Azla berdiri di depan kaca, dia menyisiri rambut setelah di kasih minyak lalu membenarkan jas yang di kenakan, hari ini dia hendak memindahkan Dean dari ruang bawah tanah ke ruangan penting yang sebelumnya pernah di buka untuk mengetahui kebenaran, mereka tidak lagi hidup tapi masih bisa di satukan, dia telah menyiapkan semua mainannya dari kecil hingga remaja untuk di gantung di sepanjang dinding dengan bubuhan lampu agar gemerlap setiap malam.
Selesai bersiap, Azla keluar dari dalam kamar sambil menautkan kancing lengan jas, sekarang yang menyiapkan sarapan adalah Track, dia membeli dari cafe sepuluh menit sebelum Azla selesai bersiap, Azla menarik salah satu kursi ke belakang dan duduk di atasnya, dia mengambil makanan miliknya sementara Track menuangkan sirup untuknya, mereka sarapan bersama tanpa suara, keduanya sibuk dengan sarapan masing-masing.
"Skate tadi menghubungiku, dia bilang Dean telah di dandani dan siap untuk di pindahkan," ucap Track di sela-sela mengunyah makanan.
"Its good, kita tidak perlu membuang waktu untuk menunggu," jawab Azla tanpa memandang Track di depannya.
"Kita apakan ruang rahasia itu? Apakah kau akan menjadikannya kuburan mewah untuk kedua orang tuamu," tanya Track yang tidak mengerti rencana Azla, dia dari kemaren hanya melakukan yang di perintahkan.
"Yes, aku harus menyatukan kedua orang tuaku meski mereka sudah tiada," jawab Azla melirik Track di depannya.
"Kau memang anak yang baik Azla, Dean di alam lain pasti bangga melihatmu," puji Track pada Azla yang begitu menyayangi kedua orang tuanya.
"Thanks, aku hanya menghormati mereka," ucap Azla menyunggingkan senyum lalu meminum sirup miliknya.
"Gadis itu kau apakan? Tidak mungkin kan bila kau kubur bersama orang tuamu," tanya Track di sela-sela mengunyah sarapan yang tinggal sesendok.
"Kita akan bakar nanti malam, besok aku harus berangkat ke luar kota," jawab Azla sambil berdiri dari tempat duduk.
"Baiklah," timpal Track setelah meminum sirup miliknya, dia juga berduri daei tempat duduk.
Mereka berdua berjalan berbuntutan ke teras, di sana mobil sudah terparkir seakan tau Azla hendak pergi, pak sopir sudah siaga di mobil bagian depan untuk mengantarkannya kemana pun, Track membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Azla, Azla masuk ke dalamnya dan duduk di kursi dekat jendela, di susul Track yang duduk di sampingnya sambil menutup pintu mobil.
Ponsel di dalam saku berbunyi, salah satu tangan Azla mengambilnya, di layar ponsel nampak nontifikasi Serin mengirim pesan, jempol Azla memencet nontifikasi itu,Serin mengiriminya foto selfi dia dengan Ana, terlihat mereka bahagia ada di kelas itu, Azla yang tidak pernah memasang walpaper di ponsel, menjadikan foto yang di kirim Serin menjadi walpaper layar utama, nanti bila sewaktu-waktu dia rindu, dia tinggal memandang ponselnya.
Azla mengembalikan ponsel dalam saku, dia memandang ke depan dengan pokus dan menyuruh pak sopir untuk lewat jalan pintas agar cepat sampai, nanti pembuatan kuburan bagi kedua orang tuanya dalam ruangan masih menyita waktu. Pak sopir hanya menanggapi dengan anggukan kepala berulang kali, dia sekarang membawa mobil melewati jalan pintas, di sepanjang jalan pintas tidak ada hambatan, hanya saja kiri kanan jalan ada hutan lebat dan kadang hewan liar yang keluar hutan menghadang.
Mobil berhenti di dekat kuburan, Track membuka pintu mobil sambil keluar dari dalamnya, Azla juga keluar setelah Track. Mereka berdua berjalan beberapa langkah ke depan lalu membuka penutup ruang bawah tanah, Azla masuk terlebih dahulu di buntuti Track dari belakang, tata ruang bawah tanah tidak pernah berubah sama sekali.Azla masuk ke ruangan di mana jasad Dean di simpan, di sana, Dean terlihat beda dari sebelumnya karena di dandani oleh Skate, Skate pun masih ada di sana, Dean tampak tampan dan gagah seakan belum meninggal.
Selama di simpan, jasad Dean di beri pengawet yang di import dari luar negri jadi sampai kapanpun tidak akan berubah bentuk atau keropos di makan binatang kecil, Azla duduk di dekat Dean berbaring, dia ingin menghabiskan saat-saat terakhir bisa memandang Dean sebelum di kubur.
"Aku akan menyatukan daddy dengan mommy, aku harap kalian bisa berbahagia dan rukun," ucap Azla sambil meletakkan telapak tangan Dean di atas telapak tangannya lalu berdiri.
"Letakkan Dean dalam peti dan bawa ke atas, aku akan menunggu kalian di atas," perintah Azla pada Skate dan Track yang ada dalam ruangan itu.
Mereka terdiam tanpa menjawab, Azla berjalan keluar ruangan meninggalkan mereka berdua, dia menghentikan langkah di luar ruangan dan mulai melubagi ruangan itu dari luar, dia ingin melihat Dean untuk terakhir kalinya, dari luar nampak Skate dan Track memindahkan Dean ke dalam peti, peti di tutup rapat lalu di angkat keluar ruangan, dengan seribu langkah cepat Azla segera pergi dari tempatnya mengitip, dia menunggu di luar ruang bawah tanah seakan tidak terjadi apa-apa.
Tidak lama, Skate dan Track datang dengan membawa peti, mereka memasukkan peti ke dalam bagasi mobil, Azla juga masuk ke dalam mobil bagian belakang dan menyuruh pak sopir untuk melajukan mobil, perjalanan pulang lebih cepat dari berangkat karena melewati jalan pintas, di luar jalan pintas ke arah kuburan, ada jalan pintas lain yang lebih dekat menuju rumahnya Azla. Di bagasi, Skate dan Track menata posisi peti agar mereka mendapatkan tempat untuk duduk.
Mobil kembali berhenti, Azla turun dari dalam mobil bagian belakang, dia berjalan ke belakang mobil untuk membuka bagasi, dari dalam rumah ada penggali kubur yang datang membantu Skate dan Track, mereka bergotong-royong membawa peti berisikan Dean ke dalam rumah, Azla masuk ke dalam ruangan penting bertembok hitam di rumahnya, dia melihat ke dalam yang telah di gali lumayan dalam.
Ibunya sudah di kubur dan kuburannya di keramik rapi, dari luar datang mereka yang membawa peti berisikan Dean, mereka memasukkan peti ke dalam satu lubang yang belum di tutup secara perlahan-lahan lalu di tutupi dengan tanah yang tergali.
Kedua orang tuanya telah di satukan, Azla menyunggingkan senyum lebar sambil mengawasi mereka yang sibuk mengeramik makam, sunggingan senyumnya ternyata tidak bisa menahan air mata yang akan keluar, air matanya perlahan turun membasahi pipi, dia langsung menghapus kedua punggung tangan sebelum mereka menyadarinya.
Stelah selesai mengeramik, mereka berdiri dan memepi di tembok, Azla berjalan ke tengah makam kedua orang tuanya, dia berjongkok, memandangi kedua makam secara bergantian, meski hanya bisa memandang, dia merasa sangat bahagia karena berada di dekat kedua orang tuanya.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHI IBU TIRI [END]
Losowe"Azla, daddy tau jika Serin adalah cinta pertamamu, dia pujaan hatimu, maafkan daddy jika telah merebut kekasih dari dalam hatimu, daddy hanya ingin membuatmu bahagia karena selalu ada di dekatnya meski hubungan kalian sebatas anak dan ibu, sekarang...