Di atas sofa yang ada dalam ruang rawat, Azla membuka salah satu matanya yang terpejam, dia melihat Serin dan bayinya, mereka sudah tertidur pulas, Azla perlahan membuka kedua mata lebar-lebar dan bangun dari sofa, dia memakai jas yang di sampirkan pada sandaran sofa. Sebelum pergi, Azla mendekati Serin untuk sekadar berpamitan, dia mencium pucuk kening Serin perlahan lalu kembali berjalan mendekati bayinya di dalam ranjang, dia menyunggingkan senyum melihat muka bayinya yang begitu mirip dengan Dean.
Azla membelai kening dan menciumnya perlahan, selesai berpamitan, dia berjalan keluar dari ruangan sambil membenarkan jas yang di kenakan, dalam situasi seperti ini, dia tidak mungkin bisa keluar dengan bebas karena memiliki tanggung jawab tambahan, yaitu merawat Serin selama pemulihan, jadi semua tugasnya akan di bagikan pada anggota mafia, Azla masuk ke dalam mobil yang terparkir di teras, tujuan utama hari ini ke markas yang sudah lama tidak di kunjungi.
Saat di perjalanan, Azla mengambil ponsel dalam saku jasnya, dia memencet nomor Track lalu menempelkan ponsel di telinganya, dia ingin Tack mengurus rumah selama Serin dalam masa pemulihan, nanti dia cukup menjaga dan membantu memenuhi semua yang Serin butuhkan.
"Apa yang kau butuhkan, hm?" Tanya Track dari dalam telpon.
"Kau harus membantuku, Serin sudah melahirkan kemaren, jadi tugasmu adalah mengurus rumahku selama Serin dalam masa pemulihan," jawab Azla sambil memandang ke luar melalui jendela mobil.
"Baiklah," timpal Track dengan cepat lalu Azla mematikan telpon sepihak, dia mengembalikan ponsel ke dalam saku jas sambil menyandarkan kepala pada kaca jendela.
Selama ini terlalu banyak masalah yang di pikul sendiri, membuat Azla jadi tak memiliki waktu untuk bercengkerama dengan Serin, harusnya hubungan mereka di pertegas dari dulu bukan hanya sekarang, tapi ada saja masalah yang datang pada Azla dan membuatnya terlena. Saat larut dalam lamunan, ponsel di dalam saku berbunyi, membuyarkan semua lamunan yang memenuhi pikiran, Azla mengambil ponsel yang baru dia masukkan ke dalam saku, di layar terpampang tulisan Baby Serin Azla menggeser simbol telpon ke atas lalu menempelkan ponsel di telinganya.
"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Azla, dia mengangkat kepala yang di sandarkan pada jendela.
"No, aku hanya ingin tau, kau ada di mana sekarang?" Jawab Serin balik bertanya.
"Aku sedang ada urusan di luar, bilang padaku bila kau memerlukan sesuatu," timpal Azla menyembunyikan tujuannya, dia mengerti, bila Serin di beri tau tujuan sebenarnya, Serin pasti melarang dan bilang bahwa dia baik-baik saja.
"Bawakan aku buah dan susu formula untuk bayi, cepat kembali! Aku akan menunggumu," ucap Serin di dalam telpon.
"Oke, ada lagi yang kau inginkan, hm?" Tanya Azla sambil memegang kepala dengan telapak tangan.
"No, itu saja cukup, hati-hati di jalan," jawab Serin yang tidak mau merepotkan Azla.
"Baiklah," timpal Azla dengan mematikan telpon sepihak.
Azla mengembalikan ponsel ke dalam saku, dia berganti menyandarkan tubuh ke sandaran kursi, baru pukul delapan, Serin sudah terbangun dari tidurnya, untung dia segera pergi sebelum dia bangun, bila tidak, maka Serin akan melarangnya. Mobil berhenti di halaman markas, Azla melewatkan perjalanan panjang dengan lamunan, dia keluar dari dalam mobil bagian belakang lalu berdiri di depan mobil sambil memakai kaca mata hitam.
Bangunan kokoh di depannya begitu tinggi dan megah, tapi selama ini yang ada di pikirannya hanya masalah jadi jarang berkunjung, di sekitar juga ada banyak mobil berdatangan, seakan semua anggota tau bahwa dia hendak memberitahu sesuatu hal yang sangat penting, padahal dia tidak memberi perintah untuk mengumpulkan anggota. Azla berjalan masuk ke dalam markas, baru sampai depan pintu, sudah di sambut oleh Skate dan Track yang ternyata datang ke markas terlebih dahulu.
Mereka berjalan beberapa langkah, lalu masuk ke dalam salah satu ruangan yang biasa di gunakan untuk berkumpul dengan para anggota saat ada rapat atau pemberitahuan penting, di sana, semua anggota berkumpul di meja rapat, mereka tau bahwa Azla akan memberikan pemberitahuan penting dari Track, maka dari itu, saat Azla datang mereka sudah bersiap di tempat.
"Good job Track, aku selaku leader dari mafia ini mau membagikan semua tugas yang menjadi tanggung jawabku pada para anggota, aku harap kalian memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, untuk membuktikan bahwa kalian anggota yang baik dan selalu siaga dalam setiap waktu," ucap Azla dengan tegas di tengah para anggota.
"Siap Tuanku!" Jawab semua anggota dengan kompak.
"Skate! Coba pilihkan aku beberapa orang dari anggota yang berbakat, aku beri waktu sepuluh menit!" Perintah Azla pada Skate sambil duduk di kursinya.
"Berdiri bagi yang merasa handal dalam memimpin perusahaan, mengatur keuangan, mengecek keamanan dan membantai musuh! Harus yang berpengalaman!" Ucap Skate, dia berjalan mengitari semua anggota yang masih pada duduk.
Setelah berputar mengelilingi mereka semua, akhirnya ada empat orang yang berdiri, Skate membawa empat orang itu keluar dari ruangan untuk melakukan test, yang lain tetap duduk di tempatnya masing-masing, sambil menunggu hasol test, Azla meminta Track untuk membawakan lima botol soda sebagai pembasah tenggorokan, Track tanpa membantah langsung membawakan lima botol soda di atas nampan, dia menyiapkan itu di meja depan Azla.
"Buka gelas kalian, Track! Tuangkan soda pada gelas mereka!" Ucap Azla yang tidak amu meminum soda sendiri.
"Baiklah," jawab Track sambil berjalan mendekati satu persatu anggota untuk menuangkan soda.
"Apakah mereka meyakinkan? Aku sedikit pun tidak yakin dengan mereka, Azla," imbuh Track mengutarakan pendapatnya.
"Kita lihat hasilnya, jangan pernah memandang kemampuan dari muka," tutur Azla lalu meneguk soda miliknya sampai habis.
"Aku harap semuanya lulus agar mereka bisa berusaha menggatikanmu dengan baik," jawab Track yang kehabisan kata-kata bila Azla telah mengeluarkan penuturan.
"Semoga saja," timpal Azla, dia kembali menuang soda pada gelasnya yang kembali kosong.
Dari luar ruangan, Skate dan empat orang lainnya kembali, dia membawa empat kertas hasil test dan di berikan pada Azla, semua telah di lewati dengan sebaik mungkin, sekarang keputusan ada pada Azla. Azla melihat kertas itu satu persatu dengan memakan waktu cukup lama, beberapa saat, dia baru bisa memutuskan pilihan yang terbaik untuk dia dan empat orang anggotanya.
"Selamat, kalian aku percaya untuk menggantikanku untuk beberapa waktu ke depan, kerjakan tugas kalian dengan sebaik mungkin," ucap Azla sambil menyalami keempat anggota di depannya secara bergantian.
"Baik, kami akan mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin, Tuanku Azla!" Jawab mereka kompak.
Selesai memutuskan, Azla kembali duduk, dia meminta lima botol soda lagi untuk di bagikan pada para anggota sebagai perayaan atas terpilihnya mereka untuk menggantikan Azla sementara, meski begitu, Azla akan tetap mengawasi mereka yang terpilih dari rumah nantinya.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHI IBU TIRI [END]
Casuale"Azla, daddy tau jika Serin adalah cinta pertamamu, dia pujaan hatimu, maafkan daddy jika telah merebut kekasih dari dalam hatimu, daddy hanya ingin membuatmu bahagia karena selalu ada di dekatnya meski hubungan kalian sebatas anak dan ibu, sekarang...