PULANG KE KOTA

51 1 0
                                    

Di dalam kamar, Azla memindahkan pakaiannya dari dalam almari ke dalam koper, dia hendak pulang hari ini karena urusannya di kota ini dan penjahat yang menculik Ana sudah di bereskan, sebenarnya urusannya di kota sudah selesai dari hari pertemuan lalu, kebetulan penjahat menjalankan aksinya saat dia masih di luar kota, jadi dia sekalian menjalankan strategi baru untuk menangkap penjahat dengan mudah.

Pintu kamar di buka dari luar, nampak Treeland yang menghentikan langkah di pintu, Azla mendongak ke arah pintu dengan sunggingan senyum, lalu kembali merapikan baju yang telah di pindahkan dari dalam almari dan menutup resleting koper setelah selesai merapikan baju, dia duduk di tepi ranjanh, Treeland melanjutkan langkah masuk ke dalam kamarnya Azla, dia duduk di atas sofa yang berada dalam ruangan sambil memiringkan senyum.

"Kau pulang hari ini? Tidak besok saja, sekalian denganku, " Tanya Treeland memandang Azla di tepi ranjang.

"Memangnya kau mau kemana?" Jawab Azla balik bertanya.

"Aku kan pernah bilang bahwa aku yang memegang perusahaan papaku di kotamu, jadi aku mau memastikan sama ada janji bertemu sama kelayen," timpal Treeland menjelaskan.

"Kau ikutlah pulang ke kotaku,  nanti kau bisa tinggal di rumahku," pinta Azla sambil berdiri dari tepi ranjang, dia melangkah dan beralih duduk di samping Treeland.

"No, aku akan merepotkanmu, kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu Azla," tolak Treeland secara halus.

"Apakah aku merepotkanmu dan keluargamu?" tanya Azla menekuk lengan dan meletakkannya di atas pundak Treeland.

"Tentu tidak, kau kan juga bagian dari keluarga kami," jawab Treeland mendongak ke arah Azla di belakangnya.

"Begitu pula denganku, kau juga bagian dari keluargaku, jadi kau tidak akan pernah merepotkan siapapun ketika tinggal di rumahku," timpal Azla menyimpulkan.

"Baiklah, aku juga sudah bersiap, lagi pula kau akan tetap memaksa meskipun aku menolaknya," ucap Treeland mengalihkan pandangan ke tempat lain.

"Kalo begitu, ayo kita berangkat," ajak Azla sambil berdiri dari sofa.

Treeland ikut berdiri, mereka berdua keluar kamar secara bersamaan, Azla menarik koper dengan salah satu tangannya, di ruang tamu, ada Henny dengan Handers yang sedang menyiapkan sesuatu hal, mereka langsung menghentikan kegiatannya saat Azla dan Treeland datang.

"Kami berangkat dulu ya om, tante, terimakasih telah menampungku selama ini," ucap Azla, dia bersaliman dengan Handers dan Hanny secara bergantian.

"Ini ada  hadiah dari kami untuk putrimu yang sering kau ceritakan, semoga saja muat, di dalam ini ada nomor suamiku agar kita mudah berkabar," jawab Hannya memberikan kotak berukuran besar yang di hias pita.

"Thank you, putriku akan senang menerima hadiah dari om dan tante," timpal Azla melebarkan senyumannya.

"Kalian berangkatlah, nanti bila terlalu siang, tiketnya habis, berhati-hatilah di jalan," tutur  Handers sambil merangkul Dev dari belakang.

"Baik om, sekali lagi terimakasih telah menampungku di sini," ucap Azla memandang Handers dan Hanny sekilas.

Mereka berdua melanjutkan langkah keluar rumah, Treeland juga  menarik koper dengan salah satu tangannya, dia menekan tombol yang terdapat di kunci mobilnya, lalu mobil di halaman berbunyi, Treeland memberikan koper yang di tarik pada Azla, dia berjalan mendahului Azla dan masuk ke dalam mobil bagian depan.

Sementara Azla membuka bagasi, dia memasukkan dua koper ke dalamnya lalu menutup  bagasi, setelah menyimpan koper di tempatnya, dia kembali melangkah, membuka mobil bagian depan dan duduk di samping Treeland.

Mobil mulai melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, mereka terdiam menikmati perjalanan masing-masing, Azla memandang pemandangan di luar melalui jendela mobil, dia menempelkan telapak tangannya di kaca mobil, layaknya anak kecil yang telah terperangkap ribuan tahun tanpa mengenal dunia luar.

sesekali dia mengalihkan pandangan ke depan bila sudah bosan memandangi ke luar melalui jendela mobil, Treeland mendengarkan musik menggunakan headshet di kedua telinganya, telpon di dalam saku berbunyi, Azla mengambil ponsel dengan salah satu tangannya, di layar ponsel terpampang nama Serin, dia menggeser simbol telpon ie atas lalu menempelkan ponsel di telinganya.

"Apa ada yang menganggumu lagi, hm?" Tanya Azla mendadak cemas.

"No, aku hanya mau memberitahumu  bahwa aku sudah di rumah bersama Ana, pemilik kelas telah mengidzinkanku pulang karena aku sudah pulih," jawab Serin dalam telpon.

"Its good, jika kau terus berada di sana bersama Ana maka semakin banyak bahaya yang datang," timpal Azla menghela napas lega setelah menyelesaikan kata-kata.

"Benar, aku sangat bersyukur bisa pulih dalam waktu yang tepat," ucap Serin dengan nada  gembira.

"Di mana Ana? Dia sedang apa?" Tanya Azla  yang tidak mendengar suara Ana dari tadi.

"Dia masih tidur, semalaman bermain sampai pagi," ucap Villia tersenyum lebar.

"Benarkah? Aku sudah melewatkan momen menyenangkan," timpal Azla, dia memegang kepala dengan salah satu tangannya.

"Cepatlah kembali, Ana sangat merindukanmu," perintah Serin menahan senyum.

"Baiklah, aku akan segera datang," jawab Azla lalu mematikan telpon sepihak.

Mobil berhenti di parkiran stasiun, Treeland turun dari dalam mobil  di barengi Azla yang juga turun dari pintu mobil lainnya, mereka berhenti di depan mobil memanadangi  bangunan stasiun, Azla sangat tidak asing, apalagi saat kecil dia sering di ajak main ke kota ini oleh Dean dengan ibunya.

benar-benar kota penuh kenangan, Azla berjalan ke belakang mobil, dia membuka pintu bagasi dan mengambil dua koper di dalamnya, dia mengeluarkannya satu persatu lalu menutup kembali bagasi, Azla menarik kedua koper dengan kedua tangannya, mendekati Treeland yang masih berdiri di depan mobil.

Mereka berdua berjalan masuk ke dalam stasiun, keduanya sudah memiliki tiket karena  Handers membelikan untuk mereka kemaren, ada kereta yang belum berangkat mengantarkan penumpang padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan, saat Treeland tanya pada satpam kenapa kereta itu belum berangkat, ternyata dia berangkat setiap jam sepuluh pagi, artinya mereka tidak terlambat, keduanya masuk ke dalam kereta api, di dalam kereta, penumpang sudah lumayan banyak, Azla dan Treeland duduk berhadaoan di dekat pintu.

Karena kereta sudah penuh lebih awal, jadi kereta berangkat di jam sembilan, sepanjang berjalanan Azla hanya bisa melihat tingkah orang-orang yang berada dalam kereta, ada yang bermain ponsel, berbicara dengan teman sebelah, ada juga yang  berdiri dengan tangannya memegang pada pegangan yang tersedia, yang menyita perhatiannya adalah seorang nenek dan cucu kecilnya, mereka duduk di tempat paling ujung.

Sepanjang jalan nenek dan cucunya bermain lalu tertawa bersama, nenek itu terlihat sangat menyayangi anak kecil di delannya yang merupakan cucunya, Azla mengalihkan pandangan ke tempat lain, dia sudah lebih dari dua jam memandagi mereka berdua dengan beberapa kali mengedipkan mata.

Kereta berhenti di stasiun kotanya Azla, Azla turun sambil mengangkat koper di susul Treeland dari belakang, mereka berdua berjalan masuk ke dalam stasiun tanpa beristirahat karena ingin cepat sampai di rumah.

                      BERSAMBUNG

MENIKAHI IBU TIRI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang