Ancaman.

3.6K 157 8
                                    

Pernah ngerasain posisi aku gak sih? Yang berjuang mati matian demi "kita" tapi gak pernah di hargain.

Happy reading❤




Bel istirahat.Semuanya bergegas membersihkan peralatannya dan keluar dari kelas setelah menerima asupan yang tidak membuat perut kenyang.

Di kelas masih ada beberapa orang.Ada yang makan di kelas karna bawa bekal,ada yang masih menyalin catatan,dan ada yang memilih membaca novel di kelas.

"egh...akhirnya suara merdu bel istirahat keluar juga,laper banget gue",kata Dito sambil merenggangkan ototnya yang terasa kaku.

"tau tuh,gue juga,liat angka matematika sama temen temennya,bawaannya ngantuk mulu,apalagi tu si kumis neranginnya lama bener",dumel Willy sambil beranjak dari tempat duduknya.

"udah buruan ngatin",ajak Gio.

"Vin",panggil Jerry.

"duluan aja",kata Devino sambil meronggoh saku celananya.

Jerry hanya mengangguk lalu mereka pergi.Devino membuka benda yang berlogo apple itu.Baru menghidupkannya saja sudah banyak notifikasi yang masuk.Tapi,satu yang menarik perhatiannya.Pesan dari nomor yang tidak di kenal.

0821xxxxxxx
Hati hati!kalau lo naruh hati ke dia,gue bikin dia gak aman!

Leo?tidak mungkin,Devino punya nomornya.Tetapi,bisa saja kan Leon menggunakan nomor yang lain? Apa apaan orang ini,mengirim pesan yang langsung mengancamnya.

Siapa yang di maksudnya?Keluarganya?temannya?Riana?Anisha?

Anisha.

Kenapa nama itu bisa terbesit di pikirannya?Apa jangan jangan orang yang di maksud itu Anisha?Akhir akhir ini Anisha tidak begitu aman bukan?Tapi,kenapa harus Anisha?Anisha tidak terlalu dekat dengannya,hanya saja...kejadian saat tawuran dimana Devino memeluknya itu awal mula dari ketidak beresan mulai datang.Sial! Devino seharusnya tau situasi saat itu.

Seseorang menepuk pundaknya membuat lamunan Devino buyar.Orang yang pertama di lihatnya adalah Riana.

"lo kenapa ngelamun bukannya ke kantin sama temen temen lo?",tanya Riana lalu duduk di kursi depan Devino.

"males",jawab Devino singkat.

Riana lagi lagi menghelai nafas.Jawaban singkat,Riana harus mulai terbiasa.

"ada yang lagi ganggu pikiran lo ya?"

"gak"

Riana hanya mengangguk.Memaklumi sikap Devino.

"Vin",Riana meraih tangan Devino lalu mengenggamnya.Devino hanya memperhatikannya tanpa mau membalas genggamannya.

"emang gak ada celah lagi di hati lo buat gue?",Devino berdecak.Lagi lagi soal itu.

Devino menjauhkan tangannya dari Riana.

"gue gak mau bahas soal itu",kata Devino dengan nada dingin dan menusuk.

DEVINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang