Happy Reading❤
.
.
.
.
.
.
.Pukul 07.30 pagi. Gerbang sudah mulai di tutup. Parkiran Devino dan teman temannya yang awalnya kosong, kini sudah terisi dengan serentak. Mereka tidak janjian, tapi mungkin sudah menjadi kebiasaan. Bahkan saat turun dari motor dan melepaskan helm pun secara bersamaan. Gio, Jerry, Dito, dan Willy hanya menatap Devino lalu pergi tanpa mengatakan apapun. Bukan kah mereka sudah tidak ada hubungan apa apa ? Devino tidak peduli. Ia berjalan menuju kelasnya dengan tangan yang ia masukkan ke saku jaketnya dan muka yang datar. Tidak berminat membalas sapaan dari beberapa adek kelas, seangkatan, maupun kakak kelasnya.
Dari kejauhan ia melihat ada Anisha yang berdiri di tengah lapangan sedang sibuk mengutak atik tasnya. Rambut yang di urai dengan rambut bagian depan sebelah kanan ia jepit menggunakan jepitan rambut bewarna galaxy, warna bibir pink agak kepucatan, dan warna kulit yang semakin putih. Saat Anisha menegakkan kepalanya, Devino menyadari sesuatu. Mata Anisha sangat sayu. Persis seperti orang sakit. Mata Devino terus mengikuti kemana pun Anisha pergi hingga akhirnya hilang saat Anisha menaiki tangga.
dia lagi sakit ? bagus dah -batin Devino
Devino pun kembali melangkahkan kaki nya dengan senyum tipis di wajahnya.
...
Anisha melangkahkan kakinya memasuki kelas lalu pergi menuju mejanya di belakang pojok kiri. Ia memilih untuk pindah tempat duduk agar ia bisa tidur jika kepala nya terasa pusing. Langkahnya terhenti ketika melihat meja dan bangku nya penuh dengan coretan.
penyakitan
simpanan om om
pho
gak berguna
an*ing
ngadu ayaaaang
ke sekolah untuk menggatal
warna bibir lu kurang tebel
Dan masih banyak lagi. Anisha bingung siapa yang menulis fitnah gak jelas di meja dan bangku nya. Matanya berkaca kaca saat melihat satu kata "penyakitan".
"Kerjaan siapa ?" tanya Anisha kepada anak kelas yang berada disana dengan air mata yang semakin menumpuk.
"KERJAAN SIAPA ?!" tanya Anisha lagi dengan nada tinggi dan dada yang naik turun karena sesak.
"Duh neng neng. Kerjaan gue. Kenapa heboh banget si ?" Ucap seseorang di depan papan tulis. Anisha mengarahkan pandangannya ke empu suara. Disana Syiren dan teman teman nya tengah berdiri dengan Syiren yang memutar mutarkan jari di rambutnya.
Syiren menghampiri Anisha. Ia berdiri di hadapan Anisha dengan smirk di bibirnya. Ia lalu menepuk pelan pipi Anisha yang sudah basah.
"Kasian. Cantik cantik gini tapi cuman di permainkan. Udah mau mati bukannya bahagia malah--" Omongan Syiren berhenti ketika tangan Anisha bersiap untuk menamparnya. Hanya saja, tangan Anisha dan di tahan oleh Syiren.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVINO (END)
Teen Fiction⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA KASAR YANG TIDAK BAIK UNTUK DITIRU DI DUNIA NYATA⚠️ Devino Raendra Radipta. Manusia balok es berjalan ini memang terkenal dengan dingin,bad boy,tajir dan ke tampanannya.Padahal dulu sifatnya sangat berbanding terbalik d...