waktu main saja sampai titik keberhasilan.

                        BERSAMBUNG

MENIKAHI IBU TIRI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang